c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

26 Oktober 2024

15:35 WIB

GAPKI: Industri Sawit Hadapi Sejumlah Tantangan

Menghadapi berbagai tantangan industri sawit, GAPKI menggelar 20th Indonesian Palm Oil Conference and 2025 Price Outlook (IPOC 2024) pada 6-8 November 2024 di Nusa Dua, Bali.

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">GAPKI: Industri Sawit Hadapi Sejumlah Tantangan</p>
<p id="isPasted">GAPKI: Industri Sawit Hadapi Sejumlah Tantangan</p>

Sejumlah pekerja memasukkan brondolan buah kelapa sawit (Elaeis Guineensis Jacq) ke dalam truk di Pelabuhan Rakyat Sungai Mesjid Kota Dumai, Riau, Kamis (23/5/2024). Sumber: AntaraFoto/Aswaddy Hamid

JAKARTA - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyatakan selama 2024 industri kelapa sawit masih menghadapi sejumlah tantangan baik dari dalam maupun luar negeri.

Menurut Bendahara Umum GAPKI Mona Surya, tantangan dari dalam negeri mulai dari isu mengenai stagnasi produksi dan produktivitas, ketidakpastian kebijakan, serta rata-rata umur tanaman yang memasuki masa replanting.

"Beberapa tantangan tersebut perlu mendapatkan perhatian khusus dari para stakeholder," kata Mona di Jakarta, Sabtu (26/10), dikutip dari Antara.

GAPKI mencatat produksi CPO secara tahunan melemah, sementara konsumsi justru meningkat. Produksi CPO pada Agustus 2024 mencapai 3.986 ribu ton, naik 10,2% dibandingkan produksi bulan JuIi sebesar 3.617 ribu ton. Demikian juga dengan produksi PKO naik menjadi 391 ribu ton dari 344 ribu ton pada bulan Juli.

Namun, total produksi Januari-Agustus 2024 yang sebesar 34.522 ribu ton masih 4,86% lebih rendah dari periode yang sama tahun 2023 yaitu dari 36.287 ribu ton.

Sementara itu, total konsumsi dalam negeri naik 30 ribu ton, dari 2.030 ribu ton pada bulan Juli menjadi 2.060 ribu ton pada bulan Agustus 2024. Konsumsi untuk keperluan pangan naik 88 ribu ton dan untuk oleokimia turun 2 ribu ton, sedangkan untuk biodiesel turun 56 ribu ton dari 1.035 ribu ton menjadi 979 ribu ton.

Baca Juga: GAPKI Ingatkan Indonesia Tak Santai Hadapi Pasar Ekspor Sawit ke India

Secara YoY sampai dengan bulan Agustus, konsumsi dalam negeri tahun 2024 mencapai 15.571 ribu ton atau 1,94% lebih tinggi dari tahun 2023 sebesar 15.274 ribu ton. Konsumsi untuk pangan mencapai 6.665 ribu ton atau 4,51% lebih rendah dari tahun lalu sebesar 6.980 ribu ton, oleokimia 1.484 atau lebih rendah 1,85% dari tahun sebelumnya sebesar 1.512 ribu ton, sedangkan biodiesel mencapai 7.421 ribu ton lebih tinggi 639 ribu ton (9,42%) lebih tinggi dari lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebesar 6.782 ribu ton.

Sementara itu, lanjut Mona, tantangan dari luar negeri yang dihadapi misalnya keseimbangan antara pasokan dan permintaan minyak nabati lainnya, kampanye negatif terkait rantai pasok yang keberlanjutan sampai faktor geopolitik di Eropa dan Timur Tengah.

Salah satu tantangan kebijakan dari Uni Eropa, lanjutnya, yaitu Kebijakan Deforestasi Uni Eropa (EUDR) berisiko menjadi hambatan di pasar internasional.

"Kebijakan ini berpotensi memberikan dampak signifikan bagi petani sawit di negara penghasil utama seperti Indonesia (41% dari produksi global) dan Malaysia (27%)," katanya.

IPOC 2024
Menanggapi dinamika yang penuh ketidakpastian tersebut, GAPKI siap menggelar 20th Indonesian Palm Oil Conference and 2025 Price Outlook (IPOC 2024) pada 6-8 November 2024 di Nusa Dua, Bali.

Dengan tema "Seizing Opportunities Amidst Global Uncertainty", lanjut Mona yang juga Ketua Panitia Pelaksanaan IPOC 2024, konferensi ini diharapkan menjadi forum strategis untuk membahas berbagai peluang di tengah ketidakpastian global.

Menurut dia, konferensi tersebut juga akan menyajikan analisis mendalam mengenai situasi pasar minyak nabati global, dengan fokus pada perkembangan dan dinamika terkini yang memengaruhi industri minyak sawit.

Baca Juga: Tak Khawatirkan Ekspor, GAPKI Justru Ungkap Ironi EUDR

"Berbagai kebijakan minyak sawit Indonesia, perspektif pasar dari negara-negara pengimpor, serta analisis pasokan dan permintaan minyak sawit dunia akan menjadi topik pembahasan utama dalam IPOC 2024 ini," ujarnya.

Para pakar di bidang minyak nabati seperti Thomas Mielke (Oil World), Julian McGill (Glenauk Economics), Nagaraj Meda (Transgraph), dan Dorab Mistry (Godrej International Ltd) dijadwalkan hadir untuk memberikan pandangannya mengenai tren harga di masa depan.

Dikatakannya, IPOC telah menjadi wadah bagi para pemangku kepentingan di industri kelapa sawit, baik di tingkat nasional maupun internasional selama 19 tahun terakhir.

Dalam penyelenggaraan dua hari tersebut mencakup konferensi, pameran produk, perkembangan teknologi, dan layanan terbaru di industri kelapa sawit.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar