15 November 2023
09:32 WIB
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Halodoc, startup di bidang kesehatan atau Health Tech asal Indonesia ini mengkonfirmasi telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sejumlah karyawannya.
VP Government Relations & Corporate Affairs Halodoc, Adeline Hindarto mengatakan, langkah ini harus dilakukan karena berbagai situasi dan kondisi saat ini. Pertama, adanya perubahan besar dalam situasi makroekonomi, politik dan geopolitik.
Menurutnya secara global maupun domestik, saat ini mengharuskan seluruh pelaku bisnis terus beradaptasi, mengevaluasi strategi bisnis secara berkala, hingga bertransformasi demi memastikan strategi terbaik untuk menghadapi dinamika industri.
Baca Juga: Astra International Terus Bidik Startup Potensial Untuk Didanai
"Sebagai perusahaan teknologi di industri kesehatan, adaptasi dan agility menjadi mantra kami sejak awal hadir di Indonesia. Menghadapi iklim industri saat ini, kami perlu menyiapkan organisasi yang tanggap dengan perubahan masa depan (future fit organization), dan untuk itu, perusahaan harus melakukan rightsizing," katanya, Rabu (15/11).
Sayangnya, dalam pernyataan resmi seperti yang dikutip oleh Validnews di atas, tidak disebutkan secara gamblang oleh Halodoc berapa jumlah karyawan yang terdampak kebijakan ini.
Meski begitu Adeline mengatakan bahwa langkah ini bukanlah keputusan yang mudah, namun perlu dilakukan untuk memastikan perusahaan tetap dapat bertumbuh secara berkelanjutan.
Dia juga menegaskan dalam prosesnya, Halodoc akan melakukan pemenuhan hak-hak karyawan sesuai peraturan dan hukum yang berlaku. Perusahaan juga memastikan setiap individu yang terdampak memiliki perlindungan kesehatan hingga bulan Desember 2024.
"Kami berterima kasih dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada setiap karyawan yang telah berkontribusi dengan sepenuh hati, khususnya selama menghadapi pandemi covid- 19," kata dia.
Ia juga menekankan bahwa transformasi ini dilakukan dengan pertimbangan matang, demi menjaga relevansi dan keberlanjutan perusahaan di masa mendatang. Ke depannya, Halodoc akan terus fokus untuk meningkatkan layanan dan memperluas akses layanan kesehatan bagi masyarakat.
"Tentunya dengan berorientasi pada produktivitas, agility dan keberlangsungan bisnis jangka panjang," tandasnya.
Baca Juga: UU Kesehatan Ketok Palu, Akan Jadi Masa Depan Startup Kesehatan?
Sebagai informasi, dilansir dari Tech In Asia, pada awal Juli lalu Halodoc telah meraih pendanaan seri D dengan total nilai US$100 juta (setara Rp1,5 triliun). Pendanaan ini dipimpin oleh Astra Digital International, salah satu investor pendahulu Halodoc yang turut memimpin putaran seri C.
Pendanaan ini meningkatkan total investasi Grup Astra di Halodoc menjadi US$135 juta (setara Rp2,03 triliun). Di putaran sebelumnya, perusahaan ini juga berinvestasi senilai US$35 juta (sekitar Rp508 miliar) atau hampir separuh dari total pendanaan Halodoc di seri C.