14 April 2023
16:44 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
JAKARTA – Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono menyampaikan, PMI-BI kuartal I/2023 sebesar 50,75%, lebih tinggi dari 50,06% pada kuartal sebelumnya. Hal tersebut tercermin dari kinerja lapangan usaha (LU) Industri Pengolahan pada kuartal I/2023 meningkat dan masih berada pada fase ekspansi.
“Peningkatan terjadi pada seluruh komponen pembentuk PMI-BI terutama Volume Produksi, Volume Pesanan, dan Volume Persediaan Barang Jadi yang berada dalam fase ekspansi (indeks>50),” sebutnya dalam keterangan resmi, Jakarta, Jumat (14/4).
PMI-BI merinci, pada kuartal pertama ini, Volume Produksi tercatat meningkat dan berada pada fase ekspansi dengan indeks sebesar 52,40% atau lebih tinggi dari 50,29%, pada kuartal sebelumnya.
Peningkatan Volume Produksi terjadi pada mayoritas sub-lapangan usaha, utamanya pada Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki, Industri Alat Angkutan, serta Industri Pengolahan Tembakau.
Sementara itu, komponen Volume Pesanan Barang Input juga tercatat masih berada pada fase ekspansi pada level 52,80%, sedikit meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 52,65 %.
Baca Juga: Permintaan Domestik Topang Kenaikan PMI Manufaktur Kuartal I
Peningkatan Volume Pesanan Barang Input terjadi pada sebagian sub-LU, terutama pada Industri Mesin dan Perlengkapan, Industri Logam Dasar, dan Industri Pengolahan Tembakau.
Kompak, Volume Persediaan Barang Jadi juga menunjukkan peningkatan pada tiga bulan pertama tahun ini dan masih berada pada fase ekspansi dengan indeks sebesar 51,12%.
Dengan demikian, capaian ini lebih tinggi dari perolehan pada kuartal sebelumnya 50,59%, sejalan dengan peningkatan kinerja Volume Produksi.
Peningkatan Volume Persediaan Barang Jadi terutama terjadi pada sub-LU Industri Mesin dan Perlengkapan, Industri Pengolahan Tembakau, serta Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman.
Adapun, peningkatan kinerja PMI-BI kuartal I/2023 terjadi pada mayoritas sub-LU Industri Pengolahan, di mana peningkatan terbesar teriadi pada Industri Mesin dan Perlengkapan (61,83%); Industri Alat Angkutan (58,93%); dan Industri Pengolahan Tembakau (52,35%).
“Perkembangan PMI-BI tersebut, sejalan dengan perkembangan kegiatan LU Industri Pengolahan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia yang tercatat meningkat dengan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 1,54%.” jelasnya.
Kondisi PMI-BI Kuartal II
Erwin menyampaikan, pada kuartal II/2023, kinerja lapangan usaha Industri Pengolahan diprakirakan kembali meningkat dengan indeks 54,79%. Terbilang naik lebih tinggi dari 50,75% pada kuartal I/2023.
“Berdasarkan komponen pembentuknya, seluruh komponen tercatat meningkat dan berada pada fase ekspansi. Dengan peningkatan tertinggi terjadi pada Volume Persediaan Barang Jadi, Jumlah Tenaga Kerja, dan Volume Produksi,” paparnya.
Pada kuartal ini, komponen Volume Persediaan Barang Jadi diproyeksi melanjutkan tren peningkatan dengan indeks sebesar 57,05%, sejalan dengan peningkatan perkiraan Volume Produksi. Seluruh sub-LU berada pada fase ekspansi, dengan indeks tertinggi pada Industri Tekstil dan Pakaian Jadi serta Industri Barang Galian Bukan Logam.
Selanjutnya, Penggunaan Tenaga Kerja LU industri pengolahan diperkirakan meningkat dan berada pada fase ekspansi dengan indeks sebesar 51,20%. Peningkatan tersebut sejalan dengan peningkatan aktivitas produksi.
Baca Juga: Pemerintah Waspadai Perlambatan PMI Manufaktur Negara Mitra Dagang
Berdasarkan sub-LU, peningkatan/perbaikan terjadi pada mayoritas sub-LU, kecuali Industri Barang Galian Bukan Logam yang tercatat melambat. Peningkatan tertinggi terjadi pada sub-LU Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional, Industri Mesin dan Perlengkapan, serta Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik.
Pada kuartal kedua juga, Volume Produksi dipercaya akan meningkat dengan indeks sebesar 56,73% sejalan dengan permintaan yang meningkat, didukung ketersediaan sarana produksi dan kapasitas penyimpanan. Mayoritas sub-LU berada dalam fase ekspansi, dengan indeks tertinggi pada Industri Logam Dasar disusul Industri Tekstil dan Pakaian Jadi.
Secara umum, Erwin pun memperkirakan, sejumlah sub-lapangan usaha Industri Pengolahan bakal membaik dari fase kontraksi menjadi ekspansi, terutama pada Industri Furnitur dan Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik.
“Selain itu, beberapa sub-lapangan usaha diperkirakan meningkat, terutama pada Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman, Industri Tekstil dan Pakaian Jadi, serta Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional,” paparnya.