c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

29 April 2025

15:40 WIB

Di Hadapan Jepang, RI Pamer Pertanian Cetak Rekor Produksi 62%

Kementan menunjukkan peningkatan signifikan produksi pertanian Indonesia hingga 62% pada Januari-Maret 2025 di tengah tantangan iklim ekstrem. Tantangan yang sama juga dihadapi Jepang.

Editor: Khairul Kahfi

<p>Di Hadapan Jepang, RI Pamer Pertanian Cetak Rekor Produksi 62%</p>
<p>Di Hadapan Jepang, RI Pamer Pertanian Cetak Rekor Produksi 62%</p>

Mentan RI Andi Amran Sulaiman menerima kunjungan Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang Eto Taku, Jakarta, Selasa (29/4). Dok Kementan

JAKARTA - Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman menerima kunjungan Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang Eto Taku. Dalam pertemuan tersebut, Amran menunjukkan peningkatan signifikan produksi pertanian Indonesia di tengah tantangan iklim ekstrem.

“Persoalan yang dihadapi Indonesia dan Jepang sama, yaitu perubahan iklim ekstrem dan Indonesia telah melakukan berbagai upaya. Hasilnya peningkatan produksi sebesar 62% pada Januari-Maret 2025,” kata Amran, Jakarta, Selasa (29/4).

Mentan memaparkan beberapa upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan produksi padi. Salah satunya pemanfaatan teknologi dan pertanian modern. Indonesia telah mengembangkan varietas unggul spesifik lokasi yang adaptif dengan kondisi lahan dan produktivitasnya tetap tinggi.

“Pertama, kita menciptakan varietas tahan kekeringan, namanya padi gogo, dengan sedikit air tetapi tanaman tetap dapat tumbuh,” jelasnya.

Baca Juga: Mentan Pede Produksi Beras Nasional April 2025 Tembus 1 Juta Ton

Tak hanya lahan kering, Mentan Amran juga memaparkan terobosan pertanian di lahan rawa. Indonesia mempunyai potensi lahan rawa mineral sebanyak 1 juta hektare. 

Kementan pun menyampaikan, produktivitas pertanian rawa dapat ditingkatkan dari sebelumnya hanya menghasilkan 3 ton per hektare menjadi 5-7 ton per hektare dengan menggunakan varietas unggul padi Inpara (Inbrida Padi Rawa). Selain itu, terdapat varietas Biosalin yang dapat digunakan pada lahan pesisir yang terdampak intrusi air laut.

“Intinya, kami mengembangkan varietas yang mampu beradaptasi baik dengan kondisi iklim kering maupun dengan air asin. Ini adalah bentuk kesiapan Indonesia menghadapi perubahan iklim global,” tegasnya.

Selain varietas unggul, Mentan Amran mengemukakan program pompanisasi yang digencarkan juga berdampak pada peningkatan produksi padi Indonesia. 

“Ketiga adalah kita lakukan intensifikasi lahan, biasanya menanam 1 kali, kita lakukan pompanisasi sehingga bisa menanam 2-3 kali,” ungkapnya.

Lebih lanjut, sebagai upaya menjaga sektor pertanian yang berkelanjutan, Mentan Amran juga mendorong keterlibatan generasi muda. 

“Generasi milenial, generasi Z, kita ajak turun dengan teknologi dan kita tunjukkan bertani jauh lebih menguntungkan daripada menjadi pegawai,” terangnya.

Baca Juga: BPS: Produksi Beras Januari-Mei 2025 Capai 16,62 Juta Ton

Mentan Amran menyampaikan, peningkatan produksi ini juga didukung oleh langkah konkret dan kebijakan pemerintah yang pro terhadap petani. Sesuai arahan presiden, penyaluran pupuk bersubsidi disederhanakan dan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah dinaikkan menjadi Rp6.500 per kilogram. 

Menurutnya, kebijakan tersebut dinilai memberikan kesejahteraan bagi petani dan mendorong semangat petani untuk menanam.

Merespons itu, Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang Eto Taku mengapresiasi capaian luar biasa Indonesia dan langkah strategis pemerintah Indonesia memitigasi dampak perubahan iklim bagi pertanian via intensifikasi hingga teknologi pertanian.

"Indonesia berhasil meningkatkan produksi (pertanian) 62%. Apa yang dilakukan di Indonesia menjadi contoh baik yang dapat ditiru oleh masyarakat Jepang,” ungkap Eto Taku.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar