c

Selamat

Jumat, 7 November 2025

EKONOMI

20 April 2024

18:00 WIB

Pacu Ekspor Batik Aromaterapi, LPEI Beri Pelatihan 139 Perajin Perempuan

139 perajin batik aromaterapi tersebut berasal dari 11 desa dan berada di bawah binaan usaha batik Al-Warits.

Penulis: Aurora K M Simanjuntak

<p>Pacu Ekspor Batik Aromaterapi, LPEI Beri Pelatihan 139 Perajin Perempuan </p>
<p>Pacu Ekspor Batik Aromaterapi, LPEI Beri Pelatihan 139 Perajin Perempuan </p>

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) melakukan pendampingan kepada perajin batik aromaterapi asal Madura, Al Warits.  Dok. LPEI

JAKARTA - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) melakukan pendampingan kepada perajin batik aromaterapi asal Madura, Al Warits. Pendampingan diberikan kepada 139 perajin perempuan binaan Al-Warits yang berasal dari 11 desa di Kab. Bangkalan, Pamekasan dan Sumenep.

Al Warits didirikan oleh Warisatul Hasanah dan menjadi salah satu usaha mitra binaan LPEI sejak 2019. Bisnisnya, batik aromaterapi adalah produk yang mengeluarkan aroma wangi rempah dan bunga dari kain batik.

"LPEI bersama Kemenkeu Satu juga memberikan berbagai pelatihan lainnya dalam rangka penguatan kapasitas dan organisasi perusahaan," ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (20/4).

Hasanah menyampaikan pelatihan tersebut mencakup penyusunan laporan keuangan, manajemen perusahaan, prosedur dan perizinan ekspor serta penyuluhan perpajakan. Serangkaian hal itu digelar guna meningkatkan kapasitas bisnis Desa Devisa Batik aromaterapi.

Ia menuturkan pelatihan dan pendampingan LPEI untuk mendesain batik gentong Madura sekaligus meningkatkan kapasitas produksi dalam satu tahun terakhir mulai membuahkan hasil. Melalui pelatihan, Al Warits meningkatkan kapasitas produksi perajin batik.

"Meningkat dari 400 kain per hari menjadi 4.000 kain per hari dan pendapatan perajin dari Rp300.000 menjadi Rp1,25 juta per bulan," kata Hasanah.

Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI Ilham Mustafa menjelaskan, Program Desa Devisa dirancang untuk memberikan pendampingan yang komprehensif dan berkelanjutan. Tujuannya, membuka potensi ekspor komoditas unggulan daerah, contohnya seperti batik aromaterapi.

Ilham berharap pendampingan dari pihaknya bisa membuat usaha batik aromaterapi tembus pasar internasional. Juga, mendorong ekspor produk berkelanjutan agar meningkatkan kesejahteraan para perajin batik aromaterapi.

"Pendampingan Desa Devisa Batik Aromaterapi ini berhasil mendorong ekspor produk batik aromaterapi ke negara Amerika Serikat, Malaysia, Singapura, Korea, dan Jepang," tuturnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja nilai ekspor Kain/Bahan Pakaian Indonesia (kode HS 56–60) sepanjang 2023 mencapai US$473,31 juta. Ada lima negara tujuan ekspor utamanya, yakni Jepang (porsi 19,6%), Vietnam (15,6%), India (7,4%), Amerika Serikat (6,1%) dan Korea Selatan (5,8%).

BPS juga mencatat, kinerja nilai ekspor batik mencapai US$17,45 juta pada 2023. Batik asal Indonesia paling banyak diekspor ke Amerika Serikat (porsi 74,75%), Jerman (3,61%), Singapura (3,23%), Malaysia (2,82%) dan Kanada (1,92%).

LPEI menilai sebagai eksportir pemasok bahan pakaian, Indonesia terus mengembangkan potensi desain kain dan melakukan terobosan, seperti batik aromaterapi, untuk menjangkau pasar global yang lebih luas.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar