c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

03 Januari 2025

08:13 WIB

Garuda Indonesia dan Pelita Air Tambah 26 Pesawat Di 2025

Garuda Indonesia berencana menambah 20 armada yang akan dilakukan bertahap. Sementara Pelita Air akan menambah 6 armada. 

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Garuda Indonesia dan Pelita Air Tambah 26 Pesawat Di 2025</p>
<p id="isPasted">Garuda Indonesia dan Pelita Air Tambah 26 Pesawat Di 2025</p>

Ilustrasi - Deretan pesawat milik maskapai Garuda Indonesia parkir di areal Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. Sumber: Antara Foto/Lucky R

JAKARTA - PT Garuda Indonesia dan PT Pelita Air, dua maskapai penerbangan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memasang target penambahan 26 armada pesawat pada tahun 2025, untuk memperluas layanan penerbangan baik domestik dan internasional.

Dari jumlah itu, Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani Panjaitan mengatakan Garuda akan menambah 20 armada pesawat di tahun 2025.

"Saya sampaikan untuk Garuda Indonesia tahun ini (2025) kami targetnya menambah sampai 20 pesawat," kata Wamildan seusai mengikuti rapat bersama Menteri BUMN Erick Thohir di Jakarta, Kamis (2/1), dikutip dari Antara.

Penambahan 20 pesawat di tahun 2025 dilakukan secara bertahap mulai Januari. Pada bulan ini, Garuda akan menerima kedatangan dua armada pesawat Boeing.

"Jadi Januari ini kita kedatangan dua pesawat lagi Boeing, dan di Februari nanti kita operasikan 1 lagi tambahan (Boeng) 737. Harapannya nanti total sampai 2025 kita bisa mencapai sampai 20 pesawat," ucapnya.

Wamildan mengaku Garuda menghadapi tantangan untuk memperoleh pesawat, baik baru maupun bekas. Pasalnya, terdapat kesulitan dalam mencari pesawat yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasar penerbangan saat ini.

Baca Juga: Pendapatan Usaha Garuda Semester I/2024 Naik 18,27%

Meski begitu, dia mengaku tetap berkomitmen untuk memaksimalkan pemanfaatan pesawat yang diperoleh selama tahun 2025, dengan tetap memperhatikan jenis dan kapasitas armada yang akan digunakan.

Garuda Indonesia juga menekankan pentingnya menambah kapasitas pesawat agar dapat melayani seluruh rute yang telah tersedia, sebagai bagian dari upaya meningkatkan efisiensi operasional.

Peningkatan armada pesawat Garuda Indonesia juga menjadi prioritas utama manajemen untuk mengatasi kekurangan kapasitas, guna meningkatkan kualitas layanan dan daya saing maskapai tersebut di pasar penerbangan global.

"Rute kita itu sudah banyak. Yang kurang pesawatnya. Jadi, inilah kenapa prioritas utama dari saya saat ini dan juga tim kita tambah kapasitas pesawatnya. Harapannya nanti bisa meng-cover semua rute yang ada," tutur Wamildan.

Dukung Penerbangan Haji
Di tempat yang sama, Direktur Utama Pelita Air Dendy Kurniawan mengatakan bahwa di tahun ini pihaknya menambah enam armada pesawat. Saat ini Pelita Air memiliki 12 armada.

"Tahun ini sudah pasti, jadi bukan rencana sudah pasti tinggal menunggu datang itu tambahan lagi enam. Jadi akan 18 pesawat kita operasikan di 2025," kata Dendy.

Dia mengaku bahwa pihaknya mendatangkan pesawat Airbus sehingga nantinya bisa mendukung maskapai Garuda Indonesia saat angkutan jemaah calon haji.

"Dua unit wide body yang pesawat yang besar. Untuk nanti kita bisa support Garuda juga pada saat haji dan umroh. Kita semua Airbus," ucapnya.

Baca Juga: Garuda Prediksi Jumlah Penumpang Di Momen Nataru Naik 24%

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan industri penerbangan Indonesia masih berfokus pada efisiensi, mengingat jumlah pesawat yang terbatas.

Menurutnya, saat ini, Indonesia membutuhkan sekitar 750 pesawat, namun jumlah pesawat yang ada baru sekitar 400-an.

"Saya rasa industri penerbangan hari ini kita terus efisiensi. Karena memang jumlah pesawat kan tidak cukup. Dengan size Indonesia yang memerlukan 750 pesawat yang hari ini baru 400-an ya memang kita kurang," ucapnya.

Erick menyampaikan maskapai seperti Garuda dan Pelita Air tengah berusaha menambah jumlah pesawat untuk memenuhi kebutuhan transportasi udara yang terus berkembang.

"Jadi laporan yang tadi disampaikan oleh Dirut Garuda, Dirut Pelita berusaha menambah pesawat. Jadi, inovasinya menambah pesawat," kata Erick.

Ia menegaskan dalam pemilihan pesawat untuk maskapai, fokus utama yang diperhatikan bukan pada merek, melainkan pada efisiensi operasional.

Menurutnya, efisiensi penggunaan pesawat tersebut dapat memberikan keuntungan bagi maskapai, dengan memperhatikan jarak penerbangan dan jenis pesawat yang digunakan.

"Ya kalau kami melihat kita tidak prejudice antara merek satu dan merek lainnya. Tetapi tentu yang kita bicarakan nomor satu efisiensi dari pada penggunaan jenis-jenis pesawat tersebut untuk tujuannya," kata Erick.

Erick menyampaikan hal itu menanggapi pernyataan awak media mengenai apakah Kementerian BUMN memberikan perhatian khusus untuk pembelian pesawat pada maskapai pelat merah, setelah banyaknya insiden kecelakaan yang terjadi pada tahun 2024. Salah satunya insiden kecelakaan pesawat maskapai asal Korea Selatan pada hari Minggu (20/12/2024) di Bandara internasional Muan, Korea Selatan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar