22 Juli 2024
08:00 WIB
Harga Emas dan Minyak Naik Usai Joe Biden Mundur Dari Pemilu AS
Harga emas naik sebesar 0,5% di awal sesi Asia usai Joe Biden mundur dari pemilu. Emas diuntungkan oleh selera aset safe-haven di tengah meningkatnya ketidakpastian pemilu AS yang penuh gejolak.
Editor: Fin Harini
Presiden Amerka Serikat Joe Biden. ANTARA FOTO/Jim Watson/Pool via REUTERS
JAKARTA – Harga emas naik tipis karena pasar mempertimbangkan dampak keputusan Presiden Joe Biden mengakhiri pencalonannya kembali. Langkah Biden memicu pertanyaan baru mengenai apakah pengunduran dirinya akan membantu atau menghalangi peluang Donald Trump untuk kembali ke Gedung Putih.
Emas batangan naik sebesar 0,5% di awal sesi Asia, karena logam ini diuntungkan oleh selera aset safe-haven di tengah meningkatnya ketidakpastian mengenai pemilu AS yang penuh gejolak.
Dikutip dari Bloomberg, harga emas di pasar spot naik 0,5% menjadi US$2,411.33 pada pukul 6:57 pagi di Singapura. Indeks Bloomberg Dollar Spot turun 0,2%.
Biden, 81 tahun, membatalkan pencalonannya untuk masa jabatan kedua di tengah kekhawatiran dia tidak bisa mengalahkan Donald Trump, dan mendukung Wakil Presiden Kamala Harris sebagai kandidat dari Partai Demokrat.Biden mengatakan dia akan menjalani masa jabatannya.
Baca Juga: Emas Dunia Tembus US$2.500 Pada Juli 2024
Kemerosotan dolar saat pasar dibuka pada hari Senin juga menawarkan dukungan terhadap emas. Pasalnya, para pedagang bersandar pada gagasan bahwa Trump – jika ia memenangkan pemilu – akan mendorong melemahnya mata uang AS. Penguatan greenback biasanya berdampak negatif bagi emas batangan, yang dihargai dalam dolar.
Emas batangan mencapai rekor tertinggi minggu lalu, setelah mendapat dukungan tahun ini karena meningkatnya spekulasi bahwa Federal Reserve akan beralih ke pelonggaran moneter. Suku bunga yang lebih rendah biasanya berdampak positif bagi emas karena tidak memberikan bunga.
Sementara itu, harga minyak mentah naik tipis karena investor mempertimbangkan dampak dari keputusan Presiden Joe Biden untuk tidak mencalonkan diri kembali, sementara kebakaran hutan mengancam beberapa produksi di Kanada. Sebelumnya, harga minyak merosot hampir 3% pada hari Jumat akhir pekan lalu.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Melemah Terseret Ekonomi China
Patokan global Brent naik menuju US$83 per barel setelah mencatat penurunan satu hari terbesar sejak awal Juni, sementara West Texas Intermediate berada di atas US$80.
Dolar AS melemah di awal perdagangan Asia, menguntungkan komoditas yang dihargakan dalam mata uang tersebut.
Di Kanada, ledakan panas di ladang minyak Alberta telah memicu gelombang kebakaran hutan. Diperkirakan 348.000 barel produksi minyak per hari terancam, menurut data Alberta Wildfire dan Alberta Energy Regulator.