24 Agustus 2023
19:51 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Direktur Utama PT INALUM Danny Praditya membeberkan rencana awal Initial Public Offering (IPO) Perusahaan pada tahun 2024 sebagai bagian dari aliansi strategis ekspansi bisnis baru hilirisasi.
Namun demikian, kondisi dan kesiapan yang belum memungkinkan membuat INALUM menunda langkah itu, sehingga tahun depan rencananya INALUM baru akan melakukan pre-IPO.
"Awalnya direncanakan ada wacana untuk IPO INALUM tahun 2024. Tapi melihat kondisi dan kesiapan, direncanakan tahun 2024 baru akan pre-IPO," ungkap Danny dalam RDP bersama Komisi VII DPR, Kamis (24/8).
Baca Juga: Bos Inalum Beberkan Peluang Dan Tantangan Smelter Alumunium
Sementara itu, Direktur Keuangan INALUM Devi Pradnya Paramita kepada awak media menjelaskan pertimbangan perusahaan dalam menunda IPO tak lepas dari faktor tahun politik yang biasanya membuat pasar modal agak melambat.
"Pasar modal kalau dekat-dekat pemilu biasanya agak slow down. Biasanya setelah pemilu nunggu stabilize semuanya. Nunggu sampai setelah election lah," kata Devi.
Lebih lanjut, Danny menegaskan pihaknya akan meningkatkan nilai INALUM lewat aliansi strategis dengan pemain dunia di sektor industri aluminium yang telah mapan.
Langkah itu telah dituangkan lewat beberapa inisiatif, utamanya pengembangan ekosistem kendaraan listrik oleh anak usaha mereka, yakni Indonesia Battery Corporation (IBC),
"Sedangkan yang menjadi inisiatif strategis menopang kinerja keuangan INALUM adalah melalui inorganic growth dengan project Calcined Petroleum Coke (CPC) serta penyertaan modal tambang garam untuk produksi caustic soda yang diperlukan SGAR di Kalimantan Barat," jabar Danny Praditya.
Baca Juga: Siap Ajukan Banding, Pemerintah Tak Akan Hentikan Hilirisasi
Sedangkan upaya perusahaan untuk mengembangkan kapabilitas dan mengoptimalkan portofolio salah satunya adalah pengembangan Kawasan Industri Kuala Tanjung, Sumatra Utara.
Dengan membentuk joint venture bersama PT Pelindo, Danny menuturkan INALUM berupaya menjadikan Kawasan Industri Kuala Tanjung sebagai sentra industri aluminium.
Bahkan, nantinya juga akan dikaitkan dengan pengembangan smelter yang sudah ada di wilayah tersebut.
"Sehingga diharapkan mengundang investor yang akan berinvestasi di midstream dan hilir aluminium, termasuk EV ecosystem, misalnya production facility untuk EV atau battery pack," tandasnya.