c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

02 Oktober 2023

20:28 WIB

Indonesia Gandeng India Hadapi Kampanye Negatif Industri Minyak Sawit

Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengajak India berkolaborasi hadapi kampanye negatif industri minyak sawit, salah satunya berupa kebijakan EUDR.

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Fin Harini

Indonesia Gandeng India Hadapi Kampanye Negatif Industri Minyak Sawit
Indonesia Gandeng India Hadapi Kampanye Negatif Industri Minyak Sawit
Ilustrasi. Truk bermuatan kelapa sawit menuju pabrik Permata Bunda di Pematang Panggang, Mesuji, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Senin (17/7/2023). Antara Foto/Budi Candra Setya

JAKARTA - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga menyatakan, Indonesia sebagai negara penghasil minyak kelapa sawit mengajak India yang merupakan mitra strategis minyak kelapa sawit Indonesia untuk berkolaborasi menghadapi kampanye negatif yang kerap menerpa industri kepala sawit.

Kolaborasi ini menurutnya penting dilakukan antara negara-negara produsen dan konsumen minyak nabati dalam mengatasi kampanye negatif terhadap industri kelapa sawit.

"India memiliki kepentingan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan berencana untuk memulai produksi kelapa sawit di masa depan. Untuk itu, Indonesia mengajak India untuk berkolaborasi dengan negara-negara produsen kelapa sawit dalam melawan diskriminasi kelapa sawit demi menjamin kesejahteraan masyarakat, serta melindungi petani," jelas Jerry dalam keterangan resminya, Senin (2/10).

Baca Juga: Merunut Tantangan Keberlanjutan Di Industri Sawit

Jerry mengungkapkan, kampanye negatif tersebut telah menganggap industri kelapa sawit sebagai penyebab deforestasi dan degradasi yang mengakibatkan kerusakan lingkungan. Kebijakan European Union Deforestation-free Regulation (EUDR) juga menurut dia berpotensi menghambat ekspor produk sawit ke pasar Eropa dan berpengaruh negatif pada kehidupan lebih dari 2 juta petani sawit di Indonesia. Oleh karena itu, Jerry menilai, hal tersebut perlu diluruskan dengan menggunakan informasi faktual terkait praktik sawit yang berkelanjutan.

Wamendag ini mengklaim, Indonesia dalam berupaya menjadi produsen sawit yang kompetitif, saat ini terus mendorong Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO). Antara lain dengan memastikan seluruh praktik kelapa sawit Indonesia berkelanjutan.

"Di samping itu, untuk mencapai keberlanjutan kelapa sawit di kalangan petani kecil, maka perbaikan tata kelola, aspek hukum, dan pengetahuan bisnis, serta teknologi dan inovasi harus terus didorong melalui kebijakan dan peraturan yang ditetapkan pemerintah," kata Jerry.

Lebih lanjut, Jerry menguraikan, India sebagai mitra strategis di sektor minyak sawit mampu memberikan kontribusi nilai ekspor minyak sawit Indonesia ke negara tersebut mencapai US$3,2 miliar atau menjadi pasar ekspor tertinggi.

"Ekspor minyak sawit ke India mencakup 18% dari total ekspor minyak sawit Indonesia ke dunia. Nilai tersebut juga terus meningkat dari tahun ke tahun dengan tren pertumbuhan 12,46%," ungkapnya.

Dia menjelaskan, pada 2022 ekspor minyak sawit Indonesia ke India tercatat 4,9 juta ton atau naik 62% dibanding tahun sebelumnya. Nilai tersebut memberikan kontribusi sebesar 18% terhadap total nilai ekspor minyak sawit yang berjumlah US$5,32 miliar.

Baca Juga: CIPS: EUDR Perparah Fragmentasi dan Diskriminasi Petani Sawit Kecil

Adapun peran penting sektor kelapa sawit terhadap perekonomian nasional Indonesia dijelaskan Jerry. Menurutnya, sektor minyak sawit telah menyumbang sekitar US$29,66 miliar pada pendapatan 2022 dan menciptakan sekitar 5,5 juta lapangan kerja.

 "Pendapatan tersebut menempatkan produk minyak sawit pada peringkat pertama pendapatan ekspor sektor nonmigas selama lima tahun terakhir," ucap dia.

Berdasarkan data BPS Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) pada September 2023 naik 1,62% (mtm) karena Indeks Harga Terima Petani (It) lebih tinggi dari Indeks Harga Bayar Petani (Ib) masing-masing 1,94%  (mtm) dan 0,31% (mtm). Kenaikan NTPR didukung oleh naiknya indek kelompok tanaman perkebunan rakyat, khususnya komoditas kelapa sawit dan kakao sebesar 1,94% (mtm).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar