30 Oktober 2025
10:46 WIB
ILO dan Serikat Pekerja Luncurkan Aplikasi Pengaduan Berbasis AI Untuk 3 Sektor
Aplikasi pengaduan berbasis AI yang diluncurkan ILO dan jaringan serikat pekerja untuk memperkuat perlindungan dan pemberdayaan pekerja di sektor garmen, alas kaki, dan kelapa sawit.
Penulis: Fin Harini
Editor: Fin Harini
Pekerja mengangkut kelapa sawit hasil panen di Desa Pucok Lueng, Samatiga, Aceh Barat, Aceh, Sabtu ( 4/2/2023). Antara Foto/Syifa Yulinnas
JAKARTA – Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) bersama lima konfederasi, satu jaringan, dan 14 federasi serikat pekerja resmi meluncurkan serangkaian aplikasi pengaduan berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk memperkuat perlindungan dan pemberdayaan pekerja di sektor garmen, alas kaki, dan kelapa sawit.
Peluncuran yang berlangsung di Jakarta, Rabu (29/10) ini menjadi langkah nyata menuju hubungan industrial yang lebih terbuka, efisien, dan berkeadilan. Sekaligus tonggak penting dalam upaya ILO mendorong pekerjaan layak dan inklusif di sektor-sektor utama manufaktur dan pertanian Indonesia.
Aplikasi-aplikasi ini dikembangkan melalui proyek RealGains (Realizing the Gains from Trade for Gender Equality and Decent Work for All), yang didanai oleh Pemerintah Kanada. Inisiatif ini melanjutkan pengembangan sebelumnya lewat proyek SIRI (Strengthening Industrial Relations in Indonesia), dengan semangat yang sama yakni memanfaatkan teknologi untuk menjawab tantangan ketenagakerjaan yang semakin kompleks.
Baca Juga: Genjot Produktivitas Nasional, Menaker Siapkan Program 2026
Transformasi Digital bagi Pekerja Lapangan
Tiga aplikasi yang diperbarui, yakni SoPaN SPN, Teman Garteks, dan Hallo Siola, dikembangkan bersama Serikat Pekerja Nasional (SPN), Garteks, dan FSP-TSK. Awalnya, aplikasi ini difokuskan pada sektor garmen, kini cakupannya diperluas hingga industri alas kaki.
Setiap aplikasi kini dilengkapi fitur AI yang lebih cerdas mulai dari kategorisasi otomatis, sistem penandaan dan rekomendasi tindak lanjut, hingga mekanisme penilaian kepuasan pengguna. Tujuannya memudahkan proses pengaduan dan memastikan suara pekerja lebih cepat sampai ke meja pengambil keputusan.
Tak hanya di manufaktur, proyek RealGains juga melahirkan aplikasi baru bagi pekerja kelapa sawit, dikembangkan bersama Jaringan Serikat Pekerja Kelapa Sawit (JAPBUSI)—koalisi 11 federasi yang mewakili lebih dari 100.000 pekerja di seluruh Indonesia.
Aplikasi JAPBUSI dirancang menyesuaikan kondisi lapangan industri sawit yang tersebar dan beragam, dengan fitur seperti klasifikasi otomatis berbasis AI, rekomendasi tindak lanjut, serta pelacakan pengaduan secara transparan. Pendekatan ini diharapkan mempercepat penyelesaian kasus, memperkuat advokasi, dan meningkatkan kualitas dialog sosial di salah satu sektor strategis negeri ini.
Permudah Ajukan Pengaduan
Semua aplikasi dapat diunduh gratis di Google Play, dengan antarmuka sederhana dan ramah pengguna. Pekerja cukup membuat akun, mengisi formulir digital, dan melampirkan bukti seperti foto, video, atau dokumen pendukung. Setelah dikirim, laporan akan diverifikasi oleh administrator serikat pekerja sebelum ditindaklanjuti baik melalui negosiasi maupun mediasi dengan pihak perusahaan.
Dengan mekanisme ini, sistem pengaduan berbasis AI bukan sekadar alat teknologi, tapi jembatan menuju lingkungan kerja yang lebih harmonis dan produktif, di mana aspirasi pekerja tak lagi terhambat oleh birokrasi.
Dalam sambutannya, Simrin Singh, Direktur ILO untuk Indonesia dan Timor-Leste, menekankan peran penting mekanisme pengaduan yang efektif dalam membangun hubungan industrial yang berkelanjutan dan menciptakan lingkungan yang mendukung bagi bisnis untuk berkembang. Ia juga menegaskan bahwa integrasi AI ke dalam aplikasi pengaduan ini menandai langkah transformatif ke depan.
Baca Juga: ILO Bahas Tenaga Kerja Berbasis Platform Digital, APINDO: Baru 15% dan Penuh Tantangan
“Aplikasi pengaduan ini mencerminkan komitmen ILO yang berkelanjutan dalam memperkuat hak-hak pekerja dan mendorong pilar-pilar dasar pekerjaan yang layak, mulai dari upah yang adil dan jam kerja yang wajar hingga perlindungan sosial yang kuat dan keselamatan serta kesehatan kerja. Dengan mengadopsi solusi digital inovatif dan inklusif, ILO terus mendorong pekerjaan masa depan yang adil dan berkelanjutan,” ujarnya.
Sementara itu, Alice Birnbaum, Kepala Kerja Sama Pembangunan untuk Indonesia dari Pemerintah Kanada, menilai langkah ini sebagai kemajuan signifikan dalam perlindungan tenaga kerja di rantai pasok global.
“Inisiatif ini memiliki potensi untuk memberikan manfaat langsung kepada ratusan ribu orang yang bekerja di sektor garmen, alas kaki dan kelapa sawit. Saya mendorong kita semua untuk saling bekerja sama membangun tempat kerja yang lebih adil, aman dan inklusif bagi pekerja di seluruh negeri,” kata Birnbaum.