c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

26 September 2024

20:13 WIB

Ekspor Batik RI Lesu Akibat Gejolak Geopolitik Global

Dirjen IKMA Kemenperin Reni Yanita menjelaskan, gejolak geopolitik membuat kinerja ekspor batik RI melemah.  

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Ekspor Batik RI Lesu Akibat Gejolak Geopolitik Global</p>
<p id="isPasted">Ekspor Batik RI Lesu Akibat Gejolak Geopolitik Global</p>

Ketua Pelaksana HBN 2024 Febriana Paramita, Ketua YBI Gita Kartasasmita, Dirjen IKMA Kemenperin Reni Yanita, dan Dewan Pakar YBI Komarudin Kudiya (kiri-kanan) dalam Konpers HBN 2024, Jakarta, Kamis (26/9). ValidNewsID/ Khairul Kahfi

JAKARTA - Dirjen IKMA Kemenperin Reni Yanita menjelaskan, gejolak geopolitik membuat kinerja ekspor batik RI melemah. Data Kemenperin menunjukkan, kinerja ekspor batik RI turun 8,34% (cumulative-to-cumulative/ctc), dari US$10,31 miliar pada Januari-Juli 2023 menjadi US$9,45 miliar pada Januari-Juli 2024.

Di sisi lain, impor batik juga ikut menurun 41,66% (ctc), dari US$0,6 miliar menjadi US$0,35 miliar dalam periode tujuh bulan pertama 2024. Dengan begitu, neraca dagang batik internasional RI mencapai US$9,71 miliar, atau turun 6,38% (ctc) menjadi US$9,09 miliar dalam kurun waktu sama. 

“Kalau untuk ekspor (batik melemah) sebenarnya itu pengaruh geopolitik global juga kan (bergejolak),” katanya ditemui usai Konferensi Pers Hari Batik Nasional (HBN) 2024, Jakarta, Kamis (26/9).

Pemerintah memperkirakan, perekonomian global yang masih dinamis akan menjadi tantangan terhadap kinerja ekonomi ke depan. World Economic Outlook IMF pada Juli 2024 memproyeksi, pertumbuhan ekonomi global masih berjalan stagnan sebesar 3,2% di 2024 dan 3,3% di 2025. 

Baca Juga: Annabae; Dari Hobi, Pasar Ekspor Pun Dijajaki

Pertumbuhan global yang kurang menggembirakan ini salah satunya disebabkan fragmentasi dan proteksionisme akibat tensi geopolitik yang masih eskalatif, perang Rusia-Ukraina dan konflik di Timur Tengah yang belum mereda, serta risiko persaingan hegemoni AS-Tiongkok yang masih berlanjut.

Selain itu, penurunan inflasi global yang masih terbatas menyebabkan tertundanya normalisasi kebijakan moneter bank sentral negara-negara maju. Meski begitu, Reni masih optimistis Indonesia masih bisa memenuhi target ekspor batik tahun ini yang dipatok naik dua kali lipat dari 2023 lalu yang sebesar US$17,5 miliar menjadi US$35 miliar. 

Jika mengacu target ekspor batik 2024 yang naik US$35 miliar, capaian kinerja ekspor Januari-Juli baru mencapai 26,99% dari target. “Optimis-optimis (target ekspor batik Indonesia tahun ini tercapai),” jelasnya.

Upaya itu akan coba pemerintah jalankan dengan memaksimalkan ekspor batik RI ke sejumlah pasar nontradisional. Seperti negara yang punya kemiripan iklim dan budaya dengan Indonesia, seperti kawasan Asia maupun Afrika.

Dari kedua kawasan itu, Kemenperin pede pengapalan batik ke Afrika akan cenderung sukses meski perlu sedikit penyesuaian. Karena kebiasaan masyarakat di sana yang hobi menggunakan pakaian yang ngejreng atau mencolok warnanya. 

“Kayak Madura juga siap dengan ini (batik)nya, Papua juga terang begitu kan, Kalimantan Timur juga batiknya terang-terang. Nah itu juga mungkin kita harus menyesuaikan dengan selera atau target pasar di sana,” urainya.

Baca Juga: Pacu Ekspor Batik Aromaterapi, LPEI Beri Pelatihan 139 Perajin Perempuan

Buat yang belum tahu, pemerintah Indonesia mengidentifikasi negara tujuan utama pengiriman batik RI meliputi Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa, begitu juga Vietnam, India, Korea Selatan, Malaysia, Prancis, Thailand, hingga Inggris.

Sementara itu, Reni juga mengajak semua pihak untuk semakin mencintai produk batik lokal sembari menyemarakkan Hari Batik Nasional (HBN) yang jatuh pada 2 Oktober 2024. Jika tidak, sudah ada banyak negara yang siap menampung dan melestarikan budaya batik, tak terkecuali Negeri Jiran Malaysia

Bahkan, Reni menyampaikan, Malaysia menjadi yang terdepan untuk maju mengeklaim batik sebagai budaya lokalnya. “Kita harus hati-hati itu sebagai awareness untuk kita. Kalau juga kita tidak sayang, tidak melindungi, tidak melestarikan, ada negara lain loh yang siap untuk melestarikan, untuk melindungi, untuk bangga dengan batik,” tegasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar