23 Juni 2025
12:23 WIB
Hasil Kunjungan Probowo, RI-Rusia Perkuat Kerja Sama Strategis Berbagai Bidang
Selain sektor energi dan pariwisata, RI-Rusia bahas dukungan atas keanggotaan penuh Indonesia dalam BRICS, penggunaan QRIS, dan peningkatan ekspor CPO ke Rusia.
Penulis: Siti Nur Arifa
Presiden Prabowo dan Presiden Putin dalam keterangan pers bersama usai pertemuan bilateral di Istana Konstantinovsky, St. Petersburg, pada Kamis (19/6). Sumber: BPMI Setpres/Muchlis Jr
JAKARTA – Dalam kunjungan Presiden Prabowo Subianto pekan lalu, Indonesia dan Rusia sepakat meningkatkan kerja sama strategis di berbagai bidang, di antaranya perkebunan kelapa sawit, energi, dan pariwisata.
Dalam kunjungannya ke St. Petersburg menemui Presiden Putin, Prabowo juga menyorot dukungan yang diberikan Rusia atas keanggotaan penuh Indonesia dalam organisasi BRICS.
"Hubungan ekonomi kita, kerja sama di banyak bidang juga sangat baik. Dan perjanjian-perjanjian kita ikut serta dalam Eurasian Free Trade juga berjalan dengan sangat baik... banyak sekali kemajuan dalam hubungan ini,” ungkap Presiden Prabowo dalam pernyataan resmi, dikutip Senin (23/6).
Dalam kesempatan sama, Presiden Putin menegaskan hubungan Rusia dan Indonesia terus berkembang secara konsisten terutama di bidang perdagangan, pertanian, eksplorasi luar angkasa, energi, serta kerja sama militer dan teknis.
Rusia menilai, Indonesia memiliki peran strategis sebagai anggota BRICS dalam memperkuat kerja sama di kawasan Global South dan mendorong tatanan global yang lebih adil dan inklusif.
“Hubungan Rusia dan Indonesia berkembang secara konsisten. Volume perdagangan naik. Kami ada banyak perspektif di berbagai bidang, termasuk pertanian, penjelajahan luar angkasa, dan energi," kata Putin.
Dirinya juga menilai, Indonesia-Rusia memiliki potensi kerja sama di bidang militer dan teknis sehingga kedua negara masih memiliki banyak peluang dan kapasitas untuk berkembang.
Baca Juga: Rusia Dan China Tawarkan Teknologi PLTN Ke Indonesia
Penggunaan QRIS dan Kerja Sama Energi
Lebih lanjut, kedua pimpinan negara juga membahas berbagai peluang kerja sama lain, di antaranya sistem pembayaran lintas negara, seperti pemanfaatan QRIS dan transaksi menggunakan mata uang lokal (Local Currency Transaction/LCT).
Nantinya, penggunaan sistem tersebut akan diimplementasikan secara langsung antarnegara tanpa perlu melalui perantara pihak ketiga seperti Uni Emirat Arab.
RI-Rusia juga mendorong kerja sama energi dengan penyelarasan standar teknis melalui Mutual Recognition Agreement (MRA).
Nantinya, kerja sama akan diarahkan pada proyek pengembangan Small Modular Reactor (SMR), serta kolaborasi di bidang farmasi dan penelitian.
Sementara itu di sektor pariwisata, Presiden Prabowo mengusulkan penambahan slot penerbangan langsung dari Moskow ke Denpasar di luar jadwal tiga kali seminggu yang sudah berjalan, dengan mempertimbangkan rute tersebut cukup strategis dengan waktu tempuh sekitar 12 jam nonstop.
"Penambahan ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antara kedua negara dan memperbesar jumlah kunjungan wisatawan asal Rusia ke Indonesia," imbuhnya.
Baca Juga: Danantara-RDIF Siapkan Platform Investasi Dengan Modal Rp37,7 Triliun
Pertanian dan CPO
Pada sektor pertanian dan pangan, Rusia diketahui menawarkan kerja sama terkait penyediaan bahan baku pupuk, benih pertanian, dan produk daging ke Indonesia.
Sebagai respons, Indonesia mendorong peningkatan ekspor Crude Palm Oil (CPO) ke Rusia untuk memperluas pasar dan meningkatkan nilai ekspor nasional.
Terpisah, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman sebelumnya juga menyampaikan bahwa Rusia menunjukkan minat kuat untuk meningkatkan impor CPO dari Indonesia dalam skala besar sebagai bagian kerja sama strategis.
"Kalau Rusia yang menarik, kami minta ekspor CPO kita meningkat dari Indonesia ke Rusia," kata Mentan dikutip dari Antara, Senin (23/6).
Lebih lanjut, Mentan Amran mengatakan keseriusan kerja sama tersebut terlihat dari undangan khusus yang diterima Mentan RI dari Mentan Federasi Rusia Oksana Nikolaevna Lut, yang dijadwalkan akan membahas kemitraan konkret pada pertemuan bilateral bulan Oktober 2025 mendatang.
Meski belum menyebutkan peningkatan volume ekspor CPO ke Rusia secara rinci, dia memastikan kerja sama ini akan berdampak positif bagi industri sawit nasional dan kesejahteraan petani Indonesia.
"Kami dapat undangan khusus dari Menteri Pertanian Rusia, bulan Oktober. Kita akan kerjasama," tegasnya.