c

Selamat

Jumat, 7 November 2025

EKONOMI

22 April 2025

18:30 WIB

Menteri KKP Ungkap Eropa Sebut Penangkapan Ikan Indonesia Barbar

Menteri KKP menuturkan perikanan Indonesia belum terlalu banyak masuk ke Uni Eropa, salah satunya prosedur penangkapan yang dinilai masih barbar.

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Khairul Kahfi

<p id="isPasted">Menteri KKP Ungkap Eropa Sebut Penangkapan Ikan Indonesia Barbar</p>
<p id="isPasted">Menteri KKP Ungkap Eropa Sebut Penangkapan Ikan Indonesia Barbar</p>

Nelayan membongkar muat ikan cakalang hasil tangkapannya di Pelabuhan Perikanan Panambuang, Pulau Bacan, Halmahera Selatan, Maluku Utara, Jumat (9/12/2022). Antara Foto/Andri Saputra/wsj.

JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan, saat ini perikanan Indonesia masih kurang diminati pasar Uni Eropa. Salah satunya, karena ketertelusuran atau traceability perikanan Indonesia yang belum memadai. 

Menurutnya, Uni Eropa cenderung enggan menerima ikan yang berasal dari proses penangkapan berlebihan (overfishing). Trenggono menjelaskan, pihaknya kerap kali mendapat pertanyaan oleh pihak Uni Eropa terkait prosedur Penangkapan Ikan Terukur (PIT). 

Prosedur tersebut nantinya bisa menyediakan traceability bagi hasil tangkapan ikan, mulai dari lokasi laut saat penangkapan, lokasi pendaratan ikan yang telah ditangkap, hingga lama waktu penangkapan ikan dan pengiriman.

“Saya butuh ketertelusuran penangkapan ikan… Karena di laut tertentu barangkali sudah overfishing, mereka (Uni Eropa) enggak mau. Mereka bilang begini ‘Kenapa kita gak mau ambil dari kalian, karena kalian barbar cara tangkapannya’. Nah ini yang perlu kita benahi,” ungkap Trenggono dalam RDP dengan Komisi IV DPR RI, Jakarta, Selasa (22/4).

Baca Juga: KKP: Ekspor Perikanan Selama Libur Lebaran Tembus Rp1 Triliun

Trenggono pun mendorong Komisi IV DPR RI untuk turut mencari masukan terbaru mengenai penilaian Uni Eropa terhadap perikanan Indonesia.

“Sebentar lagi kita ada forum di Barcelona, itu ada Seafood Expo. Bapak-Ibu (Komisi IV) saya berharap betul dapat masukan dari Uni Eropa, apa klaim mereka terhadap kita? Waktu saya datang, ditanya kenapa PIT enggak dijalanin, aduh saya enggak bisa jawab. Tapi di sisi lain di sini (Komisi IV) saya selalu dikomplain,” tutur Trenggono.

Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Uni Eropa saat ini menempati urutan kelima bagi tujuan ekspor produk perikanan Indonesia. Komoditas ikan yang unggul dikirim ke kawasan tersebut antara lain tuna, cakalang (36,5%), cephalopod (16,9%), udang (12,5%), dan rumput laut (8,1%).

Sementara itu, Uni Eropa memiliki standar mutu dan keamanan yang ketat yang diawasi melalui Direktorat Jenderal Kesehatan dan Keamanan Pangan di Komisi Eropa (DG SANTE). Uni Eropa pun menjadi salah satu konsumen terbesar produk perikanan dunia, dengan angka konsumsi per kapita penduduknya di kisaran 24-25 kg/tahun.

Tak hanya itu, pendapatan rata-rata penduduk di kawasan tersebut mencapai 37.900 Euro atau sekitar Rp630 juta. Oleh karena itu, KKP melihat hal tersebut sebagai pasar perikanan bagi Indonesia yang sangat besar. 

Potensi Konsumsi Ikan Eropa
Laporan Komisi Eropa tentang Pasar Ikan Uni Eropa 2024 mencatat, terjadi penurunan konsumsi makanan laut segar di rumah karena kenaikan harga pada 2023. 

Baca Juga: KKP Ungkap Cara Dorong Ekspor Ikan Ke Eropa

Komisi Eropa mencatat, konsumen Uni Eropa telah mengonsumsi lebih banyak produk makanan laut segar di rumah pada 2019-2022, sebagian besar karena dampak covid-19 pada sektor restoran dan hotel. Namun, tren positif tersebut kini telah berakhir, dengan konsumsi ikan segar rumah tangga telah anjlok ke level terendah pada 2023. 

Tren penurunan konsumsi rumah tangga tersebut sebagian besar disebabkan oleh iklim ekonomi dan geopolitik saat ini, yang menyebabkan peningkatan inflasi, yang sangat membebani daya beli konsumen di tingkat eceran. 

Karena kenaikan harga juga membuat pengeluaran rumah tangga untuk produk perikanan dan akuakultur segar meningkat sebesar 6% selama 2022, melanjutkan tren kenaikan yang dimulai pada tahun 2018.

Konsumsi produk akuakultur di Uni Eropa menunjukkan peningkatan pada 2022. Konsumsi hasil laut budidaya per orang sekitar 6,82 kilogram di 2022, atau tertinggi dalam satu dekade terakhir. 

Sementara itu, konsumsi hasil laut liar hanya 16,70 kilogram per orang, atau terendah dalam satu dekade terakhir. Selanjutnya, konsumsi produk perikanan dan akuakultur 1% lebih rendah dibandingkan tahun 2021.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar