12 Mei 2023
08:00 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
RIYADH – Pemerintah Indonesia membahas kerja sama terkait investasi dengan pemerintah Arab Saudi, khususnya di sektor energi terbarukan dan pembangunan rumah sakit. Pembahasan ini merupakan salah satu rangkaian kunjungan kerja Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia di Arab Saudi.
Bahlil menyampaikan, saat ini pemerintah Indonesia sangat terbuka untuk investasi, khususnya dalam hilirisasi industri dan ekonomi hijau yang menggunakan energi dan industri hijau.
“Kami memulai dengan hilirisasi sumber daya mineral. Ini adalah peluang besar, dan saya ingin ada investasi bersama antara Arab Saudi dengan Indonesia,” ungkapnya yang baru pertama kali bertemu dengan Menteri Investasi Arab Saudi Khalid A. Al-Falih dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (11/5).
Dalam diskusi tersebut, Bahlil menambahkan, bahwa Indonesia telah memulai hilirisasi di sektor pertambangan sejak empat tahun lalu. Yang diawali dengan pelarangan ekspor bijih nikel.
Baca Juga: Tumbuh 16,5%, Indonesia Berhasil Raup Investasi Rp328,9 T
Kemudian, mulai tahun ini, beberapa komoditas sumber daya mineral seperti bauksit, konsentrat tembaga, dan timah juga akan dilarang untuk diekspor. “Hal tersebut sebagai upaya pemerintah Indonesia dalam mendorong hilirisasi sumber daya mineral,” jelasnya.
Menanggapi hal itu, Menteri Khalid menyambut baik usulan Menteri Bahlil, sambil menyatakan bahwa Arab Saudi telah memiliki hubungan yang erat dan baik dengan Indonesia, baik hubungan ekonomi maupun diplomatik.
Khalid pun mengapresiasi upaya Indonesia dalam melakukan transformasi ekonomi melalui hilirisasi sumber daya alam. Sehingga mengurangi ketergantungan terhadap komoditas mentah.
Pada kesempatan yang sama, Khalid juga mengungkapkan, bahwa Arab Saudi siap untuk menjajaki peluang kerja sama investasi dengan Indonesia, khususnya terkait dengan energi terbarukan dan pembangunan rumah sakit.
“Hasil pertemuan ini akan kami tindaklanjuti, untuk kemudian dituangkan dalam bentuk yang lebih konkret, sehingga semakin mendorong realisasi investasi asal Arab Saudi di Indonesia,” ujar Khalid.
Baca Juga: Bahlil Tak Khawatir Penurunan Investasi AS di Indonesia
Kedua menteri juga sepakat, bahwa kerja sama investasi antara kedua negara masih belum sesuai dengan potensi yang ada dan dapat ditingkatkan lagi.
Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi asal Arab Saudi dalam periode 2018 hingga kuartal I/2023 telah mencapai US$26,5 juta. Realisasi investasi ini tidak termasuk investasi pada sektor keuangan dan hulu migas.
Sektor tersier mendominasi dengan total senilai US$24,78 juta atau 94%, dengan capaian tertinggi oleh sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran senilai US$16,93 juta atau sebanyak 64% dari total nilai investasi Arab Saudi di Indonesia.
Provinsi Bali menjadi lokasi utama realisasi investasi Arab Saudi dengan capaian sebesar US$10,3 juta (39%), diikuti oleh Jawa Barat, Jawa Timur, Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, dan Kalimantan Timur dalam periode lima tahun terakhir.
Adapun, dalam data 10 tahun terakhir atau periode 2013-kuartal I/2023 menunjukkan, total investasi dari Arab Saudi telah menyentuh US$64,6 juta yang berasal dari 423 proyek.