c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

10 Januari 2025

10:40 WIB

Erick Thohir Angkat Bicara Soal Rencana Merger Garuda Indonesia-Pelita Air

Penggabungan Garuda Indonesia dan Pelita Air masih dalam tahap kajian, Menteri BUMN enggan beri bocoran tanggal eksekusinya.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Khairul Kahfi

<p>Erick Thohir Angkat Bicara Soal Rencana Merger Garuda Indonesia-Pelita Air</p>
<p>Erick Thohir Angkat Bicara Soal Rencana Merger Garuda Indonesia-Pelita Air</p>

Kolaborasi antara Garuda Indonesia dengan The Pokémon Company melalui pengoperasian livery tematik Pikachu Jet GA-1 yang diaplikasikan pada pesawat Boeing 737-800 NG, Banten, Kamis (22/2/2024). Dok Kemenparekraf

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengakui bakal ada merger antardua maskapai pelat merah, yakni Garuda Indonesia dan Pelita Air. 

Tetapi, Erick menyebutkan rencana merger itu masih dalam tahap kajian. Sehingga, belum bisa dipastikan waktu yang tepat untuk merealisasikan merger tersebut.

"Kita memang konsolidasi, ini masih kajian (merger Garuda Indonesia dan Pelita Air)," ujarnya kepada awak media selepas menghadiri acara MINDialogue bertajuk 'Hilirisasi dan Industrialisasi, Strategi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045', Jakarta, Kamis (9/1).

Secara mendasar, eks-bos Inter Milan itu menerangkan, penggabungan dua perusahaan tersebut tak lepas dari target bisnis yang berbeda, sehingga harus ada konsolidasi.

Garuda Indonesia nantinya akan menjadi perusahaan maskapai kelas premium, Pelita Air di segmen premium-ekonomi, sedangkan Citilink bakal menyasar pasar ekonomi.

Di samping itu, Erick mengakui, saat ini terdapat kekurangan armada pesawat di industri aviasi nasional. Artinya, perlu ada langkah taktis guna mengatasi hal tersebut.

"Memang integrasi ini harus terjadi dan memang jumlah pesawat kita kan tidak cukup," kata Menteri Erick.

Baca Juga: BUMN Beberkan Langkah Penggabungan Garuda-Pelita Ke InJourney

Sebagai informasi, Garuda Indonesia dan Citilink saat ini sudah berada dalam satu grup. Sementara Pelita Air Service masih berada di bawah payung PT Pertamina.

Sebelumnya, Erick sudah mengumpulkan Direktur Utama PT Garuda Indonesia, PT Pelita Air, serta Citilink dalam rangka membahas peta jalan enam bulan ke depan.

Dalam jumpa pers beberapa waktu lalu, Erick menyampaikan, merger Garuda Indonesia dan Pelita Air telah masuk dalam peta jalan enam bulan ke depan.

"Ini bagian dari roadmap enam bulan ke depan. Kenapa saya kumpulkan? Itu menjadi bagian diskusinya," jelasnya seperti dikutip Antara.

Meski bakal ada merger, Erick menuturkan nantinya akan ada pemisahan dari sisi pengelolaan bandara maupun penerbangan pada tiga perusahaan maskapai pelat merah tersebut.

Sementara itu, untuk penerbangan akan dibicarakan lebih lanjut mengenai sinergi dan restrukturisasinya.

"Kalau antara airport dan penerbangan tetap dipisah. Tetapi antara penerbangan ini nanti tentu kita bicara bagaimana sinergi dan juga restrukturisasinya," pungkas Erick Thohir.

Tambahan Pesawat 2025
Sebelumnya, PT Garuda Indonesia dan PT Pelita Air menargetkan dapat menambah 26 armada pesawat pada 2025 untuk memperluas layanan penerbangan domestik dan internasional. Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani Panjaitan mengatakan, pihaknya akan menambah 20 armada pesawat di tahun ini.

"Saya sampaikan untuk Garuda Indonesia tahun ini (2025) kami targetnya menambah sampai 20 pesawat," kata Wamildan, Kamis (2/1) mengutip Antara.

Garuda Indonesia menargetkan penambahan 20 pesawat di 2025, dengan pengadaan dilakukan secara bertahap mulai Januari dengan kedatangan dua armada pesawat Boeing.

"Jadi Januari ini kita kedatangan dua pesawat lagi Boeing, dan di Februari nanti kita operasikan 1 lagi tambahan (Boeng) 737. Harapannya nanti total sampai 2025 kita bisa mencapai sampai 20 pesawat," ucapnya.

Baca Juga: Garuda Indonesia dan Pelita Air Tambah 26 Pesawat Di 2025

Sementara itu, Direktur Utama Pelita Air Dendy Kurniawan mengatakan, pihaknya akan menambah enam armada pesawat di tahun ini, sehingga dapat menambah 12 armada yang telah ada.

"Tahun ini sudah pasti, jadi bukan rencana sudah pasti tinggal menunggu datang itu tambahan lagi enam. Jadi akan 18 pesawat kita operasikan di 2025," kata Dendy.

Dendy mengaku, pihaknya mendatangkan pesawat Airbus sehingga nantinya bisa mendukung maskapai Garuda Indonesia saat angkutan jamaah calon haji.

"Dua unit wide body yang pesawat yang besar. Untuk nanti kita bisa support Garuda juga pada saat haji dan umrah. Kita semua Airbus," ucapnya.

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan, industri penerbangan Indonesia masih berfokus pada efisiensi, mengingat jumlah pesawat yang terbatas. Saat ini, Indonesia membutuhkan sekitar 750 pesawat, namun jumlah pesawat yang ada baru sekitar 400-an.

"Saya rasa industri penerbangan hari ini kita terus efisiensi. Karena memang jumlah pesawat kan tidak cukup. Dengan size Indonesia yang memerlukan 750 pesawat yang hari ini baru 400-an ya memang kita kurang," ucap Erick.

Erick menyampaikan, maskapai seperti Garuda dan Pelita Air tengah berusaha menambah jumlah pesawat untuk memenuhi kebutuhan transportasi udara yang terus berkembang.

"Jadi laporan yang tadi disampaikan oleh Dirut Garuda, Dirut Pelita berusaha menambah pesawat. Jadi, inovasinya menambah pesawat," katanya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar