14 Desember 2023
10:42 WIB
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Harga minyak naik di awal perdagangan Asia pada Kamis (14/12), menyusul penarikan mingguan dari penyimpanan minyak mentah AS yang lebih besar dibandingkan perkiraan, dan sinyal Federal Reserve AS akan mulai menurunkan biaya pinjaman pada tahun 2024.
Brent berjangka naik 46 sen, atau 0,6%, menjadi menetap di US$74,72 per barel pada pukul 00.07 GMT. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 48 sen, atau 0,7%, menjadi menetap di US$69,95.
Dikutip dari Reuters, suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya pinjaman konsumen, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak. Berita tersebut juga membuat dolar melemah, sehingga harga minyak menjadi lebih murah bagi pembeli asing.
Baca Juga: Pasokan Berlebih, Harga Minyak Jatuh Lebih Dari 3%
Pada hari Selasa atau Rabu WIB (13/12), melansir CNBC, baik Brent dan WTI ditutup pada level terendah sejak 27 Juni, sebagian besar karena kekhawatiran kenaikan inflasi bulan lalu berarti Federal Reserve belum siap untuk menurunkan suku bunganya.
Namun, The Fed meredakan kekhawatiran tersebut pada hari Rabu, mempertahankan suku bunga tetap stabil dan mengindikasikan tiga pemotongan akan dilakukan pada tahun 2024. Suku bunga yang lebih tinggi dapat memperlambat permintaan dan memberikan tekanan pada harga minyak.
Pasar menguat pada sesi terakhir di tengah kekhawatiran mengenai keamanan pasokan minyak Timur Tengah setelah serangan kapal tanker di Laut Merah.
Sebuah kapal tanker di Laut Merah lepas pantai Yaman ditembaki oleh orang-orang bersenjata di sebuah speedboat dan menjadi sasaran rudal, insiden terbaru yang mengancam jalur pelayaran setelah pasukan Houthi Yaman memperingatkan kapal-kapal tersebut untuk tidak melakukan perjalanan ke Israel.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Brent Menetap di US$75,89
Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan perusahaan-perusahaan energi menarik cadangan minyak mentah sebanyak 4,3 juta barel lebih besar dari perkiraan selama pekan yang berakhir 8 Desember karena penurunan impor.
Angka ini jauh lebih besar daripada jajak pendapat Reuters yang menyebutkan penarikan sebanyak 700.000 barel.
Dalam laporan bulanannya, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) menyalahkan penurunan harga minyak mentah terbaru akibat "kekhawatiran berlebihan" terhadap pertumbuhan permintaan minyak.
Kontrak berjangka Brent telah turun sekitar 10% sejak OPEC+ mengumumkan babak baru pengurangan produksi pada 30 November. OPEC+ mencakup OPEC dan sekutunya seperti Rusia.