Harga Beras, Daging Ayam dan Bapok Lain Merangkak Naik

JAKARTA – Harga beberapa bahan pokok pasca Hari Raya Idulfitri terpantau merangkak naik. Berdasarkan hasil pantauan di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, harga Ayam saat ini sendiri mencapai Rp50 ribu satu ekornya. 

"Waduh harganya udah naik tambah mahal abis lebaran, untuk yang besar sendiri Rp50 ribu, untuk yang sedang Rp45 ribu," kata Atun (37 tahun) pedagang ayam potong kepada Validnews, Rabu (10/5). 

Dirinya melanjutkan, kenaikan ini terjadi semenjak satu minggu setelah lebaran, hingga saat ini harga terus naik.

Menurut Atun, kenaikan harga daging ayam tersebut juga dipicu pasokan yang kurang.  Akibat dari kenaikan tersebut, Atun menderita kerugian. Lebih dari 50% pembelinya kabur.

"Sebelum lebaran sih harganya ga terlalu mahal ya, cuma sekarang mahal banget," imbuhnya. 

Baca Juga: Harga Beras Tinggi, Bapanas: Belum Terbentuk Keseimbangan Produksi

Sementara untuk harga beras medium sebesar Rp10.500, untuk beras premium berbagai macam harga ada yang Rp12.750, Rp11.500, untuk beras pandan wangi sendiri dibanderol dengan harga Rp14.000/liter.

Untuk harga telur ayam sendiri di pasaran sampai saat ini mengalami kenaikan Rp30 ribu per kg.

Jenis bawang dan cabai juga terpantau mengalami kenaikan. Harga bawang putih sendiri saat ini Rp34.660, harga bawang merah sendiri Rp39.330.

Dilansir dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga beras sendiri saat ini mencapai Rp13.400, untuk harga daging ayam sendiri Rp36.500, harga daging sapi Rp135.350.

Sementara itu, pedagang daging sapi Edi Rosidi (54 tahun) mengatakan, untuk daging sapi sendiri saat ini mengalami penurunan dengan harga Rp120 ribu. 

"Saat ini sendiri ya turun harganya, kadang Rp120 ribu kadang juga Rp115 ribu, sebelum lebaran sendiri bisa mencapai Rp130 atau Rp135 ribu," ungkapnya. 

Baca Juga: Bulog Gandeng Hypermart Perluas Jangkauan Operasi Pasar Beras

Walaupun harga saat ini sedang turun, hal tersebut tidak dibarengi dengan kenaikan daya beli masyarakat. 

Dia mengaku, daya beli masyarakat sendiri untuk saat ini menurun hingga 50%, sehingga dirinya tidak tentu dalam memotong sapi yang akan dijual. 

"Kadang ga tentu, kadang dua ekor sapi dipotong, kalau ga abis ya besoknya cuma seekor, soalnya ga ada yang beli sih," jelasnya.