c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

10 Maret 2023

08:42 WIB

Indonesia-Inggris Sepakati Pembelian Produk Kayu US$112 juta

Nota kesepahaman (MoU) disepakati pemerintah Indonesia-Inggris untul pembelian produk kayu dengan nilai potensi dagang mencapai US$112 juta (sekitar Rp1,73 triliun).

Indonesia-Inggris Sepakati Pembelian Produk Kayu US$112 juta
Indonesia-Inggris Sepakati Pembelian Produk Kayu US$112 juta
Ilustrasi. Pengrajin furniture menyelesaikan pembuatan kursi di Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (29/9/2022). ValidNews/Fikhri Fathoni

JAKARTA – Pemerintah Indonesia dan Inggris menyepakati nota kesepahaman (MoU) pembelian produk kayu dengan nilai potensi dagang mencapai US$112 juta (sekitar Rp1,73 triliun).

Penandatanganan MoU dilakukan antara 10 perusahaan Indonesia dengan dua perusahaan Inggris. Kerja sama tersebut disaksikan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan dari kunjungan kerja ke London, Inggris yang berlangsung pada 7-9 Maret 2023. 

"Saya menyambut baik penandatanganan MoU antara perusahaan Indonesia dan Inggris senilai US$112 juta dolar AS. Produk-produk yang diminati perusahaan Inggris yaitu produk kertas dan produk kayu yang mencakup pintu, kusen pintu dan komponennya, serta pelapis dinding," kata Mendag melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (9/3).

Zulkifli Hasan mengatakan Inggris merupakan salah satu mitra penting bagi Indonesia. Dia meyakini, banyak potensi kerja sama perdagangan dan ekonomi kedua negara yang masih bisa dikembangkan.

"Saya juga senang melihat produk kayu Indonesia terus diminati oleh masyarakat Inggris," kata Mendag.

Baca Juga: Mendag Lobi Nike Genjot Produksi Di Indonesia

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang sudah diolah Kementerian Perdagangan, total nilai perdagangan Indonesia dan Inggris mencapai US$2,7 pada 2022 atau meningkat sekitar 5% dibandingkan 2021. 

Tercatat, pada 2022, ekspor Indonesia ke Inggris tercatat sebesar US$1,7 miliar, sementara impor Indonesia dari Inggris sebesar US$1,0 miliar.

Sedangkan pada 2021, total perdagangan Indonesia dengan Inggris tercatat sebesar US$2,6 miliar. Pada periode ini, ekspor Indonesia ke Inggris tercatat sebesar US$1,5 miliar sedangkan impor Indonesia dari Inggris tercatat sebesar US$1,1 miliar.

Produk ekspor utama Indonesia ke Inggris di antaranya alas kaki dengan bagian atas dari bahan tekstil, alas kaki dengan bagian atas dari kulit samak, produk pertukangan dan bahan bangunan dari kayu, minyak kelapa sawit, dan mesin cetak. 

Sedangkan produk impor utama Indonesia dari Inggris di antaranya kertas atau kertas karton, obat, kendaraan bermotor untuk pengangkutan barang, sisa dan skrap fero, dan perangkat telepon.

Pada 2022, produk kayu merupakan salah satu komoditas utama ekspor Indonesia ke Inggris dengan nilai mencapai US$177,8 juta. Inggris menempati urutan ke-6 tujuan ekspor kayu Indonesia ke dunia. Di tahun yang sama, produk kertas Indonesia ke Inggris sebesar US$59,8 juta.

"Indonesia dan Inggris telah memiliki kesepakatan FLEGT-VPA. Hal ini membuktikan bahwa kayu Indonesia dipastikan legal dan berkelanjutan. Semoga seluruh upaya kita bermanfaat bagi perekonomian dan masyarakat kedua negara," kata Mendag.

Perkuat Kemitraan ASEAN-Inggris
Lebih lanjut, Zulkifli Hasan menyatakan, penguatan kerja sama internasional menjadi sangat penting bagi ASEAN, termasuk dengan Inggris. Para pelaku usaha dari ASEAN dan Inggris dapat mendukung berbagai program dan inisiatif di masa Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023. Menurutnya, dukungan Inggris sangat diperlukan bagi Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Mendag saat menghadiri Forum Bisnis Inggris-ASEAN bertema “Partnership in Action” pada Rabu (8/3) di London, Inggris. Kehadiran Mendag Zulkifli Hasan pada forum bisnis ini merupakan rangkaian dari kunjungan kerjanya ke London, Inggris yang berlangsung pada 7-9 Maret 2023.

Forum Bisnis Inggris-ASEAN diselenggarakan United Kingdom ASEAN Business Council (UKABC) dan dihadiri Duta Besar LBBP RI untuk Inggris Desra Percaya, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi, Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn, Menteri Negara Inggris untuk Bisnis dan Perdagangan Nigel Huddleston MP, serta Menteri Negara Inggris untuk Indo-Pasifik Anne-Marie Trevelyan MP.

“Penguatan kerja sama internasional menjadi sangat penting. Para pelaku usaha dari ASEAN dan Inggris dapat mendukung kesuksesan berbagai program serta inisiatif yang diusung di masa Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini. Program tersebut sejalan dengan arah kerja sama ASEAN dan Inggris,” ungkap kata Zulkifli Hasan.

Pada forum bisnis tersebut, Mendag Zulkifli Hasan menjelaskan tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth.” Tiga kelompok utama dan tujuh prioritas ekonomi untuk tahun 2023 berada di bawah koordinasi Mendag selaku Ketua Para Menteri Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Ministers/AEM) tahun ini, serta beberapa kegiatan penting yang akan diselenggarakan.

Inggris secara resmi menjadi Mitra Wicara ASEAN pada Agustus 2021. Pada tahun yang sama, Para Menteri Ekonomi ASEAN dan Inggris telah mengesahkan Joint Ministerial Declaration on Future Economic Cooperation Between the ASEAN and the United Kingdom. Program Kerja untuk melaksanakan Deklarasi tersebut juga sudah disahkan pada 2022.

Baca Juga: Logo ASEAN 2023, Mendag: ASEAN Episentrum Pertumbuhan Dunia

“Kolaborasi dan berbagi pengalaman antar pelaku usaha juga sangat penting untuk meningkatkan kerja sama di berbagai sektor. Mereka juga diharapkan dapat mendorong peningkatan investasi Inggris ke ASEAN dan mendukung implementasi Program Kerja untuk melaksanakan Deklarasi Bersama Para Menteri Ekonomi ASEAN dan Inggris,” ucap Mendag.

Di samping itu, dalam lawatannya ke Inggris, Mendag juga membahas peningkatan hubungan ekonomi bilateral Indonesia-Inggris. 

Saat ini, Indonesia dan Inggris telah memiliki forum Joint Economic and Trade Committee (JETCO) sebagai wadah diskusi kerja sama bilateral. JETCO dipimpin Mendag RI dan Sekretaris Negara untuk Bisnis dan Perdagangan Inggris. Pertemuan JETCO yang pertama dilaksanakan pada 23 Februari 2022 di Jakarta. Selanjutnya, pertemuan kedua direncanakan pada pertengahan 2023 di London.

“Kami menyambut baik komunikasi yang telah dilakukan kedua negara dalam kerangka JETCO di bidang energi terbarukan, pertanian, dan ekonomi digital,” lanjut Zulkifli. 

Ia juga mendorong kedua pihak untuk menjajaki perundingan perjanjian perdagangan bilateral di masa depan. “Dengan eliminasi hambatan, baik tarif maupun nontarif, tentunya akan meningkatkan daya saing barang dan jasa kedua negara di pasar satu sama lain,” ujarnya.

Dalam pertemuan tersebut, juga dibahas isu-isu perdagangan lainnya seperti kebijakan lingkungan terkait perdagangan yang sedang disusun Inggris dan perkembangan negosiasi modifikasi jadwal konsesi Inggris di WTO pasca-Brexit. Mendag Zulkifli Hasan mengharapkan Inggris agar tidak menerapkan kebijakan yang berpotensi menghambat perdagangan komoditas pertanian Indonesia.



KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar