c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

30 September 2025

12:10 WIB

Hollywood Dicuri, Trump Ancam Terapkan Tarif 100% Film Asing

Donald Trump berencana menerapkan tarif 100% untuk semua film yang diproduksi di luar negeri. Motif pentarifan ini dilakukan karena industri perfilman AS telah 'dicuri' oleh negara lain.

Editor: Khairul Kahfi

<p>Hollywood Dicuri, Trump Ancam Terapkan Tarif 100% Film Asing</p>
<p>Hollywood Dicuri, Trump Ancam Terapkan Tarif 100% Film Asing</p>
Ilustrasi papan Hollywood. Antara/Pixabay

ISTANBUL - Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana menerapkan tarif 100% untuk semua film yang diproduksi di luar negeri. Motif pentarifan ini dilakukan karena industri perfilman AS telah 'dicuri' oleh negara lain.

“Industri film kita telah dicuri dari Amerika Serikat oleh negara lain, seperti mengambil permen dari bayi,” tulis Trump di platform media sosialnya, Truth Social, Jakarta, Senin (29/9) waktu setempat, melansir Antara.

Baca Juga: Perparah Perang Dagang, Trump Ancam Pajaki Film Asing 100%

Trump secara khusus menyorot negara bagian California dan Gubernurnya, Gavin Newsom, yang sangat terpukul oleh persaingan asing dalam industri perfilman karena kepemimpinan sebelumnya yang lemah dan tidak kompeten.

Los Angeles, California, dikenal sebagai pusat industri film dan televisi AS, yakni Hollywood.

“Untuk menyelesaikan masalah lama ini, saya akan menerapkan tarif 100% untuk semua film yang dibuat di luar Amerika Serikat,” kata Trump.

Sebagai pengingat, pernyataan ini juga sempat Trump lontarkan pada Mei lalu dan belum memiliki arah kebijakan yang jelas. Meski begitu, ancaman pentarifan ini disinyalir merupakan respons atas menyusutnya pangsa pasar film global AS.

Film AS Tertekan
Melansir Bloomberg, film-film AS mulai kehilangan dominasinya di layar lebar seluruh dunia. Pangsa pasar film global AS telah menyusut dari 92% menjadi 66% dalam dua dekade terakhir, sementara pangsa pasar film yang diproduksi di Asia justru meningkat.

Sementara ini, film-film AS masih mendominasi box office di dalam negeri dan Kanada, namun porsinya di tingkat internasional telah menurun.

Di sisi lain, Administrasi Film China mencatat, jumlah layar film di Negeri Tirai Bambu naik hampir empat kali lipat sejak 2014 mencapai 90 ribu saat ini, sekaligus menjadi yang terbanyak di dunia.

Adapun Hollywood gagal memanfaatkan ekspansi layar film di China karena dua alasan. Pertama, keputusan otoritas China secara bertahap menurunkan batas jumlah film asing yang dapat ditayangkan. Kedua, lompatan besar film berbahasa lokal, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

Baca Juga: AS Selidiki Tarif Impor Furnitur, Kemendag Buka Suara

Produksi film China telah meraup rata-rata 20% dari total box office global dalam lima tahun sejak 2020, capaian ini dua kali lipat dari 10% yang diperoleh dalam lima tahun sebelumnya. Namun, hampir semua pendapatan tersebut sekitar 98%-nya berasal dari pasar domestik China.

Perbedaan utama dua produsen film box office terbesar dunia ini, industri film AS masih bergantung pada pasar global untuk lebih dari separuh pendapatannya, sedangkan industri film China hanya bergantung pada pasar global sebesar 2%.

Segera Tarif Tinggi Produk Furnitur Asing
Sementara itu, Trump juga berjanji, hendak mengenakan tarif besar pada negara-negara yang tidak memproduksi furnitur di AS, sebagai bagian dari upaya menghidupkan kembali industri furnitur di North Carolina.

“Demi mengembalikan kejayaan North Carolina, yang kehilangan industri furniturnya ke China dan negara lain, saya akan mengenakan tarif besar terhadap negara-negara yang tidak memproduksi furniturnya di AS,” tulis Trump dalam unggahan terpisah.

Baca Juga: Trump Umumkan “Penyelidikan Tarif Besar-Besaran” Pada Furnitur Impor

Ia menambahkan bahwa rincian kebijakan tarif furnitur akan diumumkan kemudian. Kebijakan ini menandai perluasan strategi tarif dagang Trump di masa jabatan keduanya, yang menjadi bagian penting dari agenda 'Make America Great Again'.

Sejak kembali ke Gedung Putih pada Januari 2025, Trump telah menerapkan tarif di berbagai sektor dan negara dan menggunakan kebijakan tersebut untuk menekan pesaing luar negeri. Kebijakannya telah menimbulkan gangguan di pasar domestik maupun global.



KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar