c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

20 Juli 2023

08:00 WIB

Ekspor Manufaktur Turun, Kemenperin: Pengaruh Ekonomi Global

Penurunan ekspor disebabkan oleh penurunan harga komoditas ekspor unggulan. Ekspor industri manufaktur pada Juni 2023 mencapai US$15,25 miliar.

Penulis: Khairul Kahfi

Ekspor Manufaktur Turun, Kemenperin: Pengaruh Ekonomi Global
Ekspor Manufaktur Turun, Kemenperin: Pengaruh Ekonomi Global
Ilustrasi. Pekerja mengawasi proses produksi di Pabrik PT Heinz ABC Indonesia, Karawang, Jawa Barat, Senin (28/11/2022). Antara Foto/Rivan Awal Lingga

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut ekspor industri manufaktur menurun pada Juni 2023. Penurunan disebut karena pengaruh ekonomi global.

Harga komoditas ekspor unggulan yang menurun merupakan penyebab pertumbuhan negatif ekspor industri pengolahan non-migas pada Juni 2023. 

Ekspor industri pengolahan non-migas pada Juni 2023 sebesar US$15,25 Miliar, turun 2,24% dibandingkan Mei 2023. Namun demikian, secara volume, ekspor pada Juni 2023 naik 13,94% (month to month/mtm) menjadi 11,51 juta ton.

“Sedangkan komoditas industri pengolahan non-migas yang mengalami penurunan ekspor terbesar di Juni 2023 (mtm) antara lain industri logam dasar, industri alat angkutan lainnya, industri kertas dan barang dari kertas, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, industri karet, barang dari karet dan plastik, serta industri komputer, barang elektronik, dan optik,” ujar Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif dalam keterangan resmi, Jakarta, Rabu (19/7).

Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan, secara keseluruhan, ekspor Indonesia pada Juni 2023 turun 5,08% dibanding Mei 2023, menjadi sebesar US$20,61 Miliar. 

Penurunan ekspor, baik di sektor migas dan non-migas, disebabkan oleh penurunan harga komoditas ekspor unggulan. Ekspor industri manufaktur pada Juni 2023 mencapai US$15,25 miliar, berkontribusi sebesar 74,01% terhadap total ekspor nasional.

Baca Juga: Surplus 38 Bulan, Neraca Perdagangan Juni 2023 Capai US$3,45 M

Ekspor industri pengolahan non-migas pada Juni 2023 masih didominasi oleh industri makanan sebesar US$3,81 miliar, industri logam dasar sebesar US$3,23 miliar, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia (US$1,26 miliar), industri kendaraan bermotor, trailer, dan semitrailer (US$770 juta), dan industri komputer, barang elektronik, dan optik (US$745,8 juta).

Febri mengatakan, penurunan ekspor Indonesia mendapat pengaruh dari kondisi perekonomian dunia, termasuk China yang melambat pertumbuhan ekonominya. 

Kondisi ekonomi di negara-negara tujuan ekspor dapat menyebabkan berkurangnya permintaan akan produk-produk dari Indonesia.

Sementara itu, nilai impor industri pengolahan non-migas pada Juni 2023 juga menurun sebesar 17,26% (mtm), menjadi US$13,66 Miliar. 

“Menurut BPS, penurunan terbesar impor terjadi pada kelompok bahan baku/penolong sebagai penopang aktivitas produksi di dalam negeri,” tutur Jubir Kemenperin itu.

Penurunan impor terbesar pada industri manufaktur ditunjukkan oleh subsektor industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, kemudian industri mesin dan perlengkapan YTDL, industri logam dasar, dan industri komputer, barang elektronik, dan optik. 

Baca Juga: Meski Minim, Pelemahan Rupiah Bakal Bebani Neraca Dagang 2023 

Lebih lanjut, penurunan terbesar impor komoditas industri pengolahan nonmigas terjadi pada bahan bakar mineral, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, dan mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya.

Febri berpendapat, menurunnya kinerja ekspor dan impor tentu akan berpengaruh pada kondisi sektor industri manufaktur Indonesia. Namun demikian, Ia masih optimistis dengan kondisi pasar di dalam negeri. 

“Menurut Bank Indonesia, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik karena didukung oleh permintaan domestik, begitu juga dengan investasi yang kuat,” katanya.

Lebih lanjut, mengantisipasi dampak negatif penurunan ekspor dan impor terhadap kinerja sektor industri manufaktur, Kemenperin terus memantau dinamika ekonomi global. 

“Dinamika ekonomi global tentu berpengaruh terhadap sektor industri pengolahan nonmigas dari Indonesia. Kondisi ini terus kami pantau, terutama yang sangat berdampak bagi sektor industri, untuk dapat mengambil langkah-langkah strategis dalam mendukung sektor industri,” ucapnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar