07 Februari 2025
20:12 WIB
Ikuti Gabah, HPP Jagung Resmi Naik Jadi Rp5.500 per kg
Kepala Bapanas telah menetapkan kenaikan HPP jagung menjadi Rp5.500 per kg. Ketetapan ini diatur melalui Kepbadan Nomor 18 Tahun 2025.
Penulis: Erlinda Puspita
Editor: Fin Harini
Petani memisahkan jagung dengan kulitnya usai dipanen, di Desa Kaleke, Sigi, Sulawesi Tengah, Minggu (7/11/2021). ANTARAFOTO/Basri Marzuki
JAKARTA - Pemerintah resmi menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk jagung di tingkat petani sebesar Rp5.500 per kg. Penetapan ini diatur melalui penerbitan Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nomor 18 Tahun 2025.
Menurut Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, HPP jagung ini berlaku sebagai landasan Perum Bulog dalam melakukan penyerapan hasil panen petani jagung dalam negeri untuk memperkuat stok Cadangan Jagung Pemerintah (CJP). Selain itu, HPP ini diklaim demi menjaga stabilitas harga dan mendukung kesejahteraan petani, serta mendorong target swasembada pangan nasional.
"Penetapan HPP jagung ini berdasarkan hasil Rakortas Menko Bidang Pangan pada awal Januari lalu. Pada saat itu ditetapkan pemberlakuan kenaikan HPP jagung ke Rp5.500 per kg untuk awal Februari ini dengan mempertimbangkan musim panen jagung," ucap Arief dalam keterangan resminya, Jumat (7/2).
Baca Juga: Pemerintah Naikkan Lagi HPP Gabah dan HAP Jagung, Segini Besarannya
Arief menyampaikan, dengan adanya HPP ini maka diharap dapat menjaga harga dari fluktuasi, sehingga tetap kompetitif bagi petani dan industri di hilir atau konsumen.
Berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), proyeksi produksi jagung pipilan kering kadar air 14% pada triwulan pertama 2025 berpotensi mengalami kenaikan 1,4 juta ton atau 41,38% dibanding periode yang sama di tahun lalu. Oleh karena itu, BPS pun memperkirakan di Januari 2025 produksi jagung bisa mencapai 1,33 juta ton, Februari 1,39 juta ton, dan Maret 2,08 juta ton, sehingga totalnya menjadi 4,81 juta ton.
Sementara pada triwulan pertama 2024, total produksi jagung pipilan kering kadar air 14% sekitar hanya 3,40 juta ton. Jumlah tersebut terdiri dari Januari 2024 sebanyak 512 ribu ton, Februari 2024 838 ribu ton, dan Maret 2024 2,05 juta ton.
Baca Juga: Ada Rencana Impor Gandum Pakan, Peternak Layer Akui Jagung Lokal Lebih Unggul
Arief pun menilai, dengan adanya eskalasi signifikn pada produksi jagung tahun ini, maka ia meyakini komitmen pemerintah untuk menyerap guna mempertebal stok CJP yang dikelola BUMN pangan.
"Hasil produksi petani jagung ini harus diserap oleh pemerintah menjadi cadangan pangan nasional melalui peran Bulog sebagai offtaker. Jadi dengan HPP ini kita semua tentunya berharap sedulur tani mendapatkan harga yang baik, pada saat yang sama, Bulog mampu memperkuat stok jagung pemerintah yang nantinya digunakan untuk intervensi stabilisasi," tutup Arief.
Adapun untuk memperkuat stok CJP, Bulog ditargetkan menyerap 1 juta ton jagung pipilan kering pada tahun 2025 atau sekitar 5,8% dari total proyeksi produksi jagung nasional yang mencapai 17,7 juta ton. Sementara untuk target penyaluran berupa SPHP jagung sebesar 250 ribu ton pada tahun 2025.