c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

16 Oktober 2025

18:53 WIB

CNGR Siap Operasikan Pabrik Prekursor Di Kalsel Akhir Tahun Ini

Tertunda sejak 2021 akibat IRA, CNGR Indonesia akhirnya bakal mengoperasikan pabrik prekursor di KEK Setangga pada Desember 2025.

Penulis: Yoseph Krishna

<p id="isPasted">CNGR Siap Operasikan Pabrik Prekursor Di Kalsel Akhir Tahun Ini</p>
<p id="isPasted">CNGR Siap Operasikan Pabrik Prekursor Di Kalsel Akhir Tahun Ini</p>

Direktur Eksternal Relation CNGR Indonesia Magdalena Veronika dalam sebuah sesi diskusi Minerba Convex 2025, Kamis (16/10). ValidNewsID/Yoseph Krishna

JAKARTA - CNGR Indonesia berencana untuk mengoperasikan pabrik prekursor di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Setangga, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan pada Desember 2025 mendatang.

"Tahun ini, CNGR akan mengoperasi untuk prekursor itu di Indonesia nanti Desember 2025, itu di KEK Setangga. Tidak di JIIPE, tapi di Setangga," ucap Direktur Eksternal Relation CNGR Indonesia Magdalena Veronika dalam sebuah sesi diskusi Minerba Convex 2025, Kamis (16/10).

Mulanya, perusahaan yang berkantor pusat di Tiongkok itu berencana meresmikan dan mengoperasikan pabrik prekursor di Indonesia pada tahun 2021 silam. Tapi kala itu, CNGR terhambat oleh terbitnya kebijakan Inflation Reduction Act (IRA) oleh Pemerintah Amerika Serikat.

Baca Juga: CNGR Sebut Harga Nikel RI Lebih Kompetitif Dibandingkan Australia

Kebijakan tersebut jadi salah satu alasan CNGR menunda pengoperasian pabrik prekursor di Tanah Borneo. Lewat IRA, Negeri Paman Sam melakukan limitasi perdagangan dari produk-produk China, Rusia, hingga Korea Utara.

"Jadi, diharuskan yang bisa mensuplai EV itu adalah negara yang ada FPA, lalu non-China, non-Rusia, dan non-Korea Utara, seperti itu sehingga terjad restriksi atau limitasi," sambung Magdalena.

Jika perusahaan memaksa mengoperasikan pabrik prekursor kala itu, produk yang dihasilkan sulit untuk terjual. Wajar saja, saat itu pasar EV bisa dibilang masih terpusat di Amerika Serikat.

Tetapi seiring berjalannya waktu, pasar kendaraan listrik terus berkembang dan pelaku industri tak perlu lagi bergantung pada pasar di Amerika Serikat untuk menjual produk mereka yang berkaitan dengan komponen EV.

Terlebih, saat ini teknologi pengolahan atau pemurnian material bahan baku baterai kendaraan listrik juga terus berkembang. Magdalena meyakini saat ini Asia menjadi kawasan dengan teknologi pengolahan paling advance dan tidak bisa dikalahkan oleh regional manapun.

"Seiring berjalannya market kita melihat, lalu untuk teknologi khususnya yang saya sampaikan di nikel dalam hal advance material itu tidak ada yang lebih maju daripada Asia. Makanya, sekolah metalurgi yang paling top di dunia itu adanya di Tiongkok," jabarnya.

Sebagai informasi, penetapan KEK Setangga dilakukan oleh Presiden RI ke-7 Joko Widodo pada Juni 2024 lalu. Kawasan seluas 668,3 hektare itu ditargetkan bisa menyerap investasi hingga Rp67,69 triliun.

Baca Juga: Hilirisasi Nikel: Menambang Potensi, Perkuat Industri

Rencananya, KEK Setangga bakal dikembangkan pada kegiatan industri smelter, biodiesel dan refinery, serta industri fraksinasi untuk mendorong produksi minyak goreng, sawit, industri besi, industri karet, sampai industri kemasan.

KEK Setangga sendiri mulanya diusulkan oleh PT Dua Samudera Perkasa, perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, transportasi udara, serta infrastruktur dan manufaktur.

Sampai tahun 2053, KEK Setangga diharapkan bisa menyerap lapangan kerja untuk 78.999 orang dan bisa mendongkrak nilai tambah pertambangan maupun perkebunan dan kehutanan lewat proyek hilirisasi.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar