JAKARTA - Kepala Divisi Hubungan Kelembagaan Perum Bulog Epi Sulandari menyampaikan, pihaknya sudah menyerap total sebanyak 1,27 juta ton setara beras hingga Minggu, 20 April 2025. Menurutnya, jumlah serapan ini sudah setara dengan 42,43% dari target penyerapan 3 juta ton hingga akhir April 2025 ini.
Hitungan
Validnews, Bulog masih punya tugas untuk bisa menyerap hingga 1.727.204 beras atau setara 57,57% untuk bisa memenuhi target 3 juta ton pada akhir April 2025.
"Sampai dengan hari kemarin, realisasi pengadaan (beras) sudah mencapai 1.272.796 ton dan merupakan pengadaan terbesar selama empat tahun terakhir di periode yang sama," ungkap Epi dalam Rapat Koordinasi Inflasi Daerah yang dipantau secara daring, Jakarta, Senin (21/4).
Baca Juga: Bulog Ditargetkan Serap 800 Ribu Ton Setara Beras Hingga Akhir Maret 2025Sementara itu, sambungnya, jika mengacu pada serapan gabah, pihaknya sepanjang tahun berjalan telah menyerap sebanyak 1.553.481, 71 ton Gabah Kering Panen (GKP) milik petani. GKP sebanyak 1,5 juta ton ini disuplai dari 21.968 petani.
"Dari total pengadaan tersebut, 1,5 juta tonnya kita lakukan pengadaan dalam bentuk Gabah Kering Panen (GKP) langsung dari petani," ungkapnya.
Ia menambahkan, dengan total penyerapan beras dalam negeri tersebut, jumlah stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang sudah Bulog kelola saat ini sudah mencapai 2,77 juta ton.
Selain itu, stok beras komersial yang dimiliki Bulog di saat yang sama sudah ada sebanyak 40.628 ton. Artinya, total keseluruhan stok beras yang dimiliki Bulog sampai saat ini sebanyak 2.816.017 ton.
Epi menegaskan, stok-stok beras yang dimiliki Bulog saat ini pun siap untuk didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia, baik dalam bentuk penyaluran bantuan pangan maupun beras SPHP.
Dia juga mengimbau kepada seluruh kepala daerah untuk menyosialisasikan perbedaan kualitas stok CBP dari yang sebelumnya menggunakan standar beras eks impor atau
broken 5%. Adapun pengadaan CBP dalam negeri saat ini, Bulog menggunakan kadar
broken 25%.
"Jadi kita membutuhkan adanya sosialisasi perubahan kualitas tersebut," jelasnya.
Baca Juga: Ditugasi Serap 3 Juta Ton Beras, Bulog Akui Butuh Biaya Rp57 TriliunLebih lanjut, Epi mengaku pihaknya telah menyalurkan beras SPHP selama Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri 2025 sebanyak 80.171 ton atau 53,45% dari pagu.
Berdasarkan pantauan panel harga pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), per 21 April 2025, harga beras SPHP secara nasional tercatat masih sedikit di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp12.618/kg atau 0,94% dari HET Rp12.500/kg.
Sementara stok beras terbesar yang dimiliki Bulog tercatat ada di kantor wilayah (Kanwil) Jawa Timur sebanyak 626.056 ton, Kanwil Jawa Barat sebesar 386.502 ton, serta Kanwil Sulawesi Selatan dan Barat sebanyak 368.728 ton.
Lalu, Kanwil DKI Jakarta sebanyak 338.162 ton, Kanwil Jawa Tengah sebanyak 210.856 ton, Kanwil DI Yogyakarta sebanyak 122.974 ton, Kanwil Aceh sebanyak 99.330 ton, dan Kanwil Lampung sebanyak 94.727 ton.
Berikutnya, stok terbesar ada di Kanwil NTB sebesar 87.313 ton, Kanwil Sumatra Selatan sebanyak 73.244 ton, Kanwil Sumatra Utara sebanyak 63.108 ton, dam Kanwil Papua sebesar 42.021 ton.