02 Oktober 2024
10:12 WIB
Industri Panel Surya AS Investasi Rp8 T Bangun Pabrik di KIT Batang
Perusahaan panel surya asal Amerika Serikat, SEG Solar Inc, melakukan groundbreaking pabrik di KIT Batang dengan investasi senilai Rp8 triliun.
Penulis: Aurora K MÂ Simanjuntak
Editor: Fin Harini
Ilustrasi. Foto udara Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) IKN di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (1/8/2024). Antara Foto/Hafidz Mubarak A
JAKARTA - Industri manufaktur panel surya, SEG Solar Inc., melaksanakan groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan pabrik di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) untuk hilirisasi pasir silika dengan investasi Rp8 triliun.
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Nurul Ichwan mengatakan, perusahaan tersebut merupakan investor pertama dari Amerika Serikat yang melakukan groundbreaking di KITB.
"Proyek industri panel surya ini akan menjadi pabrik panel surya terintegrasi terbesar SEG Solar di Asia Tenggara untuk mendukung rantai pasok secara global, dengan total rencana investasi sebesar US$500 juta atau setara Rp8 triliun," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (1/10).
Baca Juga: Dilema Keberlanjutan Panel Surya Untuk PLTS Atap
Nurul menilai pentingnya meningkatkan realisasi investasi, khususnya pada ekosistem industri panel surya ke depannya. Menurutnya, hal itu bertujuan mendukung pencapaian target bauran energi terbarukan sebesar 42% pada 2030.
Dia pun menyebutkan capaian bauran energi terbarukan hingga saat ini baru mencapai sekitar 14%. Oleh karena itu, pihaknya mendorong investasi hilirisasi pasir silika oleh PT SEG Solar Manufaktur Indonesia.
Selain meningkatkan nilai tambah, menurutnya hilirisasi juga penting agar RI masuk menjadi bagian rantai pasok global.
"Serta untuk mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) dan bauran energi terbarukan melalui penguatan ekosistem industri panel surya,” imbuh Nurul.
Anak buah Rosan Roeslani itu juga menyampaikan, pabrik milik SEG Solar di KIT Batang nantinya ditargetkan bisa menyerap hingga 2.000 tenaga kerja dalam kurun waktu 5 tahun mendatang, berarti kira-kira tahun 2029. Adapun pabrik tersebut dibangun di atas total kebutuhan lahan seluas 40 Ha.
Dia menerangkan, pembangunan pabrik panel surya tersebut ditargetkan rampung pada 2025. Total kapasitas produksi pabrik mencapai 5 gigawatt, dan produknya akan diekspor terutama ke Amerika Serikat, serta untuk pasar domestik.
Baca Juga: Pemerintah Bidik Penambahan Kapasitas PLTS Atap 1,5 GW Per Tahun
Deputi Rosan Roeslani itu mengutarakan, apabila konsumsi listrik meningkat ke depannya, maka produk panel surya bisa menjawab tantangan sebagai media penyedia listrik. Peningkatan konsumsi ini didorong tingginya kebutuhan pelanggan individu dan maraknya pengembangan industri.
Dia pun berharap proyek hilirisasi pasir silika yang sedang dibangun ini dapat memainkan peran penting dalam pengembangan potensi energi terbarukan di Indonesia.
"Produksi panel surya ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap peningkatan kebutuhan konsumsi listrik nasional yang diproyeksikan akan meningkat rata-rata sebesar 4,1% per tahun dalam 10 tahun ke depan," tutup Nurul.