28 Agustus 2025
20:36 WIB
Ekonom Bank Mandiri Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Kredit Jadi 8,75% Pada 2025
Ekonom Bank Mandiri mengungkapkan, proyeksi pertumbuhan kredit dipangkas lantaran mencermati realisasi penyaluran kredit yang masih melambat hingga pertengahan tahun.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Fin Harini
Ilustrasi kredit perbankan. Shutterstock/Zivica Kerkez
JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan nasional pada 2025 mencapai sebesar 8,75% secara tahunan (year on year/yoy).
"Pertumbuhan kredit 8,75% (yoy),” papar Head of Macroeconomic & Financial Market Research Department Bank Mandiri Dian Ayu Yustina dalam Mandiri Outlook Q3 2025 di Jakarta, Kamis (28/8).
Proyeksi ini selaras dengan prakiraan Bank Indonesia (BI) yang memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan pada 2025 berada dalam kisaran 8-11%.
Akan tetapi, proyeksi kredit perbankan nasional sebesar 8,75% lebih rendah jika dibandingkan proyeksi pertumbuhan kredit perbankan nasional oleh Tim Riset Ekonomi Bank Mandiri pada Maret 2025 lalu, yakni sebesar 10,47% (yoy) pada 2025.
Baca Juga: OJK: Pertumbuhan Kredit Perbankan Juni 2025 Melambat Di Bawah 8%
Menanggapi hal tersebut, Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengungkapkan, pihaknya memangkas proyeksi pertumbuhan kredit lantaran mencermati realisasi penyaluran kredit yang masih melambat hingga pertengahan tahun.
Tercatat, kredit perbankan pada Juli 2025 tumbuh sebesar 7,03% secara tahunan (yoy). Pertumbuhan kredit pada Juli 2025 lebih rendah jika dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 7,77%.
Secara year to date (ytd), pertumbuhan kredit hingga Juli 2025 baru mencapai 2,70%, jauh di bawah tren historis.
Padahal, menurutnya, pada periode yang sama tahun lalu, pertumbuhan kredit justru mencatatkan salah satu kinerja terbaik dalam enam tahun terakhir, meskipun dana pihak ketiga (DPK) berada jauh di bawah.
Sedangkan pada tahun ini, pertumbuhan kredit secara (ytd) relatif lebih rendah dalam lima tahun terakhir, sementara pertumbuhan DPK secara (ytd) justru menjadi salah satu yang paling tinggi, sehingga berdampak pada penurunan loan to deposit ratio (LDR).
Baca Juga: Konservatif, PIER Ramal Pertumbuhan Kredit Perbankan 2025 Mentok 8,88%
“Jadi, ini polanya antara pertumbuhan kredit year-to-date dan DPK year-to-date di tahun ini dan tahun yang lalu, itu agak berbalik,” kata pria yang akrab disapa Asmo.
Lebih lanjut, Asmo menjelaskan, perlambatan pertumbuhan kredit perbankan disebabkan oleh berbagai faktor. Mulai dari efek basis tinggi pada 2024, hingga adanya alternatif pendanaan yang lebih murah melalui instrumen pasar modal seperti obligasi seiring penurunan suku bunga acuan.
Selain itu, lanjut dia, sektor konsumsi dan segmen ritel juga masih menunjukkan permintaan yang relatif lambat.