09 Januari 2025
12:04 WIB
Hentikan Layanan Produk Fisik, Bukalapak: Bukan Karena Kondisi Keuangan Buruk
Penghentian layanan produk fisik disebut Bukalapak sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk memperkuat posisi dalam ekosistem digital.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Fin Harini
Grafik pasar saham Bukalapak ditampilkan di ponsel. Shutterstock/Poetra.RH
JAKARTA - Belakangan, beredar kabar bahwa PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) akan menutup layanan marketplace miliknya dan akan meningkatkan fokus pada produk virtual seperti pulsa, paket data atau token listrik, maupun aneka pembayaran.
Menjelaskan langkah perusahaan tersebut, Head of Media and Communications Bukalapak Dimas Bayu mengungkapkan alasan perubahan bisnis ini bukan disebabkan kondisi keuangan perusahaan yang buruk.
Menurutnya, Bukalapak memiliki kondisi keuangan yang kuat dengan posisi kas dan setara kas yang solid. Menurut laporan keuangan kuartal tiga tahun 2024, Bukalapak mencatatkan kas, setara kas, dan investasi yang likuid sebesar Rp19 triliun.
“Dana ini akan digunakan untuk mendukung pertumbuhan perseroan dan entitas anak perusahaan, sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal bagi para pemangku kepentingan, terutama pemegang saham,” terang Bayu dalam pernyataan resmi dikutip, Kamis (9/1).
Baca Juga: Bukalapak Tutup Layanan Produk Fisik, Ini Yang Perlu Diperhatikan Pelapak
Bayu juga menegaskan meskipun terjadi perubahan dalam fokus produk, marketplace Bukalapak akan tetap beroperasi sebagaimana mestinya.
“Kami ingin meyakinkan bahwa platform Marketplace Bukalapak, baik aplikasi maupun situs web serta Mitra Bukalapak akan tetap beroperasi dan dapat diakses oleh para pengguna dan konsumen untuk layanan lainnya yang telah ada sebelumnya,” kata dia.
Dia menjelaskan, langkah ini dilakukan lantaran perubahan dinamika pasar dan persaingan di industri terkait telah mendorong pihaknya untuk melakukan penyesuaian strategi jangka panjang demi menjaga keberlanjutan dan relevansi perusahaan di masa depan.
“Sebagai bagian dari strategi baru tersebut, kami mengambil keputusan untuk menghentikan secara bertahap layanan penjualan produk fisik di platform Bukalapak, yang akan dimulai pada Februari 2025. Rencana ini telah kami sampaikan secara transparan melalui Keterbukaan Informasi yang diumumkan pada akhir Oktober 2024,” jelas Bayu.
Bayu juga menuturkan, dengan tetap beroperasinya marketplace Bukalapak, pihaknya tidak melakukan perubahan kegiatan usaha. Di samping itu pihaknya meyakini jika penghentian layanan penjualan produk fisik tidak memberikan dampak material terhadap pendapatan perusahaan.
“Penjualan produk fisik di platform Bukalapak memiliki kontribusi kurang dari 3% terhadap total pendapatan perusahaan. Sebaliknya, langkah ini mendukung upaya kami untuk mencapai EBITDA positif dan memastikan keberlanjutan bisnis yang sehat dan menguntungkan,” ucapnya.
Ke depannya, dengan berfokus pada layanan produk virtual, Bukalapak dapat memperkuat posisinya dalam ekosistem digital serta memberikan layanan terbaik kepada pengguna.
“Langkah ini adalah bagian dari strategi jangka panjang perusahaan untuk terus relevan dan kompetitif di industri,” imbuhnya.
Baca Juga: Saham BUKA Merah Di Tengah Isu Penutupan Layanan Produk Fisik
Masih Rugi
Menilik laporan keuangan perusahaan, pada Kuartal III 2024, Bukalapak membukukan pendapatan neto sebesar Rp3,39 miliar, tumbuh 1,8% dibandingkan capaian Kuartal III 2023.
Namun, beban pokok pendapatan naik 12,04% menjadi Rp2,79 miliar, dari Rp2,49 miliar di Kuartal III 2023.
Dengan berbagai beban lain dan rugi nilai investasi, Bukalapak membukukan rugi usaha Rp1,32 miliar, naik dibandingkan tahun sebelumnya Rp1,29 miliar.
Perusahaan membukukan pendapatan komprehensif lain Rp47,25 juta. Dengan demikian pada Kuartal III 2024, Bukalapak membukukan rugi komprehensif periode berjalan Rp545,97 juta. Rugi ini lebih baik ketimbang capaian Kuartal III 2024 sebesar Rp784,15 juta.