c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

21 Oktober 2024

11:13 WIB

Ekonom Dukung Prabowo Dorong Investasi Energi Terbarukan Di Dalam Negeri

Saat ini, pemenuhan kebutuhan Indonesia masih didominasi energi konvensional. Investasi sektor energi terbarukan untuk mewujudkan harapan menuju swasembada energi di Indonesia.

Editor: Khairul Kahfi

<p>Ekonom Dukung Prabowo Dorong Investasi Energi Terbarukan Di Dalam Negeri</p>
<p>Ekonom Dukung Prabowo Dorong Investasi Energi Terbarukan Di Dalam Negeri</p>

Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato usai dilantik pada sidang paripurna MPR di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2024). Antara Foto/Rivan Awal Lingga

JEMBER - Pengamat ekonomi dari Universitas Jember Adhitya Wardhono menyatakan, Presiden Prabowo Subianto perlu mendorong investasi sektor energi terbarukan untuk mewujudkan harapan menuju swasembada energi di Indonesia. Saat ini, pemenuhan kebutuhan Indonesia masih didominasi energi fosil konvensional.

Seperti diketahui, Presiden Prabowo Subianto menegaskan, Indonesia berkomitmen menuju swasembada pangan dan energi sebagai langkah utama menghadapi tantangan global yang makin kompleks. 

Pernyataan itu disampaikan dalam pidato pertamanya usai Pengucapan Sumpah sebagai Presiden Republik Indonesia, di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD.

"Ketergantungan Indonesia pada energi fosil, terutama batu bara, memerlukan transisi cepat menuju energi terbarukan," kata Adhitya mengutip Antara, Jakarta, Senin (21/10).

Menurutnya, pemerintah perlu merumuskan kebijakan untuk mendorong investasi di sektor energi terbarukan. Termasuk  pemberian insentif fiskal dan regulasi menarik bagi investor dalam teknologi energi bersih, seperti tenaga surya, angin, dan bioenergi.

"Selain itu, memperkuat infrastruktur seperti jaringan listrik pintar dan fasilitas penyimpanan energi sangat penting untuk memaksimalkan investasi," ujarnya.

Dia meyakini, berbagai langkah itu akan membantu Indonesia mengurangi ketergantungan pada energi fosil, menurunkan emisi gas rumah kaca, dan menjadi pelopor transisi energi berkelanjutan sesuai komitmen global terhadap perubahan iklim. Di samping juga ikut memberikan ekses negatif dengan nilai tukar rupiah di tingkat global yang fluktuatif.

"Ketergantungan Indonesia pada energi fosil, terutama untuk sektor pembangkit listrik, membuat negara rentan terhadap fluktuasi pasar energi global dan risiko lingkungan," jelasnya.

Oleh karena itu, dia mendorong, percepatan transisi menuju energi terbarukan, seperti tenaga surya, angin, dan bioenergi sebagai langkah strategis untuk memastikan ketahanan energi nasional dalam jangka panjang.

Baca Juga: Sejumlah Negara Eropa Siap Investasi Energi Terbarukan Di Kaltim

Namun, Adhitya mengingatkan, infrastruktur dan investasi yang masih terbatas di sektor energi terbarukan di Indonesia masih bakal menjadi tantangan utama.

Oleh karena itu, pemerintah diminta untuk bisa memberikan komitmen besar untuk transisi energi, baik dari sektor publik maupun swasta, serta kebijakan yang mendukung inovasi teknologi dan kemudahan investasi.

Adhitya menjelaskan, pengembangan energi terbarukan juga harus sejalan dengan kebutuhan untuk menciptakan lapangan kerja baru dan menjaga stabilitas ekonomi lokal yang selama ini bergantung pada industri batu bara.

"Selain itu, diversifikasi sumber energi menjadi kunci untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada satu jenis sumber energi," tambahnya.

Dia menyampaikan, fokus pada swasembada energi dapat menciptakan kemandirian energi yang lebih besar dan mengurangi ketergantungan pada impor energi fosil. "Namun, implementasinya memerlukan pendekatan yang terkoordinasi dengan kebijakan yang jelas dan dukungan internasional," tegasnya.

Butuh Investasi Besar 
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menggarisbawahi, ketahanan energi menjadi tantangan dalam pemerintahannya. Sebagai negara berkembang, permintaan energi terus meningkat di Indonesia. Namun, sebagian besar kebutuhan energi masih dipenuhi oleh bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak.

Peralihan ke energi terbarukan menjadi tantangan besar karena perlu investasi yang cukup besar. Sumber energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan air menjadi sumber ketahanan energi, sekaligus untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mendukung tujuan keberlanjutan.

Presiden Prabowo menggarisbawahi, ketahanan energi sangat penting untuk memastikan Indonesia siap menghadapi segala kemungkinan, termasuk konflik global yang bisa memengaruhi pasokan energi internasional. 

“Dalam keadaan ketegangan dan kemungkinan perang di mana-mana, kita harus siap dengan kemungkinan paling buruk. Negara-negara lain akan memikirkan kepentingan mereka sendiri, dan jika terjadi hal yang tidak diinginkan, kita akan sulit mendapatkan sumber energi dari luar,” jelas Prabowo, Minggu (20/10).

Baca Juga: Pembahasan Transisi Energi Di Parlemen Hanya 10%

Sebagai solusi, Presiden Prabowo menyatakan, Indonesia punya potensi besar untuk mencapai swasembada energi. 

“Kita diberi karunia oleh Tuhan, dengan tanaman-tanaman yang membuat kita bisa tidak tergantung pada bangsa lain. Kelapa sawit bisa menghasilkan solar dan bensin, kita juga punya singkong, tebu, sagu, jagung, serta energi bawah tanah yang melimpah, termasuk geothermal, batu bara, dan energi dari air yang sangat besar,” tambahnya.

Presiden Prabowo menegaskan, pemerintah nantinya akan fokus pada pengelolaan sumber daya energi yang dimiliki Indonesia, khususnya dalam memanfaatkan sumber energi terbarukan dan energi lokal. 

"Kita juga harus mengelola air dengan baik, alhamdulillah kita punya sumber air yang cukup, dan kita sudah punya teknologi untuk menghasilkan air yang murah dan bisa memenuhi kebutuhan kita,” jelasnya.

Selain fokus pada ketahanan energi, Prabowo juga menyoroti pentingnya subsidi yang tepat sasaran bagi masyarakat yang membutuhkan. Dia menekankan, pentingnya teknologi digital dalam memastikan subsidi sampai langsung kepada keluarga yang membutuhkan. 

“Semua subsidi kepada rakyat yang masih dalam keadaan susah harus kita pastikan sampai kepada mereka yang membutuhkan. Dengan teknologi digital, kita akan mampu menyalurkan subsidi ini langsung ke setiap keluarga yang membutuhkan,” ungkapnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar