30 April 2024
20:19 WIB
DJPPR: Tak Terganggu Global, Investor Masih Ramai Tawar SUN Rp50,2 T
DJPPR menyebut incoming bids atau penawaran yang masuk naik dibandingkan lelang SUN sebelumnya.
Penulis: Khairul Kahfi
Editor: Fin Harini
Ilustrasi surat utang negara. Shutterstock/dok
JAKARTA - Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu Deni Ridwan melaporkan, minat investor pada lelang SUN hari ini tercatat cukup solid. Meski instrumen sempat menghadapi sikap wait and see kebijakan The Fed pada FOMC meeting 1 Mei 2024 dan naiknya BI-Rate sebesar 25 bps pada rapat RDG BI 23-24 April 2024.
“Incoming bids (SUN) naik menjadi Rp50,2 triliun dari Rp32,34 triliun pada lelang SUN sebelumnya. Hal ini didukung oleh indikator perekonomian domestik yang konstruktif,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima, Jakarta, Selasa (30/4).
Indikator ekonomi tersebut meliputi solidnya kinerja APBN hingga akhir kuartal I/2024 dengan mencatat surplus sebesar Rp8,1 triliun. Serta meningkatnya likuiditas domestik dengan pertumbuhan money supply (M2) pada Maret lalu.
Baca Juga: Naik 1,33%, Total Utang Pemerintah Awal Tahun Tembus Rp8.253,09 T
Total incoming bids investor asing pada lelang SUN Selasa (30/4) juga meningkat signifikan menjadi Rp8,81 triliun, dari Rp2,94 triliun pada lelang SUN sebelumnya.
Mayoritas incoming bids tersebut berada pada seri SUN tenor menengah (5 tahun) sebesar Rp4,53 triliun atau 51,43% dari total incoming bids investor asing dan dimenangkan sebesar Rp3,23 triliun atau 15,05% dari total awarded bids.
Permintaan (demand) investor masih dominan pada seri SUN tenor 5 dan 10 tahun, dengan jumlah incoming bids dan awarded bids masing-masing sebesar 56,77% dari total incoming bids dan 76,74% dari total awarded bids.
Incoming bids terbesar terjadi pada tenor 5 tahun yaitu Rp14,27 triliun atau 28,42% dari total, dan dimenangkan sebesar Rp8,45 triliun atau sekitar 39,3% dari total awarded bids.
Deni menyampaikan, volatilitas pasar keuangan dalam beberapa waktu terakhir yang disebabkan oleh faktor global. Seperti ekspektasi tingkat bunga tinggi the Fed untuk waktu yang lebih lama (high for longer) dan meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah.
Baca Juga: DJPPR: Tak Terganggu FFR, Asing Masih Antusias Tawar SUN Rp61,04 T
“(Kedua sentimen) mendorong kenaikan tingkat imbal hasil SBN secara umum,” terangnya.
Dengan demikian, Weighted Average Yield (WAY) Obligasi Negara yang dimenangkan pada lelang SUN hari ini bergerak naik antara 4-5 bps dibandingkan dengan level yield pasar sekunder pada penutupan sehari sebelumnya.
“Dengan mempertimbangkan yield SBN yang wajar di pasar sekunder, rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2024, dan kondisi kas negara terkini, pemerintah memutuskan untuk memenangkan penawaran sebesar Rp21,5 triliun pada lelang SUN hari ini,” ucapnya.
Sesuai dengan kalender penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) 2024, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada 14 Mei 2024.