14 Maret 2024
08:37 WIB
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange mengalami penguatan pada Rabu atau Kamis pagi (14/3) karena pelemahan dolar Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari Antara, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April tercatat naik US$14,70 atau 0,68% dan ditutup pada US$2.180,80 per ounce.
Pasar emas telah memberikan reaksi terhadap indeks harga konsumen (Consumer Price Index/CPI) yang sedikit lebih tinggi dari perkiraan sebagaimana rilis pada Selasa (12/3). Hari sebelumnya, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April tercatat turun US$22,50 atau 1,03% menjadi US$2.166,10 per ounce.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Selasa (12/3) bahwa Consumer Price Index (CPI) pada Februari mengalami peningkatan 0,4% secara bulanan dan 3,2% secara tahunan. Kenaikan bulanan sesuai ekspektasi, tetapi secara tahunan sedikit di atas perkiraan, yakni 3,1%.
Baca Juga: Harga Emas Turun Karena Penguatan Indeks Dolar AS
Inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan dapat membuat Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu lebih lama, setidaknya hingga pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC) pada bulan Juni. Hal tersebut mendorong aksi ambil untung di pasar emas.
Emas berjangka memiliki keunggulan teknis jangka pendek yang kuat secara keseluruhan. Analis pasar berpendapat bahwa target harga kenaikan berikutnya untuk emas ditutup di atas resistensi kuat di angka US$2.203,00. Lalu, target harga penurunan jangka pendek selanjutnya di bawah technical support yang kuat di angka US$2.100,00.
Untuk Indeks Harga Produsen (Producer Price Index/PPI), akan dirilis pada hari ini.
Terkait logam mulia perak, untuk pengiriman Mei meningkat 76,20 sen atau 3,12% menjadi US$25,156 per ounce. Harga platinum untuk pengiriman April meningkat US$16,70 atau 1,80% dan ditutup di level US$944,90 per ounce.