c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

24 Februari 2023

16:30 WIB

Octopus Perluas Bisnis Daur Ulang Sampah Ke Depok, Bogor Dan Bekasi

Layanan Octopus, saat ini menjangkau Jakarta, Tangsel, Bandung, Bogor, Depok, Bekasi, Bali, dan Makassar. Dengan 200 ribu-an pengguna, Octopus bekerja sama dengan 8.000 bank sampah dan 23.000 pemulung

Octopus Perluas Bisnis Daur Ulang Sampah Ke Depok, Bogor Dan Bekasi
Octopus Perluas Bisnis Daur Ulang Sampah Ke Depok, Bogor Dan Bekasi
Bangunan Octopoint, lokasi pengumpulan sampah pertama yang didirikan Octopus di Bandung, Jawa Barat. dok.Octopus

JAKARTA - Perusahaan teknologi yang memberikan layanan daur ulang sampah, Octopus, memperluas wilayah operasional mereka ke wilayah Depok, Bogor dan Bekasi, Jawa Barat.

Octopus bekerja sama dengan Pemerintah Jawa Barat untuk mengurangi sampah di tempat pembuangan Akhir. Sebelum di ketiga kota terbaru, layanan Octopus sudah beroperasi di Kota Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat. 

"Kami sangat bangga dengan menjadi mitra strategis Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Harapan kami dengan hadirnya Octopus di Bogor, Depok dan Bekasi dapat mengedukasi warga untuk menerapkan gaya hidup memilah dan mendaur ulang sampah rumah tangga dengan mudah menggunakan aplikasi Octopus," kata pendiri dan CEO Octopus Moehammad Ichsan dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Jumat (24/2). 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat Prima Mayaningtyas, dalam kesempatan yang sama mengatakan, kerja sama ini diharapkan bisa meningkatkan partisipasi masyarakat untuk memilah sampah.

"Kami berharap melalui kerja sama antara Octopus dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat ini dapat meningkatkan partisipasi masyarakat untuk memilah dan mengolah sampah dari rumah sebagai upaya mengurangi timbunan sampah ke TPA," kata Prima.

Data Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat, yang dikutip Octopus menunjukkan, pencemaran tertinggi di provinsi itu berasal dari 60% sampah domestik. Produksi sampah per hari bisa mencapai 25.000 ton dengan komposisi 60% sampah organik dan 40% sampah anorganik.

Untuk diketahui, layanan Octopus, yang tersedia dalam aplikasi Android dan iOS, saat ini menjangkau Jakarta, Tangerang Selatan, Bandung, Bogor, Depok, Bekasi, Bali, dan Makassar. Platform itu memiliki hampir 200.000 pengguna, mereka juga bekerja sama dengan sekitar 8.000 bank sampah dan 23.000 pemulung. 


Gandeng Xiomi
Tahun kemarin, Octopus berkolaborasi dengan Xiaomi meluncurkan inisiatif pengelolaan daur ulang sampah elektronik.
 
“Kami sadar tentang kewajiban untuk lebih ramah lingkungan. Oleh karena itu, inisiatif ini menjadi sebuah gerakan kesadaran bersama Xiaomi Fans dan konsumen kami untuk menghadirkan manfaat bagi lebih banyak orang melalui inovasi dan kolaborasi," kata Country Director Xiaomi Indonesia Wentao Zhao kala itu.

Ichsan kala itu menyebut, mulai bulan Juli mendatang masyarakat umum dapat berpartisipasi mendaur ulang sampah elektronik berukuran kecil, dengan mendatangi Xiaomi Store terpilih di Jakarta dan mengunduh aplikasi Octopus. 

Setelah melakukan drop-off sampah elektronik, nantinya konsumen akan mendapatkan poin di aplikasi yang dapat digunakan untuk menikmati berbagai promo menarik.
 
Adapun 10 lokasi Xiaomi Store yang menjadi drop-off point Octopus di Jakarta adalah Aeon Jakarta Garden City, Mall Kelapa Gading, Mall Artha Gading, Mall Emporium Pluit, Lippo Mall St. Moritz, Central Park, ITC Roxy Mas, Kota Kasablanka, Gandaria City dan Mall Pondok Indah.

Sampah elektronik tersebut secara berkala akan diambil oleh pelestari Octopus untuk kemudian diserahkan kepada pengusaha pengolah sampah dan diproses. Untuk kemudian dimanfaatkan menjadi sumber energi terbarukan sehingga tidak sampai ke Tempat Pembuangan Akhir.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan, aplikasi Octopus untuk penanganan persoalan sampah dengan pendekatan kelestarian lingkungan melalui komunitas para pelestari, menjadi hal yang sangat baik. Khususnya dalam mempercepat penanganan sampah sekaligus mendukung dalam menekan angka kemiskinan ekstrem.
 
"Kami pemerintah sudah berupaya menekan angka kemiskinan ekstrem. Karena itu, kalau saya lihat aplikasi atau ekosistem Octopus yang dengan pendekatan ekonomi sirkular, saya yakin masalah justru diselesaikan bisa lebih cepat," ujar Teten saat menghadiri peluncuran Octopus di M Bloc, Jakarta, lewat keterangan resmi, Kamis.
 
Pendekatan ekonomi sirkular merupakan upaya pelaku ekonomi menjaga sumber daya yang dipakai, menggali nilai maksimum dari penggunaan, kemudian memulihkan dan meregenerasi produk.
 
Hal tersebut sesuai dengan ekosistem Octopus, yakni aplikasi yang menghubungkan pengguna di tingkatan rumah tangga dengan sekitar 9 ribu pelestari sampah hingga industri daur ulang limbah plastik dan limbah rumah tangga.
 
"Jadi ini bisa menyelesaikan masalah sampah sekaligus bisa menyediakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan ini saya kira merupakan satu konsep ekonomi sirkular yang sangat penting. Saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya," ungkap Menkop.
 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar