c

Selamat

Jumat, 7 November 2025

EKONOMI

23 Juni 2025

17:15 WIB

Indonesia Penuhi Standar Global Ketertelusuran Hasil Perikanan Dunia

KKP bersama Global Dialogue on Seafood Traceability (GDST) bekerja sama dalam meningkatkan jangkauan Sistem Ketertelusuran dan Logistik Ikan Nasional (Stelina) menjadi berstandar global. 

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Khairul Kahfi

<p>Indonesia Penuhi Standar Global Ketertelusuran Hasil Perikanan Dunia</p>
<p>Indonesia Penuhi Standar Global Ketertelusuran Hasil Perikanan Dunia</p>
Sejumlah pekerja mengatur ikan di gudang beku. Antara/HO-Humas KKP

BALI - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Global Dialogue on Seafood Traceability (GDST), bekerja sama dalam meningkatkan jangkauan Sistem Ketertelusuran dan Logistik Ikan Nasional (Stelina) menjadi berstandar global. 

Menurut Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KP Tornanda Syaifullah, sistem ini nantinya bisa memastikan produk perikanan Indonesia berasal dari praktik yang ramah lingkungan dan bukan hasil ilegal fishing.

“Stelina sebagai solusi kolaboratif berbasis interoperabilitas antar sistem dengan output teknologi QR code, akan memperkuat sistem integrasi hulu-hilir. Ini memberikan gambaran lengkap tentang ketertelusuran produk perikanan kepada konsumen,” kata Tornanda dalam keterangan resmi, Jakarta, Senin (23/6).

Baca Juga: Menteri KKP Ungkap Eropa Sebut Penangkapan Ikan Indonesia Barbar

Dia menjelaskan, melalui sistem tersebut, seluruh tahap perjalanan ikan dari hasil budidaya atau tangkap hingga ke tangan konsumen bisa direkam data dan informasinya secara transparan. Tornanda pun berharap, sistem ini bisa meningkatkan daya saing dan kepercayaan pembeli atau buyers terhadap produk perikanan dari Indonesia.

Menurutnya juga, sistem ini menepis isu bahwa produk perikanan Indonesia sebagai hasil ilegal fishing, maupun diproduksi dengan cara yang tidak ramah lingkungan. Lebih lanjut, Tornanda menjelaskan, adanya sistem Stelina ini merupakan tuntuan pasar global. 

Dari data KKP, nilai ekspor udang Indonesia di 2024 senilai US$1,68 miliar atau 28,2% dari total nilai ekspor perikanan. Udang tersebut dikirim dengan tujuan negara ekspor seperti Amerika Serikat (AS), Jepang, China, Uni Eropa (UE) dan ASEAN. 

Sementara untuk nilai ekspor Tuna, Cakalang, Tongkol mencapai US$1,03 miliar atau 17,4% dengan negara tujuan ASEAN, AS, UE, Jepang, dan Timur Tengah.

“Salah satu tren tuntutan pasar global saat ini adalah persyaratan ketertelusuran yang transparan dan berkelanjutan. Konsumen semakin menuntut informasi asal usul ikan termasuk cara penangkapan dan budidaya yang dapat menjaga kelestarian ekosistemnya,” imbuh Tornanda.

Baca Juga: KKP Sebut Baru 20% Ikan Indonesia Yang Layak Ekspor

Executive Director of Global Dialogue on Seafood Traceability (GDST) Huw Thomas menjelaskan, terintegrasinya sistem Stelina dengan sistem ketertelusuran yang dimiliki pihaknya, menunjukkan komitmen Indonesia dalam melindungi sumber daya perikanan berkelanjutan dan memastikan keamanannya untuk dikonsumsi masyarakat global.

Ketua Asosiasi Penangkapan Pole & Line dan Handline Indonesia (AP2HI) Jani Juari juga menanggapi adanya sistem ini. Menurut dia, hadirnya Stelina berstandar global menjadi angin segar bagi Indonesia dalam meningkatkan perdagangan, khususnya udang dan tuna Indonesia di pasar global.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono menegaskan pihaknya berkomitmen menjalankan program ekonomi biru untuk menjaga keberlanjutan ekolog, guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. 

Salah satu yang dilakukan KKP adalah memastikan kegiatan penangkapan dan budidaya perikanan di Indonesia dilakukan dengan cara yang ramah lingkungan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar