c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

22 Juni 2024

11:37 WIB

Dirut BTN: Dana Abadi Jadi Solusi Untuk Atasi Backlog Perumahan

Usulan dana abadi perumahan untuk menyelesaikan permasalahan backlog perumahan telah disampaikan BTN kepada pemerintah. 

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Dirut BTN: Dana Abadi Jadi Solusi Untuk Atasi <em>Backlog</em> Perumahan</p>
<p id="isPasted">Dirut BTN: Dana Abadi Jadi Solusi Untuk Atasi <em>Backlog</em> Perumahan</p>

Pekerja menyelesaikan pembangunan jalan menuju perumahan di salah satu perumahan subsidi di Warunggunung, Lebak, Banten, Jumat (26/1/2024). Antara Foto/Muhammad Bagus Khoirunas

JAKARTA - Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) Nixon LP Napitupulu menilai dana abadi perumahan bisa menjadi solusi yang lebih baik untuk menyelesaikan permasalahan backlog perumahan nasional.

“Kalau ditanya BTN usulannya apa, pembentukan dana abadi ini bisa menghasilkan 600 ribu rumah setahun untuk menyelesaikan backlog-nya lebih cepat. Kan tujuannya (kalau dibandingkan iuran Tapera) juga sama-sama (untuk mengatasi) backlog,” kata Nixon saat dijumpai media usai meninjau “Race Expo” di Hotel Aryaduta, Jakarta, Jumat (21/6), dilansir dari Antara.

Nixon mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan usulan konsep dana abadi perumahan itu kepada pemerintah dan berharap usulan tersebut disetujui. Dengan skema dana abadi, menurut dia, target pembangunan 3 juta rumah pada masa pemerintahan baru dapat terlaksana.

Namun jika hanya mengandalkan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dengan model dana bergulir yang selama ini dijalankan, Nixon mengingatkan pembangunan 3 juta rumah akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Baca Juga: Diragukan, Iuran Tapera Atasi Backlog Perumahan

“(Target) 3 juta (rumah), berarti 600 ribu rumah setahun. Hari ini cuma 200 ribu rumah setahun, jadi (target itu naik) 3 kali lipat. Supaya bisa 3 kali lipat, skemanya mesti diubah. Skema yang kita usulkan menggunakan dana abadi. Ditambah kombinasi dana abadi, return-nya itu untuk bayar subsidi selisih bunga,” jelas dia.

Nixon mengatakan bahwa dana abadi yang diakumulasi di masa awal pembentukannya memang belum terlalu besar sehingga perlu dikombinasikan dengan subsidi selisih bunga (SBB).

Model dana abadi yang diusulkan BTN menggunakan dana FLPP yang kemudian diinvestasikan di instrumen tertentu. Adapun imbal hasil (return) atau keuntungan dari investasi itu nantinya dapat digunakan untuk membayar SBB.

“Kalau FLPP saja, menurut kami, kemahalan dari sisi budget buat pemerintah. Kalau SSB saja, nanti jangka panjang juga kemahalan. Jadi yang paling bagus adalah jalan tengahnya, ada dana abadi. Tapi menunggu akumulasi dana abadi besar, ya, mungkin dikombinasikan ada SSB dulu,” kata Nixon.

Baca Juga: SMF Ungkap 2 Tantangan Utama Program 3 Juta Perumahan Prabowo-Gibran  

Sebagai informasi, backlog kepemilikan rumah telah menurun. Berdasarkan data Susenas, di 2023 backlog menyusut menjadi 9,9 juta unit, dari sebelumnya sebesar 12,75 juta pada 2020.

Sedangkan persentase dan jumlah rumah tangga yang tidak memiliki akses terhadap hunian yang layak juga mengalami penurunan, dari 2020 sebesar 29,4 juta menjadi 26,9 juta rumah tangga.

Kementerian PUPR menilai Program Sejuta Rumah (PSR) menjadi kunci penurunan backlog perumahan.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, total capaian Program Sejuta Rumah Tahun 2023 mencapai  1.217.794 unit. Capaian tersebut terdiri dari kontribusi Kementerian PUPR (DJP dan DJPI) sebesar 396.943 unit, K/L lain sebesar 45.505 unit, Pemerintah daerah sebesar 94.586 unit, Pengembang subsidi non FLPP sebesar 435.946 unit, corporate social responsibility (CSR) perumahan 7.500 unit, masyarakat 29.662 unit. Sedangkan rumah untuk non MBR berasal dari pengembang komersial sebesar 155.464 unit, dan masyarakat sebesar 52.188 unit.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar