28 Mei 2025
09:06 WIB
Gerindra DPR Usul Target Ekonomi 2026 Lebih Tinggi Capai 5,6-6,3%
Fraksi Gerindra menilai pertumbuhan ekonomi 5,6-6,3% di tahun depan akan lebih realistis sebagai modal untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi 8% di tahun 2029.
Penulis: Siti Nur Arifa
Editor: Khairul Kahfi
Ketua DPR Puan Maharani (kedua kanan) menerima berkas pembahasan dari Menkeu Sri Mulyani Indrawati (kiri) pada Rapat Paripurna ke-18 Masa Persidangan III Tahun Sidang 2024-2025, Jakarta, Selasa (20/5/2025). Antara Foto/Dhemas Reviyanto/tom
JAKARTA - Anggota DPR Fraksi Gerindra Annisa Mahesa menilai, target pertumbuhan ekonomi lebih tinggi sebesar 5,2-5,8% yang ditetapkan pemerintah dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2026 belum cukup sebesar 5,8%.
Patokan pertumbuhan ekonomi tersebut perlu ditetapkan lebih tinggi sebagai modal utama, dalam mengejar target pertumbuhan 8% di 2029 berdasarkan visi Presiden Prabowo Subianto. Karena itu, dirinya menyebut, target pertumbuhan yang dirasa tepat untuk mengakomodasi target ambisius, dengan menaikkan target untuk 2026 berkisar 5,6-6,3%.
“Akan lebih realistis untuk menuju 8% pada 2029 dari target Pemerintahan Presiden Prabowo, apabila pada tahun 2026 pertumbuhan ekonomi menjadi 5,6% hingga 6,3%,” imbuhnya saat menyampaikan pandangan terhadap KEM-PPKF dalam Rapat Paripurna DPR, Jakarta, Selasa (27/5).
Baca Juga: Menkeu Bidik Pertumbuhan Ekonomi RI 5,8% Di 2026
Annisa mengatakan, target pertumbuhan di atas juga menunjukkan optimisme di tengah kondisi ekonomi global yang masih diliputi ketidakpastian menantang, namun masih tetap realistis.
Selain itu, dia meyakini, dukungan politik yang kuat, sinergi fiskal moneter, serta langkah reformasi struktural pemerintah baru dapat menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Selain target pertumbuhan ekonomi, Annisa juga menyorot target inflasi 2026 yang masih perlu ditingkatkan ke level 2-4%. Saran target tersebut lebih tinggi dari target pemerintah dalam KEM-PPKF yang berada di angka 1,5-3,5%.
“Fraksi Partai Gerindra mendorong adanya kenaikan daya beli masyarakat dengan tetap adanya pengendalian inflasi yang lebih terkendali dalam rentang 2% hingga 4%,” tambahnya.
Melihat petunjuk memulihnya daya beli masyarakat serta sinyal penguatan ekonomi, Annisa mengatakan, pihaknya mendukung kebijakan pengendalian inflasi terkoordinasi baik melalui subsidi yang terarah, ketahanan pangan domestik, hingga efisiensi rantai logistik dan distribusi bahan pokok.
Terakhir, dirinya juga menyarankan kepada pemerintah agar target penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di 2026 dapat turun ke level Rp16.200-16.500, atau cenderung lebih menguat di bawah target pemerintah yang berada di rentang Rp16.500-16.900.
Beda Pandangan Golkar
Berbeda, fraksi Golkar yang diwakili Nurul Arifin mengakui, jika target pertumbuhan ekonomi di 2026 menghadapi tantangan besar di tengah kondisi ketidakpastian global. Bahkan, pihaknya menyebut target batas bawah sebesar 5,2% dari pemerintah sejauh ini menjadi target yang paling realistis.
“Mempertimbangkan situasi ekonomi global saat ini, target pertumbuhan ekonomi pada batas bawah sebesar 5,2% sejatinya lebih realistis untuk dicapai,” ujar Nurul dalam kesempatan sama.
Baca Juga: Tanggapi 8 Strategi KEM PPKF, Fraksi PDIP: Perlu Indikator Capaian Kinerja yang Terukur
Meski demikian, pemerintah mesti berupaya lebih keras lagi untuk bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi di batas atas 5,8%, apabila ingin mengejar target perekonomian 8% di 2029.
Terkait inflasi, pihaknya juga berpendapat bahwa target inflasi semestinya diarahkan pada tingkat yang memiliki daya ungkit yang lebih besar pada pertumbuhan ekonomi.
“Target inflasi yang relatif tinggi juga harus disertai dengan kebijakan yang mampu menjaga daya beli masyarakat, sehingga pertumbuhan yang dihasilkan dapat lebih berkualitas dan inklusif untuk sebesar-besarnya kepentingan dan kemakmuran masyarakat,” pungkas Nurul.