12 September 2025
20:40 WIB
Dapat Injeksi Dana Rp10 T, BSI: Perkuat Likuiditas Yang Ketat
BSI menyambut baik rencana pemerintah yang akan mengucurkan dana kepada perseroan sebesar Rp10 triliun. Sehingga memperkuat likuiditas BSI dan mendorong ekspansi pembiayaan ke sektor riil.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Khairul Kahfi
JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI menyambut baik rencana pemerintah yang akan mengucurkan dana sebesar Rp200 triliun kepada lima bank milik negara. BSI berharap, kebijakan ini dapat memperkuat likuiditas bank dan mendorong ekspansi pembiayaan ke sektor riil.
"Kami mengapresiasi rencana pemerintah melalui Kementerian Keuangan untuk menempatkan dana di perbankan. Hal ini dapat memperkuat likuiditas di tengah market yang sangat ketat," kata Corporate Secretary BSI Wisnu Sunandar kepada Validnews, Jakarta, Jumat (12/9).
Baca Juga: BRI Terima Rp55 Triliun, Janji Salurkan Kredit Hati-hati
Lebih lanjut, Wisnu memastikan, dana yang diterima perseroan ini akan dikembalikan kepada rakyat dalam bentuk fasilitas pembiayaan melalui bank. Sehingga, langkah ini dapat berdampak pada peningkatan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
"Sebagai bank yang juga mendapat amanah men-support program pemerintah seperti Koperasi Desa Merah Putih, penyaluran rumah bersubsidi, dan program Makan Bergizi Gratis, tentu dana ini akan kembali kepada rakyat dalam bentuk fasilitas pembiayaan melalui bank," jelas dia.
Sekadar informasi, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) membukukan laba bersih Rp1,87 triliun pada kuartal I/2025 atau tumbuh 10,05% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Kinerja positif ini juga sejalan dengan perolehan fee based income BSI yang tumbuh double digit hingga 39,3% (yoy) menjadi Rp1,71 triliun.
Aset BSI tercatat tumbuh 12,01% (yoy) menjadi Rp401 triliun per akhir Maret 2025. Pada periode tiga bulan pertama tahun ini, BSI menyalurkan pembiayaan Rp287 triliun atau tumbuh 16,21% (yoy), dengan pembiaayaan bermasalah (NPF) gross berkisar 1,88%.
Baca Juga: Airlangga-Purbaya Umumkan Rancangan Paket Stimulus Ekonomi Jelang Akhir Tahun
Dari jumlah pembiayaan tersebut, sebesar 54,56% merupakan pembiayaan konsumer dengan produk pembiayaan berupa pembiayaan pemilikan rumah (griya), pembiayaan kepemilikan kendaraan, pembiayaan berbasis payroll baik pegawai negeri dan swasta, pembiayaan kepada pensiun, serta cicil dan gadai emas.
"Sejauh ini kinerja BSI solid dan sustain. Hingga Mei 2025, BSI masih dapat menumbuhkan pembiayaan dobel digit," ungkap dia.
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengumumkan detail pembagian dana injeksi Rp200 triliun untuk perbankan, yang disalurkan ke sebanyak lima bank nasional, terdiri dari Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, dan BSI.
Dari kelima bank tersebut, Bank Mandiri, BNI, dan BRI mendapatkan porsi paling besar, yakni masing-masing senilai Rp55 triliun. Lalu, BTN yang mendapat injeksi senilai Rp25 triliun dan BSI Rp10 triliun.