07 Agustus 2025
14:03 WIB
Cadev Juli Menyusut US$600 Juta Jadi US$152 M, BI: Masih Aman
BI melaporkan cadev Indonesia akhir Juli 2025 sebesar US$152 miliar. Jumlah ini menyusut US$600 juta dibandingkan posisi akhir Juni 2025 yang sebesar US$152,6 miliar.
Penulis: Siti Nur Arifa
Editor: Khairul Kahfi
Ilustrasi - Petugas mengecek uang tunai sebelum didistribusikan melalui kantor cabang dan mesin ATM di Pooling Cash Plaza Mandiri, Jakarta, Kamis (8/9/2022). Antara Foto/M Risyal Hidayat/foc/pri.
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa (cadev) Indonesia pada akhir Juli 2025 berada di angka US$152 miliar. Jumlah tersebut menyusut US$600 juta dibandingkan posisi akhir Juni 2025 yang sebesar US$152,6 miliar.
Sebelumnya, cadev Indonesia pada akhir Juni 2025 naik tipis dari Mei yang sebesar US$152,5 miliar. Meski devisa berkurang cukup signifikan, Bank Indonesia menilai posisi cadev Indonesia pada akhir Juni 2025 masih tetap tinggi.
"Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juli 2025 terjaga tetap tinggi sebesar US$152,0 miliar, meskipun sedikit turun dari posisi pada akhir Juni 2025 sebesar US$152,6 miliar," kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan resmi, Jakarta, Kamis (7/8).
Baca Juga: Cadangan Devisa RI Juni 2025 Meningkat Tipis Di US$152,6 M
BI mencatat, perubahan posisi cadangan devisa tersebut dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah.
Cadangan devisa Juli 2025 juga dinilai stabil sebagai respons Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.
"Posisi cadangan devisa pada akhir Juli 2025 setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," ujar Ramdan.
Bank Indonesia menyampaikan, cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Ke depan, Bank Indonesia memandang posisi cadangan devisa memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal sejalan dengan prospek ekspor yang tetap terjaga.
Selain itu, BI juga optimistis neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus, serta persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik dan imbal hasil investasi yang menarik.
"Bank Indonesia terus meningkatkan sinergi dengan pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," pungkas Ramdan.