01 September 2023
20:38 WIB
Penulis: Aurora K M Simanjuntak
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong hilirisasi, terutama di sektor kehutanan untuk meningkatkan nilai tambah produk hasil hutan.
Dirjen Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika mengatakan selain meningkatkan nilai tambah, hilirisasi juga menciptakan multiplier effect bagi perekonomian, terutama bagi masyarakat sekitar kawasan industri.
"Peningkatan nilai tambah produk hasil hutan melalui hilirisasi akan mampu membuka lebih banyak lapangan kerja, meningkatkan ekspor, pendapatan negara, menghasilkan devisa, serta mendongkrak pertumbuhan ekonomi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (1/9).
Putu menjelaskan hutan Indonesia memiliki dua komoditas, yaitu kayu dan non-kayu. Ia menuturkan saat ini, kegiatan hilirisasi hasil hutan berupa kayu sedang didongkrak.
Ia mencontohkan hilirisasi industri kayu olahan kini tengah berkembang, salah satunya adalah industri pelet kayu yang berbahan baku dari serbuk kayu. Itu mencakup kayu berkalori tinggi maupun dari limbah serbuk kayu atau biomass.
Baca Juga: Kadin-KLHK Dorong Upaya Multiusaha Kehutanan di Indonesia
Putu menerangkan industri pelet kayu (KBLI 16295) turut menunjang transformasi energi berbasis fosil menuju Energi Baru Terbarukan (EBT). Industri itu juga disetujui untuk mendapatkan insentif fiskal berupa tax allowance.
Putu menambahkan produk hasil hutan berupa kayu atau chip kayu memiliki produk hilir dengan diversifikasi cukup luas. Salah satunya, yakni pulp dan kertas atau dikenal dengan pulp and paper.
Selanjutnya, ia memaparkan kinerja industri hilir berbasis hasil hutan dapat dilihat dari 3 aspek. Itu terdiri dari nilai ekspor, serapan tenaga kerja, dan pertumbuhan investasi.
Pada 2022, kinerja ekspor industri hilir berbasis hasil hutan mencapai US$15 miliar, dengan impor senilai US$4,68 miliar. Pada sisi ketenagakerjaan, ada 2,83 juta orang terlibat di industri berbasis hasil hutan. Angka itu meningkat dari 2019 yang sebanyak 2,76 juta orang.
“Di sisi investasi juga terjadi peningkatan untuk industri hilir berbasis hasil hutan sejak 2015-2022. Pada 2015, investasi industri hilir berbasis hasil hutan sebesar Rp16,5 triliun, dan meningkat signifikan menjadi Rp43,97 triliun pada 2022,” kata Putu.
Baca Juga: Kemenperin Dukung Industri Pulp-Kertas Diversifikasi Produk
Ia menuturkan ke depannya, pengembangan hilirisasi industri berbasis hasil hutan akan diarahkan pada komoditas yang produksinya memperhatikan kelestarian lingkungan. Antara lain bersumber dari bahan baku lestari, penerapan circular economy, berperan dalam penurunan emisi gas rumah kaca, dan memiliki eco-design yang sesuai dengan tren pasar.
"Sejauh ini sebagian besar produk-produk industri hilir berbasis hasil hutan Indonesia telah menerapkan prinsip-prinsip di atas, seiring tingginya environmental awareness dari konsumen negara tujuan ekspor," tutup Putu.