ICDX Patok Volume Transaksi Emas Tumbuh Double Digit Hingga Akhir 2025

JAKARTA - Direktur Utama Indonesia Clearing House (ICH) Megain Widjaja menilai komoditas yang cenderung lebih stabil di tengah kondisi saat ini adalah emas. Menurutnya, emas tidak akan mencatat lonjakan angka transaksi.

Padahal sebelumnya, harga emas bisa mencatat volatilitas dengan rentang yang tinggi.

"Nah inilah yang menjadi market itu lebih muted atau quite dibandingkan dia lagi rally mau ke atas, ke bawah itu akan menjadi number one driver volume (perdagangan)," ujar Direktur Utama Indonesia Clearing House (ICH) Megain Widjaja kepada media di Jakarta, Rabu (9/7).

Lebih lanjut, Megain mengungkapkan hingga saat ini komoditas seperti emas masih menjadi pilihan utama di bursa ICDX.

"Memang emas menjadi majority daripada trading-tradingnya kita," ungkapnya.

Baca Juga: ICDX Siap Bersinergi Dengan OJK, BI Dan Bappebti Perkuat Ekosistem Derivatif

Bahkan, ICDX menargetkan volume transaksi khusus komoditas emas dapat tumbuh double digit hingga akhir tahun 2025.

"Kalau misalnya kita lihat sampai akhir tahun ini kita ada growth ya. Kita growth itu double digit secara persentase dari Indonesia saja. Minimum double digit persentase," terang dia.

Menurut Megain, hingga saat ini volume transaksi asing di ICDX masih sangat rendah. Namun, ia meyakini, asing mulai melirik ICDX.  

"Asing saat ini volumenya masih sangat kecil sekali karena Indonesia itu belum masuk kepada global map-nya derivative. Tapi dengan adanya OJK, BI ini udah mulai dibilang kayak timbul, udah masuk ke dalam map-nya dunia," jelas dia.

Baca Juga: Investor Pasar Derivatif Bisa Cuan Di Tengah Geopolitik Global

Megain pun berharap agar Indonesia bisa berhasil membuat pajak final yang sangat menarik dan kompetitif untuk perdagangan derivatif. Sehingga, Indonesia bisa menjadi menjadi salah satu sentra perdagangan derivatif dunia.

ICDX juga masih akan meluncurkan produk-produk baru untuk menarik minat masyarakat.

Sekadar informasi, pasar derivatif adalah pasar tempat perdagangan kontrak-kontrak keuangan yang nilainya berasal dari aset dasar, seperti saham, komoditas, dan mata uang.

Derivatif membuat investor memungkinkan untuk mengelola risiko, dan berspekulasi pada perubahan harga.