c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

30 September 2025

19:22 WIB

Danantara Indonesia Beberkan Kebutuhan Investasi Untuk PLTSa

Kebutuhan investasi PLTSa mencapai Rp2 triliun-Rp3 triliun untuk mengolah 1.000 ton sampah per hari.

Penulis: Yoseph Krishna

<p id="isPasted">Danantara Indonesia Beberkan Kebutuhan Investasi Untuk PLTSa</p>
<p id="isPasted">Danantara Indonesia Beberkan Kebutuhan Investasi Untuk PLTSa</p>

Petugas melakukan pengawasan di sekitar lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Putri Cempo saat kunjungan kerja Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq di Solo, Jawa Tengah, Jumat (18/4/2025). Antara Foto/Maulana Surya

JAKARTA - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) tengah bersiap untuk menyuntikkan investasi pada proyek pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) dalam program Waste to Energy.

Managing Director Investment Danantara Indonesia Stefanus Ade Hadiwidjaja mengatakan persiapan terus dilakukan oleh Danantara Indonesia sebelum mengeksekusi proyek PLTSa. Kajian yang dilakukan termasuk soal keperluan investasi.

Berdasarkan kajian awal, Danantara Indonesia memproyeksi butuh investasi sekitar Rp2 triliun-Rp3 triliun untuk mengelola PLTSa berkapasitas 1.000 ton sampah per hari. Stefanus mengatakan nilai itu termasuk untuk infrastruktur pendukung.

"Budgetnya bisa cukup luas, mungkin untuk 1.000 ton kira-kira antara Rp2 triliun-Rp3 triliun total investasinya, termasuk untuk infrastruktur pendukungnya," ucap Stefanus dalam konferensi pers Rakornas Waste to Energy di Wisma Danantara, Selasa (30/9).

Baca Juga: Pembiayaan Danantara Dalam Waste To Energi Jadi Solusi Atasi Krisis Sampah

Karena itu dalam beberapa bulan terakhir, Danantara Indonesia terus bersiap mengeksekusi proyek PLTSa. Termasuk, melakukan benchmarking dengan berbagai penyedia teknologi dari berbagai negara.

"Karena kita tahu di banyak negara, masalah sampah ini boleh dibilang paling banyak dipakai adalah teknologi waste to energy, insenerator, jadi dibakar (sampah)," jelas dia.

Stefanus mengakui, Danantara Indonesia tak bisa sendirian dalam menggarap proyek tersebut. Sehingga, Danantara Indonesia bakal menggelar tender atau memilih partner secara terbuka.

Ditegaskannya, Danantara Indonesia akan mengundang seluruh mitra potensial, termasuk penyedia teknologi dalam dan luar negeri. Tak terkecuali, ialah pemerintah daerah (pemda) dan badan usaha milik daerah (BUMD) bakal diajak untuk menyukseskan proyek PLTSa.

"Pada akhirnya kita akan melakukan pemilihan, mana partner yang yang paling tepat dan paling optimal. Karena tujuannya bukan sekadar mencari untung, tapi pembersihan lingkungan dan mengurangi masalah darurat sampah," sambung Stefanus.

Dia juga menyebut Waste to Energy merupakan program kolaborasi bersama Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Dalam Negeri, serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Baca Juga: Prabowo Minta Program Waste to Energy Rampung 18 Bulan

Danantara Indonesia dalam hal ini mengambil peran dalam pencarian mitra teknologi yang tepat untuk membangun PLTSa di tanah air. Nantinya, listrik yang dihasilkan dari PLTSa bakal diserap oleh PT PLN yang notabene berada dalam naungan Danantara Indonesia.

Di samping mengatasi masalah persampahan, Stefanus optimis proyek-proyek PLTSa juga bisa menjadi senjata penciptaan lapangan kerja. Hitung-hitungan kasar dari Danantara Indonesia, bakal ada sekitar 500-1.000 pekerja yang diperlukan untuk konstruksi PLTSa.

"Belum juga multiplier-nya, karena begitu ada konstruksi itu terjadi kan ada multiplier effect dari penciptaan tenaga kerja di luar itu. Pembangunannya butuh 18-24 bulan, pasti kita akan meng-hire orang yang menjalankan dan mengoperasikan, itu ada multiplier effect-nya lagi," jabar Stefanus Ade Hadiwidjaja.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar