c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

08 Juli 2025

12:28 WIB

IHSG Juni Terkoreksi, Asing Bawa Kabur Rp53,57 T dari Pasar Modal

IHSG pada Juni 2025 mengalami pelemahan di tengah dinamika perdagangan global dan geopolitik.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">IHSG Juni Terkoreksi, Asing Bawa Kabur Rp53,57 T dari Pasar Modal</p>
<p id="isPasted">IHSG Juni Terkoreksi, Asing Bawa Kabur Rp53,57 T dari Pasar Modal</p>

Warga memantau pergerakan saham melalui gawainya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (18/3/2025). AntaraFoto/Sulthony Hasanuddin

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada bulan Juni 2025 melemah di tengah dinamika perdagangan global dan geopolitik.

"Di tengah dinamika perdagangan global dan geopolitik, pasar saham domestik secara (mtd) mengalami sedikit pelemahan 3,46% di level 6.927,68, sedangkan secara (ytd) melemah sebesar 2,15%," kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menyampaikan dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (8/7).

Kemudian, lanjut dia, nilai kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp12.178 triliun, atau turun 1,95% (mtd) atau turun 1,28% (ytd).

Sementara itu, Inarno menyebut, non resident alias investor asing mencatatkan net sell secara (mtd) pada Juni 2025 sebesar Rp8,38 triliun dan secara (ytd) sebesar Rp53,57 triliun.

Baca Juga: IHSG Diramal Menguat Usai RI Kena Tarif AS 32%

Adapun di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI menguat 1,18% (mtd) ke level 414 dan investor nonresiden mencatatkan net sell sebesar Rp7,36 triliun secara (mtd) dan secara (ytd) net buy sebesar Rp42,27 triliun.

"Pada industri pengelolaan investasi per 30 Juni 2025, nilai Asset Under Management (AUM) tercatat sebesar Rp844,69 triliun, atau turun 0,19% (mtd) atau secara (ytd) naik sebesar 0,87%, dengan Reksa Dana tercatat net subscription sebesar Rp0,45 triliun (mtd) dan secara (ytd) net redemption sebesar Rp2,02 triliun," ujar Inarno.

IPO dan Bursa Karbon
Di sisi lain, Inarno menyampaikan, dari sisi penghimpunan dana di pasar modal masih dalam tren yang positif. Hal itu tercermin dari nilai penawaran umum mencapai Rp142,6 triliun, dengan Rp8,49 triliun di antaranya merupakan fundraising dari 16 emiten baru.

"Untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF), sejak pemberlakuan ketentuan SCF hingga 25 Juni 2025, terdapat 18 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK, dengan 851 penerbitan efek dari 525 penerbit, dan juga 182.635 pemodal, serta total dana SCF yang dihimpun dan teradministrasi di KSEI sebesar Rp1,6 triliun," imbuhnya.

Selanjutnya, pada pasar derivatif keuangan, sejak 10 Januari hingga 30 Juni 2025, tercatat 97 pelaku dan 19 penyelenggara telah memperoleh izin prinsip OJK.

Baca Juga: Rupiah Merana Dihantam Tarif 32% Trump ke Indonesia

Sejak tanggal 2 Januari hingga 30 Juni 2025, total volume transaksi derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa efek sebesar 591.381 lot dan akumulasi nilai sebesar Rp1.309 triliun.

Sementara pada perkembangan Bursa Karbon, sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 30 Juni 2025, tercatat 112 pengguna jasa yang mendapatkan izin dengan total volume sebesar 1.599.322 ton co2 ekuivalen (tCO2e) dan akumulasi nilai sebesar Rp77,95 miliar.

"Pada periode 20 Maret sampai 30 Juni 2025, terdapat 43 emiten yang berencana untuk melakukan buyback tanpa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dengan perkiraan alokasi dana sebesar Rp22,54 triliun. Dari 43 emiten tersebut, terdapat 35 emiten yang telah melakukan pelaksanaan buyback dengan nilai realisasi Rp3,38 triliun sebesar 14,98%," tutup Inarno.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar