04 April 2023
16:46 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
JAKARTA - Rata-rata harga minyak mentah Indonesia (ICP) sepanjang Maret 2023 dilaporkan mengalami penurunan US$4,89 per barel dari US$79,48 per barel pada Februari 2023 menjadi US$74,59 per barel.
Penetapan ICP Maret 2023 itu termaktub dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 131.K/MG.03/DJM/2023 tentang Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan Maret 2023 tertanggal 3 April 2023.
Sejumlah faktor yang berpengaruh terhadap turunnya harga minyak mentah utama di pasar internasional salah satunya ialah kekhawatiran pasar atas kondisi ekonomi global, utamanya kawasan Eropa dan Amerika Serikat akibat tutupnya Silicon Valley Bank 10 Maret 2023 silam.
Baca Juga: OPEC+ Pangkas Produksi, Ini Kata Pengamat
Mengutip Executive Summary Tim Harga Minyak Mentah Indonesia, dampak dari tutupnya SVB ialah penarikan dana besar-besaran oleh nasabah, meningkatkan ketidakpastian terkait inflasi, hingga suku bunga dan aktivitas ekonomi di masa depan yang berdampak besar pada konsumsi minyak dan investasi global.
"Kekhawatiran pelaku pasar seiring inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan, kekhawatiran kenaikan suku bunga, penguatan nilai tukar dolar dan pelambatan aktivitas ekonomi, serta berujung pada turunnya permintaan minyak mentah," tulis Exsum tersebut.
Di luar itu, penurunan ICP Maret 2023 juga tak lepas dari permintaan minyak mentah dunia. International Energy Agency (IEA) dalam laporannya Maret 2023 menuliskan throughput kilang global mencapai titik terendah di level 81,1 juta barel per hari kaena seasonal maintenance di Amerika Serikat dan negara lainnya.
Faktor lainnya ialah turunnya impor feedstock kilang-kilang independen China sebesar 8,9% dari bulan sebelumnya menjadi 3,97 juta barel per hari, hingga turunnya oil throughput kilang di Jepang, Taiwan, Singapura, hingga Korea Selatan.
Baca Juga: OPEC+ Umumkan Pemotongan Produksi Minyak
Bahkan, Departemen Energi AS menyatakan butuh waktu beberapa tahun untuk mengisi ulang cadangan minyak strategis. Hal itu menimbulkan kekhawatiran pasar tentang potensi oversupply, utamanya terkait rencana Negeri Paman Sam melepas 26 juta barel minyak dari SPR.
Khusus untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah turut dipengaruhi oleh kekhawatiran pasar atas pemulihan permintaan minyak China, seiring penetapan target GDP yang moderat oleh Pemerintah Tiongkok dan lebih rendah dari prediksi para ekonom.
"Penurunan konsumsi produk gasoline hingga 7.51% dan produk gasoil hingga 0,34% di China yang mengakibatkan penurunan harga jual produk minyak bumi di China," demikian dikutip dari exsum Tim Harga Minyak Mentah Indonesia.
Pasokan
Lebih lanjut, IEA dalam laporannya periode Maret 2023 menyampaikan pasokan minyak mentah dunia melonjak naik sebesar 830 ribu BOPD pada Februari 2023 menjadi 101,5 juta barel per hari.
Hal itu tak lepas dari peningkatan produksi di AS dan Kanada. Dengan begitu, diperkirakan pertumbuhan pasokan minyak mentah negara-negara Non-OPEC akan mencapai 1,6 juta barel per hari tahun 2023.
Sementara itu, OPEC melaporkan pada Maret 2023 peningkatan produksi minyak mentah negara non-anggota tahun ini mencapai 200 ribu barel per hari dibandingkan proyeksi pada bulan sebelumnya menjadi 67,2 juta barel per hari.
Untuk laporan mingguan US Energy Information Administration (EIA) pada Maret 2023, Amerika Serikat berhasil mencetak rekor baru untuk ekspor produk minyak, yakni mencapai rata-rata 5,97 juta barel per hari yang didorong oleh peningkatan ekspor distillate sebesar 18% atau 193 ribu barel per hari.