c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

18 Agustus 2025

13:52 WIB

Fit Terus! Pemerintah Sasar 130,3 Juta Peserta Cek Kesehatan Gratis 2026

Pemerintah Indonesia meneruskan pelaksanakan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di tahun depan. Nantinya, program dengan anggaran Rp2,59 triliun ini akan menyasar 130,3 juta peserta se-Indonesia.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Khairul Kahfi

<p id="isPasted">Fit Terus! Pemerintah Sasar 130,3 Juta Peserta Cek Kesehatan Gratis 2026</p>
<p id="isPasted">Fit Terus! Pemerintah Sasar 130,3 Juta Peserta Cek Kesehatan Gratis 2026</p>

Pemeriksaan kesehatan saat masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) di Sekolah Rakyat Handayani Jakarta Timur, Senin (14/7/2025). Antara/Siti Nurhaliza

JAKARTA - Pemerintah Indonesia sepakat untuk kembali melaksanakan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) pada tahun depan. Nantinya, program dengan anggaran sebesar Rp2,59 triliun ini akan menyasar 130,3 juta peserta se-Indonesia. 

"Pelaksanaan CKG untuk tahun 2026 ditargetkan menyasar 130,3 juta peserta di seluruh wilayah Indonesia, dengan anggaran direncanakan sebesar Rp2.594,1 miliar," ucap pemerintah mengutip Buku II Nota Keuangan Beserta RAPBN 2026, Jakarta, Senin (18/8).

Baca Juga: Cek Kesehatan Gratis Sudah Diikuti 18 Juta Masyarakat 

Dokumen yang sama juga menjelaskan, pelaksanaan Cek Kesehatan Gratis diupayakan untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat, di mana upaya pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan tidak hanya pada aspek kuratif (pengobatan), tetapi juga pada penguatan upaya promotif dan preventif yang lebih proaktif dan berkelanjutan.

Oleh karena itu, kegiatan CKG merupakan bagian penting dari intervensi promotif preventif, yang bertujuan meningkatkan kesadaran dan deteksi dini penyakit di masyarakat, dan mengurangi beban pembiayaan kesehatan masyarakat melalui intervensi lebih awal atas berbagai penyakit kronis dan katastropik. 

Kemudian, memperkuat pelayanan kesehatan dasar sebagai ujung tombak sistem kesehatan nasional, serta menurunkan angka morbiditas dan mortalitas akibat penyakit yang dapat dicegah.

Pelaksanaan CKG di Indonesia sendiri dilaksanakan dalam tiga jenis. Pertama, layanan CKG di hari ulang tahun, yang dilaksanakan untuk anak usia 0-6 tahun dan 18 tahun ke atas dengan lokasi pelaksanaan di puskesmas dan klinik.

Kedua, layanan CKG sekolah, yang dilaksanakan untuk anak usia sekolah 7-17 tahun pada tahun ajaran baru dengan lokasi pelaksanaan di masing-masing sekolah. Ketiga, layanan CKG ibu hamil dan balita, yang dilaksanakan sesuai jadwal dengan lokasi pelaksanaan di posyandu dan puskesmas.

"Pelayanan CKG diberikan secara menyeluruh untuk seluruh warga, sehingga bayi hingga lansia berhak mendapat pemeriksaan dasar minimal sekali setahun, tanpa biaya," tegasnya.

Baca Juga: CKG Sekolah Perlu Dibuat Menyenangkan

Adapun, target peserta CKG pada tahun 2025 adalah 60 juta warga, termasuk 50 juta pelajar, santri, ibu hamil, dan kelompok rentan.

Mula Agustus 2025, cakupan peserta CKG diperluas ke 282.317 sekolah dan madrasah di seluruh Indonesia. Dalam RPJMN 2025-2029, target peserta CKG pada 2029 mencapai 70% dari populasi penduduk.

Tantangan Pelaksanaan CKG
Sejak CKG berjalan 10 Februari 2025, pemerintah mengidentifikasi beberapa tantangan untuk dapat diantisipasi. Antara lain, pemeriksaan keschatan rutin belum merata, terutama di kalangan pelajar, kelompok rentan, dan warga yang tinggal di daerah terpencil.

Baca Juga: Layanan Kesehatan Gigi Akan Ada di 10 Ribu Puskesmas

Kemudian, akses terbatas terhadap fasilitas keschatan dan tenaga kesehatan, khususnya di daerah terpencil dan kepulauan. Lalu, kendala pendanaan, terutama pada program berbasis kegiatan lapangan. Selanjutnya, kondisi peserta yang datang saat sudah sakit.

Pemerintah pun menargetkan CKG dapat mendukung upaya penurunan angka prevalensi stunting, mendeteksi lebih dini penyakit katastropik, memperkuat budaya hidup sehat, hingga mengurangi biaya rumah tangga akibat keterlambatan diagnosis. 

Dalam jangka panjang, CKG dapat memperkuat sistem Jaminan Kesehatan di tanah air, meningkatkan produktivitas nasional, dan menciptakan ekosistem kesehatan yang lebih adil dan efisien.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar