08 Agustus 2025
16:07 WIB
ESDM Bidik Pabrik Bioetanol Di Merauke Rampung 2027
Kementerian ESDM bakal percepat pabrik bioetanol di Merauke untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pemerintah membidik produksi bioetanol di merauke bisa berproduksi paling cepat 2027 mendatang.
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Khairul Kahfi
Ilustrasi - Pabrik Bioetanol Gempolkrep di Mojokerto. Antara/HO-PT Barata Indonesia
JAKARTA - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menyampaikan, pemerintah sedang mematangkan rencana proyek pabrik bioetanol di Merauke, Papua Selatan.
Dia menerangkan, fokus untuk mempercepat pelaksanaan proyek tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bioetanol di dalam neegeri. Pemangku kepentingan pun telah melakukan pembahasan intens mengenai hal tersebut.
"Minggu ini kita lagi fokus menyiapkan pabrik bioetanol untuk kebutuhan di dalam negeri. Untuk bioetanol ini akan ada percepatan pembangunan, khususnya di Merauke, Papua Selatan," ucap Yuliot saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (8/8).
Baca Juga: Bahlil Kulik Peluang Optimalisasi Etanol Dan Metanol Dari Kebun Tebu Merauke
Pemerintah, sambung Yuliot, membidik produksi bioetanol di Ujung Timur Indonesia itu bisa berproduksi paling cepat pada 2027 mendatang.
"Kita harapkan tahun 2027 sudah akan berproduksi bioetanol di Merauke. Ini lagi kita konsolidasikan," kata dia.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mendorong komoditas tebu dari perkebunan di Merauke, Papua Selatan, dioptimalkan untuk memproduksi metanol dan etanol.
Kedua produk tersebut, yakni metanol dan etanol, diperlukan dalam rangka memasifkan program biodiesel dan biofuel sebagai salah satu senjata transisi energi.
Hal tersebut diungkapkannya dalam Sidang Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Ke-2 dan Ke-3 Tahun 2025. Pada kesempatan itu, Menteri Bahlil menilai optimalisasi tebu sebagai bahan baku metanol dan etanol juga dilakukan dalam rangka menekan impor.
"Kita ini kan impor etanol dan metanol ini setiap tahun. Jadi mungkin yang di Merauke ini yang perlu kita push untuk tebunya itu dikonversi ke etanol dan metanol saja," tutur Bahlil, Sabtu (19/7).
Baca Juga: Bahlil Sebut Rencana Investasi Kebun Tebu Di Merauke Capai Rp83 T
Adapun Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan (DP2KP) Provinsi Papua Selatan mengungkapkan ada investor yang bergerak di bidang perkebunan tebu dan ingin menyuntikkan modal sekitar Rp60,7 triliun.
Investasi Rp60,7 triliun itu bukan sekadar untuk pembukaan lahan dan penanaman tebu, tetap juga pembangunan pabrik yang memproduksi gula.
"Berbagai persiapan sudah dilakukan, baik pembibitan, maupun pembukaan lahan, serta pembangunan pabrik yang direncanakan mulai beroperasi 2026 mendatang," ucap Kepala DP2KP Provinsi Papua Selatan Paino mengutip Antara, Senin (28/4).