28 Desember 2023
19:35 WIB
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
JAKARTA - Belakangan, nama Hamish Daud menjadi sorotan netizen Indonesia di berbagai media sosial lantaran perusahaan tempat dia bekerja belum membayarkan gaji karyawannya selama lima bulan.
Kepada Validnews, CEO Octopus Moehammad Ichsan buka suara. Ia mengakui telah mengetahui isu yang beredar soal permasalahan gaji dan seringkali dikaitkan dengan Hamish Daud.
Ia bilang, rekannya tersebut tidak ada kaitannya sama sekali dengan penggajian yang tertunda ini, walaupun sama-sama petinggi perusahaan.
"Peran Hamish di perusahaan adalah CMO dan Hamish bertanggung jawab untuk aktivitas marketing serta menarik minat masyarakat untuk melakukan daur ulang. Jadi masalah gaji ini tidak bisa disangkut pautkan dengan Hamish Daud," kata dia, Kamis (28/12).
Ia menjelaskan, alasan goyahnya perusahaan yang dipimpinnya ini karena tahun 2023 merupakan tahun yang berat untuk jenis bisnis startup. Demikian juga dengan Octopus.
"Kami berusaha untuk masuk ke industri baru dan mencoba sesuatu hal yang baru untuk lingkungan dan juga masyarakat Indonesia. Itu bukan sesuatu yang mudah tapi kami berhasil membangun suatu yang berarti untuk Indonesia," jelas dia.
Baca Juga: Octopus Perluas Bisnis Daur Ulang Sampah Ke Depok, Bogor Dan Bekasi
Sebagai pemimpin perusahaan, ia berkomitmen akan melakukan kewajiban sebagai perusahaan sesuai dengan UU Ketenagakerjaan.
Untuk itu ia menegaskan masalah gaji adalah tanggung jawab dirinya sebagai CEO serta para pemegang mayoritas saham.
"Kami sedang menginvestigasi masalah ini dan akan menyelesaikan secepatnya sebagaimana layaknya. Saya selalu berada di sisi para pelestari dan karyawan Octopus untuk mendapatkan haknya," tegasnya.
Melansir dari laman media sosial Instagram @ecommurz, disebutkan Octopus, baru-baru ini menarik perhatian karena tidak membayar gaji karyawannya selama berbulan-bulan, dan beberapa laporan mengenai gaji yang belum dibayar sudah ada sejak 5 bulan yang lalu.
Di tengah permasalahan upah yang belum dibayarkan, para pekerja juga mengungkapkan bahwa tunjangan penting, termasuk BPJS, tidak dapat diakses dalam beberapa bulan terakhir.
Meskipun mereka aktif memperbarui konten pemasaran mereka secara online, Octopus dilaporkan telah menghentikan operasinya di berbagai kota secara tidak terduga, tanpa pemberitahuan sebelumnya. Pengguna telah membuat laporan, namun perusahaan belum menanggapi permintaan penjemputan selama beberapa bulan.
Baca Juga: Octopus Berhasil Ikut Google for Startups Circular Economy Accelerator
Sebagai informasi, Octopus sendiri merupakan platform sirkular ekonomi yang membantu produsen untuk melacak dan mengumpulkan sampah bekas pakai agar tidak berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA).
Octopus saat ini beroperasi di beberapa wilayah di Indonesia seperti Makassar, Denpasar, Badung, Gianyar, Jakarta, Bandung, Cimahi, Bandung Barat, Bekasi, Tangerang Selatan, Depok, dan Kota Bogor.
Pada tahun 2022 lalu Octopus mengumumkan raihan modal senilai US$5 juta (sekitar Rp74,8 miliar) dalam pendanaan yang dipimpin Openspace dan SOSV. Sejumlah investor angel dari dalam dan luar negeri juga berpartisipasi.
Octopus menjelaskan, dana segar tersebut dimanfaatkan untuk memperkuat ekosistem serta ekspansi layanan dalam platformnya. Startup ini di tahun 2024 menargetkan mampu menggaet lebih dari 100 ribu pengumpul sampah dan 1 juta pengguna dari berbagai kota di Indonesia.