c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

19 April 2024

19:52 WIB

Hadapi Situasi Runyam Dunia, Airlangga Dapat Masukan Tony Blair

Tony Blair menyarankan Indonesia menjaga Indo-Pasifik menjadi kawasan yang damai. Hal ini strategis buat Indonesia sendiri karena akan mengerek naik pertumbuhan ekonomi domestiknya.

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Hadapi Situasi Runyam Dunia, Airlangga Dapat Masukan Tony Blair</p>
<p id="isPasted">Hadapi Situasi Runyam Dunia, Airlangga Dapat Masukan Tony Blair</p>

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyapa wartawan pada sidang lanjutan sengketa hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Jumat (4/4/2024). ValidNewsID/Darryl Ramadhan  

JAKARTA - Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, pemerintah Indonesia mendapat sejumlah saran dari Tony Blair dalam menghadapi gejolak geopolitik dunia saat ini. Paling utama, eks Perdana Menteri Britania Raya 1997-2007 itu mendorong RI untuk bisa menyerukan deeskalasi geopolitik Timur Tengah.

“Soal (tensi) geopolitik sama seperti yang kita sudah bahas, semua negara restrain atau menahan diri, terutama di Timteng,” ungkapnya usai bertemu Tony Tony Blair di kantornya, Jakarta, Jumat (19/4). 

Lebih lanjut, Airlangga menyambung, eskalasi geopolitik di Timteng berpeluang menurun karena negara-negara seperti Jordania, Mesir, dan Arab Saudi tidak memiliki kepentingan yang berarti.

Sementara, Israel sudah sangat kerepotan meladeni perlawanan Hamas di jantung Gaza. Negara berlambang Bintang Daud ini juga sudah kewalahan mengurusi Hizbullah yang getol melakukan serangan solidaritas untuk Palestina.

“(Terbukti), kalau kita lihat per siang hari ini, reaksi daripada Iran (yang baru diserang kurang dari 24 jam) juga masih sangat terbatas,” jelasnya.

Baca Juga: IHSG Jatuh ke Zona Merah Dibayangi Perang Iran-Israel

Secara politis, Airlangga menjelaskan, serangan Israel ke Isfahan, Iran hanya sebagai aksi penyelamatan muka atau tit for tat dalam skala kecil. Buat awam, tit for tat merupakan sebuah bentuk strategi yang didasarkan pada konsep pembalasan.

Pemerintah Indonesia sendiri berharap, aksi saling jual-beli serangan militer itu tidak menimbulkan efek lanjutan yang lebih besar. “Tentu, hal ini juga tidak diinginkan dunia,” ungkapnya.

Lebih lanjut, dunia sudah jenuh akibat tensi geopolitik yang cukup pelik antara Rusia dan Ukraina yang masih jauh dari kata selesai, padahal sudah makan waktu 2 tahun lamanya. Sekali lagi, Indonesia masih berkeinginan situasi dunia makin kondusif.

“Bagi kepentingan Indonesia, semakin stabil politik akan semakin baik,” jelasnya.

Tony Blair juga menyampaikan, sebut Menko Ekonomi, agar Indonesia sekuat tenaga bisa menjaga Indo-Pasifik menjadi kawasan yang damai. Hal ini strategis buat Indonesia sendiri karena akan mengerek naik pertumbuhan ekonomi domestiknya.

Terlebih, Indo-Pasifik akan menjadi salah satu kawasan yang prospektif dan diperhitungkan oleh dunia di masa depan. “Sehingga, di antara kawasan Indo-Pasifik itu posisi Indonesia sangat-sangat strategis. Momen itu yang harus kita manfaatkan dan untuk itu Tony Blair Institute siap bantu (RI),” ucapnya.

Airlangga menyampaikan, Tony Blair belum memberikan saran untuk pemerintah RI berkenaan harga minyak dan fiskal. Kendati, Indonesia diharapkan dapat meningkatkan potensi investasinya di Asia dengan modal fundamental ekonomi yang masih baik.

“Waktu kemarin (bertemu Tony Blair) di Asia Business Council yang terdiri dari seluruh CEO dan owner business se-Asia… hampir seluruhnya apresiasi fundamental ekonomi Indonesia, apalagi rating agency semua memberikan angka (penilaian) yang baik, jadi mereka cukup bullish mengenai Indonesia,” sebutnya.

Serukan Deeskalasi Konflik 
Menambahi itu, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi mengutarakan, saat ini semua negara menunggu respons yang dibutuhkan. Tidak ada negara yang ingin situasi konflik makin tinggi. 

“Jadi sekarang semua harus tenang, Indonesia sendiri juga harus mengikuti sama-sama. Apalagi sekarang menlu-menlu lagi berkumpul bersama, yaitu G7. Itu semua dorongannya sama, yaitu deeskalasi,” tutur Edi.

Dirinya berharap, aksi Israel terhadap Iran dini hari ini hanya sekadar menyerempet (brinkmanship) menyulut memanasnya pasar keuangan dan komoditas dunia lebih lanjut. Pada dasarnya, tidak ada yang lebih baik (better off) dalam konteks sebuah perang.

Baca Juga: Menteri ESDM Pastikan Ketahanan Energi RI Di Tengah Perang Iran-Israel

Dirinya pun menganggap, serangan tersebut hanya menjadi serangan balasan terbatas yang butuh dilakukan oleh masing-masing negara. Setelah itu, konflik bisa langsung dianggap selesai. Jangan sampai, serangan tersebut dimaknai dengan mencoba membuat serangan yang lebih besar satu sama lain.

“Semua harus (kompak) bergerak sama, termasuk di ruang G20 sekarang, disuarakan agar ada deeskalasi. Jadi di semua forum, kita akan pakai agar mendorong bagaimana tidak terjadi konflik (lanjutan),” sebutnya. 

Ditanya mengenai skenario terburuk untuk kebijakan dalam negeri Indonesia, Edi enggan mengelaborasi lebih jauh. Kendati situasi domestik RI masih tergolong aman. 

“(Kebijakan dalam negeri) kita amankan, tapi kita tidak bermain dulu ke situ (skenario terburuk),” paparnya. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar