c

Selamat

Jumat, 7 November 2025

EKONOMI

15 Oktober 2024

17:46 WIB

Indonesia Surplus Perdagangan Kopi US$1,47 Miliar

BPS melaporkan surplus perdagangan kopi senilai US$1,47 miliar, lantaran ekspor kopi Indonesia periode Januari-September 2024 lebih tinggi dibandingkan jumlah impornya.

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Indonesia Surplus Perdagangan Kopi US$1,47 Miliar</p>
<p id="isPasted">Indonesia Surplus Perdagangan Kopi US$1,47 Miliar</p>

Petani kopi Tanah Karo, Sumatera Utara. Sumber: Shutterstock/Maulana Image

JAKARTA - Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan selama Januari-September 2024, ekspor kopi Indonesia lebih tinggi dibandingkan impor. Kopi jenis robusta menjadi kopi paling laris diperdagangkan, baik impor maupun ekspor.

Amalia menuturkan, untuk ekspor di periode Januari-September 2024 tercatat mencapai US$1,49 miliar atau sebanyak 342,44 ribu ton. Sementara itu, impornya tercatat sebanyak US$319,84 juta atau sejumlah 67,65 ribu ton.

"Baik ekspor maupun impor kopi Indonesia ternyata didominasi oleh komoditas kopi robusta yang tidak digongseng dan tidak dihilangkan kafeinnya," kata Amalia dalam rilis BPS, Selasa (15/10).

Baca Juga: Kemendag Beberkan Potensi Peningkatan Ekspor Kopi Indonesia

Berdasarkan tujuan negara ekspor, terdapat tiga besar negara pengekspor kopi tertinggi dari Indonesia. Pertama adalah ke Filipina dengan total volume 85 ribu ton. Disusul Amerika Serikat (AS) sebanyak 31,37 rbu ton, lalu posisi ketiga adalah Malaysia sebanyak 32,33 ribu ton. Ekspor tertinggi keempat menuju ke berbagai negara sebanyak 193,39 ribu ton.

Sementara itu, untuk negara asal impor kopi yang dilakukan Indonesia terbanyak berasal dari Vietnam yaitu 47,27 ribu ton. Lalu, ada Brasil sebanyak 13,04 ribu ton, dan Malaysia sebanyak 1,84 ribu ton, serta dari negara lainnya sebanyak 5,50 ribu ton.

Amalia menambahkan, kopi robusta ekspor kopi Indonesia selama 2024 ini didominasi dengan kopi robusta tidak digongseng dan tidak dihilangkan kafeinnya yang mencapai volume 148,34 ribu ton. Terbanyak kedua adalah jenis olahan kopi yang berbasis ekstrak, esens, atau konsentrat yang mengandung tambahan gula dengan volume 74,48 ribu ton.

Selanjutnya kopi instan dikemas dengan berat kurang dari 20 kg dengan volume 54,37 ribu ton, dan lainnya dengan volume 65,24 ribu ton.

Baca Juga: Terjegal EUDR, Zulhas Tak Khawatir Ekspor CPO Ditolak Di Eropa

Adapun komoditas kopi yang diimpor Indonesia, menurut Amalia didominasi kopi robusta tidak digongseng dan tidak dihilangkan kafeinnya dengan volume 35,40 ribu ton, kopi arabika tidak digongseng dan tidak dihilangkan kafeinnya dengan volume 10,89 ribu ton, olahan kopi yang berbasis ekstrak, esens, atau konsentrat yang mengandung tambahan gula dengan volume 10,71 ribu ton, dan lainnya sebanyak 10,66 ribu ton.

Sebagai informasi, produksi kopi Indonesia naik dari 2018 ke 2022. Rinciannya, sebanyak 756 ribu ton (2018), 752,5 ribu ton (2019), 762,4 ribu ton (2020), 786,2 ribu ton (2021), dan 794,8 ribu ton (2022).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar