c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

14 Maret 2025

21:00 WIB

Hampir Puncak Panen Raya, Bulog Baru Serap 10% Panen Padi-Gabah

Perum Bulog melaporkan hingga saat ini sudah menyerap hasil panen petani sebanyak 300 ribu ton beras. Jumlah ini masih sekitar 10% dari target 3 juta ton yang akan diserap selama panen raya.

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Khairul Kahfi

<p>Hampir Puncak Panen Raya, Bulog Baru Serap 10% Panen Padi-Gabah</p>
<p>Hampir Puncak Panen Raya, Bulog Baru Serap 10% Panen Padi-Gabah</p>

Mesin harvester sedang memanen padi di sawah. Dok Kementan

JAKARTA - Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Arwakhudin Widiarso melaporkan, sepanjang tahun berjalan, Bulog baru menyerap sebanyak 300 ribu ton setara beras dan gabah. Jumlah ini masih sekitar 10% dari target 3 juta ton setara beras dan gabah yang akan diserap selama panen raya.

Meski baru tercapai 10%, Arwakhudin mengaku, capaian penyerapan ini menjadi pencapaian terbesar pihaknya selama lima tahun terakhir.

“Dalam 5 tahun terakhir penyerapan sebanyak 300.000 ton merupakan angka tertinggi, rata-rata penyerapan harian sudah belasan ribu ton, semoga kami bisa terus menjaga momentum ini menjelang panen raya di akhir Maret hingga April nanti,” ucap Arwakhudin dalam keterangan resmi, Jakarta, Jumat (14/3).

Baca Juga: 80% Gabah di Bawah Standar, Bulog Sebut Beras Tetap Baik

Bersamaan dengan panen raya, Arwakhudin pun menyampaikan, pihaknya tengah mengoptimalkan penyerapan gabah maupun beras dari petani.

Penyerapan dilakukan melalui kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Dinas Pertanian di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, TNI Polri, kelompok tani, dan penggilingan padi untuk memastikan proses penyerapan dapat berjalan dengan baik. 

“Tim Jemput Gabah Perum BULOG concern melakukan penyerapan dengan melibatkan banyak pihak dari stakeholders perusahaan, seperti Dinas Pertanian di tingkat Provinsi dan kota/kabupaten, TNI-POLRI, kelompok tani, gapoktan dan penggilingan padi. Tentunya sinergi ini kami harapkan untuk dapat mengoptimalkan penyerapan kami menjelang musim panen raya,” tuturnya.

Lebih lanjut, dia pun menyatakan, saat ini Perum Bulog tengah gencar melakukan sosialisasi terhadap harga pembelian Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani dengan HPP yang ditetapkan pemerintah senilai Rp6.500/kg

“Sesuai dengan arahan Presiden bahwa harga yang ditetapkan pemerintah untuk pembelian Gabah Kering Panen di tingkat petani adalah sebesar Rp6.500/kg. Tentunya harga ini adalah bentuk pemerintah hadir dalam upaya menyejahterakan petani dengan melakukan pembelian gabah dengan harga yang baik dan dapat menguntungkan para petani.” sebut Arwakhudin.

Sementara itu, Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog sekaligus Wamentan Sudaryono menyatakan, surplus produksi beras diperkirakan mencapai 2,8-3,5 juta ton hingga April 2025. Di saat yang sama, momen ini menjadi puncak panen raya nasional. 

Sejalan dengan jumlah surplus tersebut, Sudaryono berharap, petani semakin bersemangat untuk menanam padi sebanyak 2-3 kali dalam setahun. Sehingga, bisa menciptakan ketahanan pangan yang lebih berkelanjutan. 

“Setelah panen kali ini, saya harapkan para petani bisa kembali menanam lagi. Jadi dalam setahun bisa menanam hingga 2-3 kali, tidak hanya sekali menanam saja,” ungkap Sudaryono.

Jaga Keseimbangan Harga Gabah
Terpisah,Mentan Andi Amran Sulaiman menegaskan, pemerintah terus berupaya menjaga keseimbangan harga gabah di tingkat petani agar mereka mendapatkan keuntungan yang layak.

Baca Juga: Mentan Minta Bulog Serap 2,1 Juta Ton Beras Dari Penggilingan

Salah satu langkah yang diambil adalah menaikkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah dan peningkatan penyerapan gabah oleh Bulog, guna mencegah anjloknya harga saat musim panen.

”Jadi ini adalah kebahagiaan pemerintah khususnya Bapak Presiden Prabowo, karena petani kita bahagia di musim panen sekarang, mudah-mudahan ini berlanjut terus. Dan harga ini dikawal sampai tingkat bawah. Kami terima kasih kepada Bulog sudah mengawal sampai ke bawah,” ungkap Amran di Gresik, Jumat (14/3).

Dia juga menekankan, pemerintah akan terus mengawal pemenuhan kebutuhan petani. Mulai dari pupuk, benih, alat dan mesin pertanian (alsintan), dan berbagai kebutuhan lainnya.

Dengan dukungan sarana dan prasarana pertanian tersebut diharapkan dapat mendongkrak produksi padi nasional.

“Kemudian juga benih, alat mesin pertanian kita sudah berikan, nanti irigasi insya Allah kami sudah telepon langsung kementerian PU akan menindaklanjuti segera,” ucapnya.

Melalui upaya pemerintah dan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan petani, diharapkan ketahanan pangan nasional dapat terjaga, memastikan ketersediaan bahan pangan yang stabil, serta mengurangi ketergantungan pada impor.

Keberlanjutan berbagai program pemerintah juga diharapkan dapat membawa manfaat jangka panjang bagi sektor pertanian dan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar