20 Mei 2024
14:12 WIB
Desainer Hermes Jadi Coach di Pelatihan Perajin Kulit Garut
Tak hanya membangun RPB, KemenKopUKM juga mengadakan pelatihan perajin kulit Garut demi meningkatkan daya saing. Desainer Hermes jadi salah satu coach.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Fin Harini
Perajin menunjukan masker kulit buatannya di Sukaregang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (16/4/2020). (ANTARA/Feri Purnama)
JAKARTA – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menggelar pelatihan/bimbingan teknis (bimtek) bagi anggota koperasi Kulit Artisan Indonesia. Agenda ini bertujuan meningkatkan daya saing produk di Rumah Produksi Bersama (RPB) perajin kulit di Garut, Jawa Barat.
Ketua Koperasi Artisan Indonesia, Popie Darsono menyebut dalam Bimtek ini didatangkan coach dan desainer ternama dari Prancis yaitu Cristian, yang merupakan designer tas bermerek Hermes.
"Kita harus dapat menampilkan dan mempromosikan Garut menjadi Parisnya Indonesia di bidang produk bahan kulit, tas, sepatu, jaket, dan berbagai aksesoris lainnya," kata Poppie, dikutip dari pernyataannya, Senin (20/5).
Baca Juga: Kemenkop UKM: SME EPIC 2024 Perkuat Kapasitas Pembiayaan dan Investasi UKM
Dia memberikan apresiasi kepada KemenKopUKM yang telah memberikan fasilitasi berupa bimtek hingga dukungan dalam pembangunan RPB.
Hal yang sama juga disampaikan Bupati Garut periode 2019-2024 Rudy Gunawan yang juga menyambut pelaksanaan acara Bimtek yang difasilitasi KemenKopUKM, termasuk fasilitasi mesin produksi di RPB Garut. Dia berharap setelah pelatihan, produk kulit Garut akan semakin meningkat kualitasnya dan laris di pasar domestik maupun internasional.
"Terima kasih juga kepada coach dan desainer dari Prancis yakni Mr. Cristian yang berkenan membagi ilmunya kepada perajin kulit di Garut," kata Rudy.
Asisten Deputi Pengembangan SDM Perkoperasian KemenKopUKM, Nasrun Siagian mengatakan KemenKopUKM telah membangun RPB bagi perajin kulit di Garut. Pelatihan diadakan agar RPB lebih berdaya saing dan bisa dimanfaatkan maksimal.
“Kami mewanti-wanti agar fasilitas di dalam RPB ini dapat dimaksimalkan pemanfaatannya dengan disertai peningkatan SDM yang unggul,” katanya.
Dia berharap dengan adanya RPB ini, produk kulit di Garut, seperti tas, jaket, dompet, sepatu, dan aksesoris lainnya dapat meningkat produktivitasnya dan dapat terus bersaing di pasar. Dia optimistis dengan keberadaan SDM yang unggul, kerajinan kulit di Garut bisa menjadi primadona di masa mendatang.
"Peralatan yang modern tidak akan berarti apa-apa dan akan menjadi etalase atau pajangan saja kalau tidak dipersiapkan oleh SDM yang akan mengoperasikannya," kata Nasrun.
Baca Juga: Factory Sharing, Jurus Efisiensi Produksi UMKM
Selain itu, dia menekankan pentingnya berkoperasi dalam upaya memenangkan persaingan. Nasrun Siagian mengatakan, wadah yang tepat untuk berjamaah dalam ekonomi bisnis adalah koperasi.
“Karena kalau sendiri-sendiri tidak akan mampu bersaing dengan perusahaan besar yang sudah mapan baik dari sisi permodalan pasar, desain, infrastruktur, peralatan mesin-mesin modern, hingga promosi," ujar Nasrun.
Terakhir, Nasrun meminta dukungan dari pemerintah daerah Garut untuk terus melakukan pendampingan dan fasilitasi kepada pelaku UMKM dan Koperasi agar keberadaan RPB berimbas positif bagi peningkatan perekonomian.
"Kami berharap dukungan pemerintah daerah agar produk-produk pengrajin Garut mendunia dan tidak hanya berpuas diri di tingkat lokal, tetapi harus bisa naik kelas," kata Nasrun.