30 Mei 2023
14:03 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
JAKARTA - Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto mengonfirmasi bahwa pemerintah akan merampungkan indeks harga nikel milik Indonesia sendiri.
Kepada awak media, Seto menjelaskan saat ini pihaknya tengah meminta proposal dari masing-masing index provider mengingat adanya perbedaan panel yang digunakan. Pemerintah, sambungnya, akan menggunakan panel yang terbaik dan cocok untuk sumber daya nikel di Indonesia.
"Akhir tahun ini indeksnya jadi, kita lagi minta proposal masing-masing index provider dan kita lihat mana yang paling bagus," ungkapnya di Jakarta, Selasa (30/5).
Saat ini, Seto mengatakan London Metal Exchange (LME) merupakan indeks yang banyak dipakai untuk nikel kelas satu. Sementara kelas dua, biasanya menggunakan menggunakan indeks NPI, MHP.
Di sisi lain, hingga kini belum banyak indeks yang mengatur Nikel Matte milik Indonesia.
"Nikel Matte itu untuk spesifik Indonesia belum banyak, mungkin ada di Shanghai Metal Market (SMM) yang udah ada MPI," tutur dia.
Baca Juga: Bertujuan Jadi Pemain Besar Dunia, Ini Arah Hilirisasi Nikel Indonesia
Selain itu, urgensi pembentukan indeks harga nikel ia sebut dikarenakan Indonesia merupakan salah satu produsen terbesar. Dengan adanya indeks sendiri, pemerintah akan mudah melakukan monitoring kondisi market dan kebijakan yang harus dirilis dengan menyesuaikan kondisi.
Meski tidak menjamin perlindungan terhadap fluktuasi harga London Metal Exchange (LME), setidaknya indeks nikel Indonesia nantinya bisa membuat pemangku kepentingan lebih reflektif terhadap pasar di dalam negeri.
Apalagi, saat ini pasar nikel dunia didominasi oleh kelas dua, bukan kelas satu.
"Kita saat ini sedang minta pricing methodology-nya, ada beberapa metodologi yang dipakai, misalnya panel itu ada beberapa sumber, ada buyer, ada trader, dan consumer juga," tegas Seto.
Rencananya, indeks harga nikel Indonesia akan mencakup tiga produk, yakni NPI, MHP, serta Nikel Matte yang kemungkinan besar akan terkorelasi dengan NPI.
Baca Juga: Indonesia Ajak Filipina Konkretkan Kerja Sama Hilirisasi Nikel
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan pentingnya indeks harga nikel Indonesia atau Indonesian Nickel Prices Index (INPI).
Menurut Arifin, INPI nantinya bisa menjadi acuan harga perdagangan nikel di dalam negeri, seperti yang ada pada Harga Batubara Acuan (HBA).
Pengaturan khusus harga acuan nikel dalam negeri, lanjutnya, dilakukan untuk memberi kepastian harga bagi pelaku usaha pertambangan maupun pemilik pabrik pengolahan dan pemurnian terhadap fluktuasi harga nikel di pasar LME.
"Kalau enggak ada indeks itu kan ada yang menekan. Biasanya pembeli adalah raja, jangan sampai ada raja-rajaan lah," tandas Arifin Tasrif beberapa waktu lalu.