c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

18 Desember 2024

19:47 WIB

Hore! BI Bakal Beri Insentif Likuiditas Rp290 T ke 124 Bank

Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) akan diberikan ke-124 bank yang terdiri dari bank BUMN, bank nasional swasta, bank daerah, hingga kantor cabang asing.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Hore! BI Bakal Beri Insentif Likuiditas Rp290 T ke 124 Bank</p>
<p id="isPasted">Hore! BI Bakal Beri Insentif Likuiditas Rp290 T ke 124 Bank</p>

Jajaran Dewan Gubernur Bank Indonesia pada RDG-BI edisi Desember 2024, Jakarta, Rabu (18/12). ValidNewsID/Fitriana Monica Sari

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyampaikan, Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) untuk 2025 mendatang bernilai Rp290 triliun.

Deputi Gubernur BI Juda Agung menjelaskan angka ini naik sebesar Rp39 triliun dari insentif yang diterima perbankan pada Desember 2024, yakni senilai Rp251 triliun.

"Kami sudah coba melakukan simulasi ini, sebagai informasi bahwa total insentif likuiditas yang akan diterima bank kami perkirakan sebesar Rp290 triliun. Jadi, naik dari total yang diterima oleh bank di bulan Desember Rp251 triliun. Ada kenaikan tambahan likuiditas sebesar Rp39 triliun, dari Rp251 triliun ke Rp290 triliun," kata Juda dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (18/12).

Baca Juga: BI: Kredit Perbankan November 2024 Tumbuh Melambat Ke 10,79%

KLM adalah bagian dari bauran kebijakan BI untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional. Tujuan insentif ini adalah untuk memacu pertumbuhan kredit, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Implementasi KLM dilakukan melalui pengurangan giro bank di Bank Indonesia dalam rangka pemenuhan Giro Wajib Minimum (GWM) dalam rupiah yang wajib dipenuhi secara rata-rata. Besaran total insentif paling besar 4%, meningkat dari sebelumnya paling besar 2,8%.

KLM diberikan kepada bank penyalur kredit atau pembiayaan sektor tertentu, inklusif, usaha ultra mikro, berwawasan lingkungan, dan/atau pembiayaan lainnya yang ditetapkan Bank Indonesia.

Nantinya, insentif tersebut akan diberikan kepada sebanyak 124 bank, yang terdiri dari bank BUMN, bank nasional swasta, bank daerah, hingga kantor cabang bank asing.

Lebih rincinya, porsi terbesar akan disalurkan ke bank swasta nasional, yakni sebesar Rp129 triliun. Kemudian, disusul oleh lima bank BUMN yang akan menerima Rp126 triliun.

"Bank BUSN, bank swasta nasional, ada 73 bank swasta nasional, itu akan menerima Rp129 triliun. Kemudian, BPD (Bank Pembangunan Daerah) 39 bank akan menerima Rp30 triliun. Dan KCBA (kantor cabang bank asing) ada tujuh bank akan menerima Rp4,9 triliun. Totalnya jadi Rp124 bank, artinya semua bank akan menerima," papar dia.

Adapun, insentif ini akan difokuskan pada pembiayaan beberapa sektor, terutama sektor-sektor yang menyerap lapangan kerja, seperti pertanian, perdagangan, perumahan, pengolahan, dan sebagainya.

"Berbeda dengan yang lama, semua bank akan menerima, karena sektornya memang sektor yang seperti perdagangan itu kan banyak sekali kreditnya, sehingga semua bank akan menerima, totalnya Rp290 triliun," pungkas Juda Agung.

Baca Juga: BI: 124 Bank Sudah Nikmati Insentif Likuiditas Senilai Rp255 T

Sekadar informasi, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa kredit perbankan pada November 2024 tumbuh sebesar 10,79% secara tahunan (year on year/yoy).

Meski tumbuh, capaian ini justru turun dari bulan sebelumnya yang tumbuh mencapai 10,92% pada Oktober 2024.

Menurut Perry, pertumbuhan kredit pada November 2024 didukung oleh terjaganya minat penyaluran kredit perbankan, berlanjutnya realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan, besarnya dukungan pendanaan dari pertumbuhan DPK, serta dampak positif KLM Bank Indonesia yang disalurkan kepada sektor-sektor prioritas.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar