08 September 2025
20:34 WIB
Diragukan Ekonom, Menkeu Purbaya 'Pamer' Jejak Kontribusi di Ranah Fiskal
Purbaya membeberkan rekam jejak dalam perumusan kebijakan fiskal di era Presiden Joko Widodo menyusul respons pro-kontra terkait penunjukkannya sebagai Menteri Keuangan.
Penulis: Siti Nur Arifa
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dalam konferensi pers di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (8/9/2025). ANTARA/Imamatul Silfia
JAKARTA - Purbaya Yudhi Sadewa mengaku tidak butuh waktu lama untuk mendalami ranah fiskal terkait penunjukkannya sebagai Menteri Keuangan yang menggantikan posisi Sri Mulyani.
Ungkapan tersebut disampaikan Purbaya, usai ditanya mengenai berapa lama waktu yang kira-kira dibutuhkan untuk mendalami ranah terkait. Ia mengatakan, ia miliki rekam jejak yang lama dan didominasi di pasar keuangan, terutama menilik jabatan terakhirnya sebagai Ketua Dewan Komisioner LPS.
"Saya udah kenal lama dengan fiskal... jadi saya nggak akan terlalu lama (mendalami fiskal), saya nggak perlu waktu untuk belajar lagi. Kita akan membuat fiskal mempunyai daya dorong yang optimal buat perekonomian. Saya buat fiskalnya sehat," tegas Purbaya di Kantor Kementerian Keuangan, Senin (8/9).
Sebelumnya, Purbaya lebih dulu membeberkan rejam jejak yang dimiliki dalam ranah fiskal terutama di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Baca Juga: IHSG Merosot 1,28%, Analis: Dipicu Pergantian Menkeu Sri Mulyani
Dia mengungkap posisinya yang tergabung dalam Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis di Kantor Staf Presiden (KSP) mulai tahun 2015.
"2015 saya ke KSP, bantu Pak Jokowi, waktu itu ekonomi melambat, kita balikan dengan cepat," imbuhnya.
Tak hanya itu, Purbaya juga mengungkit perannya terhadap kebijakan fiskal saat masa sulit pandemi covid-19 baik dari segi anggaran maupun pengelolaan keuangan.
"Waktu krisis covid-19 2020-2021, saya di samping Presiden Jokowi, membantu memformulasikan kebijakan fiskal yang baik pada waktu itu. Bukan dari anggarannya aja, tapi cara mengelola uang pada waktu itu," tambahnya.
Tak ketinggalan, dirinya juga menyorot peran yang pernah dijalani sebagai bagian dari think tank kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di tahun 2008.
Berbekal rekam jejak yang ada, Purbaya menepis anggapan pihak yang menyebut dirinya tidak memiliki riwayat pengalaman di ranah fiskal.
"Jadi kalau bilang saya nggak punya pengalaman (fiskal) salah besar," tegasnya.
Keraguan Ekonom
Terpisah, keraguan mengenai penunjukkan Purbaya sebagai Menteri Keuangan Baru disuarakan oleh Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Fadhil Hasan.
Fadhil menilai, keputusan Presiden Prabowo Subianto mengganti Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dengan Purbaya Yudhi Sadewa bukanlah pilihan terbaik di antara beberapa pilihan yang ada.
Secara gamblang, Fadhil menyebut salah satu Wakil Menteri Keuangan saat ini yaitu Suahasil Nazara dirasa lebih tepat meneruskan posisi Sri Mulyani berbekal pengalaman yang ada.
"Masih ada pilihan yang lebih baik, misal Wakil Menterinya Suahasil. Suahasil sudah pengalaman, paham seluk-beluk Kemenkeu, jadi kebijakannya bisa lebih pasti," ujar Fadhil dalam pernyataan tertulis, Senin (8/9).
Fadhil tidak menampik, Purbaya merupakan sosok ekonom yang baik dan paham persoalan. Namun menurutnya, Purbaya belum memiliki pengalaman secara langsung mengelola fiskal dan ekonomi secara keseluruhan.
Baca Juga: Sri Mulyani Lengser Jadi Menkeu, Begini Pro-Kontra Ekonom
Kondisi tersebut, menurutnya juga semakin berat jika melihat riwayat Sri Mulyani yang selama ini diakui dan dipercaya terutama oleh dunia usaha dan lembaga internasional, berhasil menjaga kebijakan fiskal yang stabil.
Namun, kesalahan mulai terjadi di masa periode kedua Kepemimpinan Jokowi, di mana Sri Mulyani dirasa banyak melakukan akomodasi terhadap keinginan Presiden sehingga mengakibatkan semakin meningkatnya hutang publik dan menurunnya kredibilitas kebijakan fiskal.
"Siapapun penggantinya saya kira akan mengalami masalah fiskal yang rumit dan sulit, pilihan-pilihannya tidak ada yang mudah," pungkas Fadhil.